Wali Kota Buka Festival Budaya Melayu Agung
Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM membuka Festival Budaya Melayu Agung (FBMA) 2012 di Lapangan Merdeka Medan, Jumat (6/7) malam. Festival ini dapat membawa pesan-pesan kebudayaan yang kuat, sehingga even ini ikut membantu pembentukan masyarakat yang cerdas,
berbudaya serta berkarakter kuat.
Pembukaan FBMA ditandai dengan pemukulan gendang Melayu oleh Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM bersama Sri Sultan Hamengkubuwono X yang juga Gubernur DI Yogyakarta, Wakil Wali Kota Medan Drs H Dzulmi Eldin MSi, Sekda Medan Ir Syaiful Bahri, Ketua DPRD Sumut Saleh Bangun, Ketua DPRD Medan Amiruddin, Ketua Pengadilan Negeri Medan Erwin Mangatas Malau SH MH serta Sultan Deli Tuanku Lukman Jiji Perkasa Alam.
Acara pembukaan itu turut dihadiri unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Sumatera Utara dan Kota Medan, Ketua TP PKK Kota Medan Hj Yusra Siregar, raja/sultan se-nusantara, unsur pimpinan SKPD di lingkungan Pemko Medan, camat dan lurah se-Kota Medan, stake holder bidang pariwisata Kota Medan serta undangan lainnya.
Wali Kota Medan memandang, FBMA digelar sebagai bagian penting dari pembangunan karakter. Untuk itu, atas nama Pemko Medan, wali kota menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada penggagas, serta seluruh panitia atas pelaksanaan FBAM.
Selanjutnya, Walikota mengungkapkan Kota Medan sering disebut sebagai rangkaian pernak-pernik mutu manikam khatulistiwa karena diberkahi dengan beragam budaya yang penuh warna-warni dan menyatu indah dalam budaya besar, budaya nusantara yang harmonis dan saling mengisi.
“Saya ingin menekankan, mari menghargai budaya sendiri. Saudara-saudara adalah pernak-pernik mutu manikam tersebut, yang menjadi pelaku apresiatif terhadap kelestarian budaya kita,” kata Rahudman.
Lebih jauh, Rahudman memaparkan, Kota Medan merupakan kota yang kaya akan etnis dan budaya, sehingga sering juga disebut sebagai kota multikulturisme. Di kota ini, pluralisme budaya yang dimiliki memberikan keragaman adat-budaya, bahasa sampai makanan. Selain itu ibukota provinsi Sumatera Utara ini tidak terlepas dari akar budaya Melayu yang agung, sebagai satu dari sekian banyak budaya yang terdapat di Kota Medan.
“Semuanya itu merupakan wujud manifestasi kebudayaan. Bagaimana perubahan zaman dan derasnya arus informasi yang kita terima dapat tetap selaras dengan karakter kebudayaan yang bersumber kearifan lokal yang dimiliki,” ungkapnya.
Untuk itu dia berharap agar FBMA dapat membawa pesan-pesan kebudayaan yang kuat. “Dengan demikian even ini ikut membantu pembentukan masyarakat yang cerdas, berubadaya serta berkarakter kuat,” harapnya.
Even berlangsung mulai 6-10 Juli ini akan menampilkan sejumlah kegiatan menarik berupa pameran, festival/perlombaan, pagelaran, seminar budaya Melayu dan kirab budaya Melayu. Di samping itu, FBMA ini juga memecahkan rekor MURI. (gus)