27 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Pasar Induk Tuntungan Jadi Urat Nadi Perekonomian

Janji Wali Kota Medan untuk membangun Pasar Induk Tuntungan di Kelurahan Lau Chi, Kecamatan Medan Tuntungan, kini terbukti. Seluruh bangunan maupun fasilitas pendukung telah rampung dikerjakan.  Hanya tinggal infrastruktur  jalan menuju sampai Simpang Selayang  yang belum sepenuhnya bisa tembus dilalui.

RAMPUNG:Bangunan  Pasar Induk Tuntungan  Kelurahan Lau Chi, Kecamatan Medan Tuntungan telah rampung dikerjakan.//foto-foto:redianto/sumut pos
RAMPUNG:Bangunan Pasar Induk Tuntungan di Kelurahan Lau Chi, Kecamatan Medan Tuntungan telah rampung dikerjakan.//foto-foto:redianto/sumut pos

Meski demikian apabila jalan menuju pintu masuk bisa diperlebar, maka pasar induk terbesar di Pulau Sumatera itu sudah dapat dioperasikan tahun ini.  Diharapkan pasar induk ini akan menjadi urat nadi perekonomian di ibukota provinsi Sumatera Utara.

Demikian dikatakan Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM di  lokasi Pasar Induk Tuntungan di  Jalan Bunga Turi , Kelurahan Lau Cih, Kecamatan Medan Tuntungan, Rabu (9/1), pagi.

Dalam peninjauan kemarin, Wali Kota didampingi  Sekda Kota Medan Ir Syaiful Bahri MM, Ketua Dewan Kota  Drs H Afifuddin Lubis, Kabag Humasy Budi Hariono SSTP MAP , Camat Medan Tuntungan Gelora Ginting serta  sejumlah pimpinan SKPD di lingkungan Pemko Medan.

Selain memiliki bangunan induk untuk grosir dan subgrosir, pasar induk yang dibangun sejak 2010 lalu ini juga dilengkapi bangunan perkantoran bagi pengusaha ekspor, kantin, masjid, tempat beristirahat supir dan sarana perbengkelan.  Tak hanya itu, juga dilengkapi fasilitas air bersih yang mampu menghasilkan 10 liter per detik dan mesin listrik sendiri berdaya 125 KVA.

Pembangunan Pasar Induk Tuntungan memiliki 1.150 grosir dan sub grosir dengan menelandana sekitar Rp59 miliar. “Kehadiran pasar induk ini dipastikan sangat membantu masyarakat. Meski grosir dan sub grosir disewakan, tapi nilainya terjangkau  masyarakat karena sistemnya berbeda dengan konsep revitalisasi pasar tradisional,” kata Rahudman.

Setelah diresmikan,  lanjut Rahudman, seluruh pedagang sayur dan buah yang selama ini jual-beli di Pasar Sentral akan dipindahkan ke Pasar Induk Tuntungan. Dengan demikian, 75 persen sampah hasil sayuran dan buah akan tertinggal di pasar induk. Sampah itu selanjutnya akan ditempatkan di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang ada di lokasi dan langsung diolah menjadi pupuk organik.

Rahudman menambahkan, bangunan pasar induk dibangun di atas lahan seluas lebih kurang 8,5 hektar. Karenanya, sisa lahan akan digunakan untuk membangunan terminal bus, tempat pendinginan sayur, buah untuk ekspor serta bangunan pendukung lainnya.

Menurut Rahudman, bangunan pasar induk merupakan hasil perpaduan Pasar Induk Depok dengan Pasar Induk  Tanggerang yang ada di Pulau Jawa.

Tapi Pasar Induk Tuntungan akan lebih baik lagi dibanding dengan kedua pasar di Pulau Jawa itu. “Pengelolaan pasar induk akan kita serahkan kepada Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Medan untuk dikelola secara profesional sehingga menjadi urat nadi perekonomian di Kota Medan,” kata Rahudman.
Plt Kadis Perkim Kota Medan Ir Rizal Zulkarnain menjelaskan, untuk tahun anggaran 2013 pihaknya menganggarkan dana sekitar Rp200 juta untuk finishing Pasar Induk Tuntungan.

