Bulan Ramadan, memang menjadi momentnya akan peningkatan jumlah konsumsi. Untuk itu, peningkatan tersebut juga harus dikawal dengan pengawasan agar selalu sehat di konsumsi oleh masyarakat saat bulan Ramadan menjelang Idulfitri. Untuk itu inspeksi mendadak (sidak) dianggap penting.
Hal tersebutlah yang menjadi pedoman Dewan Pimpinan Daerah (DPD) RI bersama Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Medan melaksanakan inspeksi mendadak (sidak) ke Pusat Perbelanjaan Brastagi Jalan Gatot Subroto Medan, Kamis (18/7).
Dalam sidak tersebut, tidak ditemukan produk makanan atau minuman yang sudah kadaluarsa, kemasan rusak taupun tanpa izin edar. Meskipun begitu, DPD RI Prof. Damayanti Lubis dan Parlindungan Purba serta BBPOM Medan tetap mengimbau masyarakat untuk cerdas dalam memilih produk minuman dan makanan yang akan dikonsumsi.
“Dengan ini masyarakat selalu tetap berhati-hati, waspada dan cerdas dalam memilih produk makanan dan minuman. Artinya, harus jeli melihat tanggal kadaluarsa dan komposisi di dalam produk, karena ini menyangkut kesehatan kita,” kata Darmayanti.
Diakuinya, sidak ini tidak menemukan produk kadaluarsa, berbahaya atau lainnya, namun tadi kita lihat harga daging masih tinggi. “Sidak ini cukup penting apalagi menjelang lebaran ini. Ini mengantisipasi peredaran produk makanan dan minuman yang kadaluarsa. Untuk pemerintah, harus lah lebih melakukan pengawasan yang intensif, tidak hanya di supermarket tetapi di pasar-pasar tradisional,” ujarnya.
Kepala BBPOM Medan I Gde Nyoman Suandi mengatakan, BBPOM sudah melakukan pengawasan penganan menjelang puasa dan lebaran terhadap 12 sarana. “Dari 12 sarana itu tidak ditemukan produk pangan yang kadaluarsa, ilegal dan lainnya,” terangnya sembari mengatakan, terus melakukan pengawasan-pengawasan seluruh kota di Sumut.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga mengambil sampel pangan berbuka puasa sebanyak 72 item penganan sepanjang Ramadan.
Dari 72 item itu, 22 item sudah diperiksa di laboratorium dan hasilnya tidak ditemukan penganan buka berbuasa yang mengandung zat-zat berbahaya. “Namun kita imbau masyarakat tetap berhati-hati, ini menyangkut kesehatan kita sendiri,” tuturnya.
Sementara itu, Parlindungan Purba menambahkan, Sumut dari aspek distribusi produk makanan dan minuman sudah sangat bagus dan aspek impor sudah semakin berkurang. “Saya lihat disini, banyak produk-produk UKM yang dipasarkan di sini dan kenaikan harga tidak begitu menonjol,” katanya sembari meminta pemerintah untuk tetap memperhatikan pedagang-pedagang kecil sehingga keuntungan jelang lebaran juga dirasakan oleh pedagang kecil.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Medan masih meneliti sejumlah makanan di Ramadan fair yang diduga mengandung bahan pengawet seperti borax dan zat pewarna yang berbahaya jika dikonsumsi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Usma Polita mengatakan, pihaknya telah mengambil 10 sample makanan yang dijajakan pada 3 tempat Ramadan Fair, seperti di Taman Sri Deli, Martubung dan Cadika yang diduga mengandung bahan pengawet seperti mie, makanan, minuman dan kue.
Hingga kini, terdapat makanan yang tidak mengandung bahan berbahaya, namun ada juga makanan yang diduga mengandung zat pengawet. Jika nantinya terbukti para pedagang menggunakan bahan makanan berbahaya, maka akan segera ditindak dan diberi pembinaan. “Kita masih lakukan penelitian, jika terbukti akan kita proses lebih lanjut,” tegasnya, Kamis (18/7).
Lebih lanjut Usma mengatakan, sejauh ini, keseluruhan makanan yang dijajakan pedagang di Ramadan Fair dalam kondisi aman dan sehat. Begitupun mantan Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Medan ini mengimbau masyarakat untuk lebih jeli dalam memilih makanan dan menghindari makanan yang berwarna terlalu cerah ataupun makanan yang kenyal karena diduga mengandung zat pengawet.”Walaupun belum ada hasil dari penelitian yang kami lakukan, saya berharap masyarakat lebih berhati-hati setiap membeli makanan dan minuman,” jelas Usma kembali. (put)