Wali Kota Harap Ulama Dukung Pembangunan
Peran Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan sebagai lembaga yang menghubungkan antara ulama dengan umarah (pemerintah). Jadi, MUI diharapkan bisa memberikan informasi kepada ulama tentang berbagai langkah-langkah program pembangunan di Kota Medan.
Mewujudkan Kota Medan menjadi kota bermartabat dan religius diperlukan satu suara dari ulama untuk berbicara tentang pembangunan dan peran serta masyarakat terhadap lingkungannya.
Demikian disampaikan Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM dalam acara buka puasa bersama dengan para alim ulama se-Kota Medan di Kantor MUI Kota Medan, Selasa (7/8).
Rahudman menyebutkan, peran ulama sangat penting untuk menyebarkan pembangunan Kota Medan dari berbagai bidang, mulai bidang social, pendidikan, infrastruktur, kesehatan dan keagamaan serta pemerintahan.
“Apabila para ulama sudah mau berbicara tentang pembangunan dan peran serta masyarakat, maka apa yang menjadi keinginan untuk menjadikan Kota Medan bermartabat dan religius bisa terwujud,” katanya.
Dia mengaku, selaku pemerintah, senantiasa dinilai masyarakat. Karenanya, MUI bersama-sama dengan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kota Medan diajak untuk terus bersinergi melakukan percepatan pembangunan di ibukota provinsi Sumatera Utara ini.
“Hal ini penting untuk mewujudkan Kota Medan yang berdaya saing pada masa yang akan datang,” sebutnya.
Lebih lanjut, dia menyampaikan program pembangunan di Kota Medan bisa terlaksana dengan baik bila ada dukungan penuh dari masyarakat. Sehingga, untuk memposisikan pemerintah dekat kepada dengan masyarakat. Perlu dilakukan pertemuan intens dengan masyarakat.
“Saya sering mengunjungi masyarakat melalui program safari Jumat, Magrib dan Subuh,” ucapnya.
Selama ini, paparnya Pemko Medan dibawah kepemimpinannya rutin melaksanakan safari Jumat, Magrib, Subuh dan Safari Ramadan ke sejumlah kecamatan di Kota Medan. Tujuan dilaksanakannya kegiatan tersebut sebagai bagian untuk menyerap aspirasi masyarakat dan memperkuat silaturahim antara masyarakat dengan umarah.
Rahudman berkomitmen, program safari Jumat, Magrib dan Subuh serta Safari Ramadan tetap dipertahankan sepanjang kepemimpinannya. Karena dengan kegiatan itu sangat efektif mengetahui kondisi Kota Medan dan masyarakat juga sudah merasa seperti dilayani.
“Saya tetap berada di dekat masyarakat, karena masyarakat sudah mempercayakan saya sebagai Wali Kota Medan,” sebutnya.
Hadir pada kesempatan itu, Ketua DPRD Medan Drs Amiruddin, Kepala Kementerian Agama Kota Medan H Iwan Zulhami SH MAP, Ketua MUI Kota Medan Prof Dr M Hatta, ulama serta undangan lainnya. (gus)
Tingkatkan Kualitas Agama di Tengah Masyarakat
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan Prof Dr M Hatta MA mengungkapkan, buka puasa merupakan kegiatan rutin yang digelar setiap tahunnya pada bulan suci Ramadan. Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian untuk memperkuat tali silaturahim diantara para ulama dan meningkatkan kualitas agama di tengah masyarakat.
Pada pertemuan yang relatif singkat dalam agenda buka puasa bersama, Hatta berpendapat, pertemuan bukan menghalangi waktu singkat, tapi kualitas pertemuan yang digelar.
Dia menyampaikan, setelah ulama melaksanakan safari Ramadan di sejumlah masjid, yang ada di Kota Medan. Salah satu yang ingin disampaikan ulama kepada pemerintah adalah keinginan masyarakat dalam upaya peningkatan kualitas beragama di kalangan masyarakat Kota Medan.
Salah satu diantaranya, Hatta menyebutkan, perlindungan terhadap umat Islam sendiri, khususnya masalah makanan, minuman, obat-obatan dan alat-alat kosmetika yang pada saat ini banyak beredar di tengah masyarakat melanggar prinsip-prinsip kehalalan dan kethoiyiban.
“Jadi dalam pertemuan-pertemuan dengan pemeintah, langsung disampaikan bagaimana harapan dan aspirasi masyarakat. Dengan demikian tercipta sebuah kerja sama, perhatian dan kemudian bersama-sama menjadikan Kota Medan yang baik dan kondusif,”ucapnya.
Hal lainnya, Hatta berpendapat, kondisi lainnya adalah pada penertiban makanan dan minuman, selayaknya lebih rutin dilaksanakan sebagai bagian untuk mengontrol kesehatan, dan kehalalan makanan. Kemudian diberikan sanksi tegas setiap lembaga yang melanggar sebagai bagian untuk memberikan efek jera. (gus)