“Sejak dibangun mulai 2010 sampai  sekarang ini, dana yang digunakan untuk membangun sebesar Rp59 miliar.  Sedangkan tahun anggaran 2013 ini, kita hanya menganggarkan Rp200 juta untuk biaya finishing, sehingga Pasar Induk Tuntungan selesai secara keseluruhan,” jelas Rizal. (dya)

Janji Wali Kota Medan untuk membangun Pasar Induk Tuntungan di Kelurahan Lau Chi, Kecamatan Medan Tuntungan, kini terbukti. Seluruh bangunan maupun fasilitas pendukung telah rampung dikerjakan.  Hanya tinggal infrastruktur  jalan menuju sampai Simpang Selayang  yang belum sepenuhnya bisa tembus dilalui.

RAMPUNG:Bangunan  Pasar Induk Tuntungan  Kelurahan Lau Chi, Kecamatan Medan Tuntungan telah rampung dikerjakan.//foto-foto:redianto/sumut pos
RAMPUNG:Bangunan Pasar Induk Tuntungan di Kelurahan Lau Chi, Kecamatan Medan Tuntungan telah rampung dikerjakan.//foto-foto:redianto/sumut pos

Meski demikian apabila jalan menuju pintu masuk bisa diperlebar, maka pasar induk terbesar di Pulau Sumatera itu sudah dapat dioperasikan tahun ini.  Diharapkan pasar induk ini akan menjadi urat nadi perekonomian di ibukota provinsi Sumatera Utara.

Demikian dikatakan Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM di  lokasi Pasar Induk Tuntungan di  Jalan Bunga Turi , Kelurahan Lau Cih, Kecamatan Medan Tuntungan, Rabu (9/1), pagi.

Dalam peninjauan kemarin, Wali Kota didampingi  Sekda Kota Medan Ir Syaiful Bahri MM, Ketua Dewan Kota  Drs H Afifuddin Lubis, Kabag Humasy Budi Hariono SSTP MAP , Camat Medan Tuntungan Gelora Ginting serta  sejumlah pimpinan SKPD di lingkungan Pemko Medan.

Selain memiliki bangunan induk untuk grosir dan subgrosir, pasar induk yang dibangun sejak 2010 lalu ini juga dilengkapi bangunan perkantoran bagi pengusaha ekspor, kantin, masjid, tempat beristirahat supir dan sarana perbengkelan.  Tak hanya itu, juga dilengkapi fasilitas air bersih yang mampu menghasilkan 10 liter per detik dan mesin listrik sendiri berdaya 125 KVA.

Pembangunan Pasar Induk Tuntungan memiliki 1.150 grosir dan sub grosir dengan menelandana sekitar Rp59 miliar. “Kehadiran pasar induk ini dipastikan sangat membantu masyarakat. Meski grosir dan sub grosir disewakan, tapi nilainya terjangkau  masyarakat karena sistemnya berbeda dengan konsep revitalisasi pasar tradisional,” kata Rahudman.

Setelah diresmikan,  lanjut Rahudman, seluruh pedagang sayur dan buah yang selama ini jual-beli di Pasar Sentral akan dipindahkan ke Pasar Induk Tuntungan. Dengan demikian, 75 persen sampah hasil sayuran dan buah akan tertinggal di pasar induk. Sampah itu selanjutnya akan ditempatkan di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang ada di lokasi dan langsung diolah menjadi pupuk organik.

Rahudman menambahkan, bangunan pasar induk dibangun di atas lahan seluas lebih kurang 8,5 hektar. Karenanya, sisa lahan akan digunakan untuk membangunan terminal bus, tempat pendinginan sayur, buah untuk ekspor serta bangunan pendukung lainnya.

Menurut Rahudman, bangunan pasar induk merupakan hasil perpaduan Pasar Induk Depok dengan Pasar Induk  Tanggerang yang ada di Pulau Jawa.

Tapi Pasar Induk Tuntungan akan lebih baik lagi dibanding dengan kedua pasar di Pulau Jawa itu. “Pengelolaan pasar induk akan kita serahkan kepada Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Medan untuk dikelola secara profesional sehingga menjadi urat nadi perekonomian di Kota Medan,” kata Rahudman.
Plt Kadis Perkim Kota Medan Ir Rizal Zulkarnain menjelaskan, untuk tahun anggaran 2013 pihaknya menganggarkan dana sekitar Rp200 juta untuk finishing Pasar Induk Tuntungan.

“Sejak dibangun mulai 2010 sampai  sekarang ini, dana yang digunakan untuk membangun sebesar Rp59 miliar.  Sedangkan tahun anggaran 2013 ini, kita hanya menganggarkan Rp200 juta untuk biaya finishing, sehingga Pasar Induk Tuntungan selesai secara keseluruhan,” jelas Rizal. (dya)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/