Tokoh wayang Sengkuni tiba-tiba muncul menjadi perbincangan bersamaan pada acara silaturahmi masyarakat Jawa Kota Medan dengan Drs H Rahudman Harahap MM beserta keluarga di Rumah Dinas Wali Kota Medan Jalan Sudirman Medan, Jumat (5/7) malam.
Siapakah sebenarnya tokoh wayang Sengkuni, bagaimana rekam jejaknya dalam meraih jabatan karir sebagai Patih Kerajaan Hastinapura? Sengkuni adalah putra seorang raja dari negara Palasajenar dan pada masa mudanya bernama Harya Suman. Karena kakaknya Dewi Gendari menikah dengan Destarasta, kakak Pandu, maka Sengkuni alias Harya Suman memilih mengabdikan dirinya di Kerajaan Hastinapura. Destarastra sebenarnya putra sulung Raja Hastinapura, tetapi karena buta, maka Pandu, adiknya yang berhak naik tahta menjadi raja.
Tetapi Sengkuni adalah tipe politisi busuk yang bukan hanya mengincar jabatan patih, tetapi juga mencari jalan dengan segala cara agar Destarastra yang suami kakaknya itu bisa menduduki tahta. Hal itu hanya mungkin bisa bila dia melenyapkan Patih Gandamana dan Prabu Pandu.
Sebagai seorang suka menghasut, Sengkuni dengan akal busuknya berupaya dengan menghalalkan segala cara, seperti intrik, fitnah untuk menjatuhkan Patih Gandamana. Bagi orang Jawa tokoh-tokoh wayang adalah simbol budaya dari watak dan perilaku manusia yang bersifat universal yang berlaku di sepanjang alam dan jaman.
Seperti Patih Gandamana, Drs H Rahudman Harahap MM dirinya adalah korban fitnah. Dalam tragedi Rahudman, siapa rekan-rekannya yang dituduhnya sebagai Sengkuni ?
Tetapi filosofi wayang, yang berpendapat bahwa alam semesta dan Tuhan, akan selalu berpihak kepada para satria sejati pembela kebenaran dengan caranya sendiri. Dalam kasus Patih Gandamana yang menjadi korban fitnah dan tipudaya Patih Harya Sengkuni, akhirnya mendapat anugerah Dewa, mendapat pertolongan, selamat dan bisa kembali menduduki jabatan patih. “Kami siap di barisan depan untuk membela Pak Rahudman. Menyingkirkan Sengkuni-Sengkuni yang telah memfitnah Pak Rahudman,” ujar Sugito Hadi pada pidatonya mewakili pemuda Jawa yang hadir.
Menurut Sugito, sosok pemimpin seperti Rahudman belum ada duanya. Selama kepemimpinannya, Rahudman melihat apa yang dirasakan warga, dan telah banyak melakukan perubahan. “Inilah pemimpin yang peduli dengan rakyatnya, mari kita dukung,” tegasnya.
Menurut Sugito, Rahudman adalah pemimpin yang cermat dan tepat dalam pengabil keputusan. “Mudah mudahan orang-orang yang ingin mencari-cari kesalahan dan menzalimi Pak Wali di balas azab oleh Allah, “tegasnya.
Dalam silaturahim ini, mereka mendoakan Rahudman agar tabah tetap tegar menghadapi masalah ini. “Saya yakin Allah akan memberikan yang terbaik bagi Pak Rahudman untuk memimpin kembali Kota Medan sampai priode berikutnya,” harapnya disambut tepuk tangan yang hadir.
Ketua Dewan Kota Afifudin Lubis mengatakan, saat ini Rahudman sedang difitnah, ada orang-orang yang terus menghasut agar menjauh dari Rahudman.
“Kita dengan semangat Hastinapura siap membantu Pak Rahudman untuk menyingkirkan Sengkuni-Sengkuni yang melakukan fitnah terhadap Pak Rahudman,” tegas Afifuddin.
Ia sebagai orang Tapanuli Selatan sangat terharu mendengarnya pidato yang mewakili tokoh sesepuh Jawa Ki Gondo, pemuda Jawa tadi. “Mari kita dukung Pak Rahudman untuk menyingkirkan Sengkuni-Sengkuni. Mari kita dukung agar memimpin kota ini kembali,” tegas Afifuddin.
Dalam acara itu, Drs H Rahudman Harahap diberi upah-upah dan nasi tumpeng bersama istri Hj Yusra Siregar oleh ratusan warga Jawa Kota Medan. Hadir juga putra Rahudman, Dedi Putra Harahap, Camat Medan Marelan, dan sejumlah pejabat di jajaran Pemko Medan. (dya)