29 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Pimpinan SKPD Jangan Sering ke Luar Kota

Seluruh pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), seperti kepala dinas (kadis), kepala badan (kaban) hingga camat dan kepala bagian (kabag) agar melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan jangan sampai ada keluhan masyarakat.

Demikian disampaikan Wali Kota Medan, Drs H Rahudman Harahap MM Hal saat menggelar Coffee Morning dengan Wartawan Unit Pemko Medan di Hotel Aryadutha Medan, Rabu (25/1), yang dihadiri seluruh kepala dinas dan camat se-Kota Medan.

Rahudman menyebutkan, ada laporan masyarakat yang menyatakan kepala dinas tidak berada di kantor dan terlalu sering ke luar kota. Dengan adanya keluhan masyarakat itu, dengan tegas, Rahudman menyatakan pimpinan SKPD di jajaran Pemko Medan setingkat kadis, kaban, camat maupun kabag dilarang melakukan perjalanan dinas ke luar kota.

Menurut dia, tujuannya agar pelayanan publik tidak terganggu. Kemudian, kadis atau pimpinan SKPD merupakan pejabat teknis yang dapat mengambil keputusan.

“Jangan lah sering-sering pergi ke luar kota. Kalau tidak betul-betul penting dan mendesak, apalagi tidak ada hubungannya dengan dinas, tidak usah ke luar kota,” kata Rahudman. didampingi Wakil Wali Kota HT Dzulmi Eldin dan Sekda Ir Syaiful Bahri Lubis.

Dalam acara coffee morning itu yang juga dihadiri staf ahli, dewan kota hingga kepala bagian Setdako Medan, Rahudman mengingatkan pejabat, jika hendak bepergian ke luar kota dan meninggalkan tugas di Kota Medan harus ada izin darinya. “Harus ada izin langsung dari wali kota,” cetusnya.
Disinggung mengenai kinerja sejumlah camat di Medan, wali kota mengeluhkan sulitnya melakukan kordinasi secara langsung dengan sejumlah camat karena sebagian nomor HP dan Handy Talky (HT) sering tidak aktif. “Nomor semua camat ada sama saya dan saluran HT, tapi saat dihubungi sering tidak aktif,” keluhnya.

Rahudman menjelaskan saat camat bersangkutan ditanyakannya langsung keesokan hari, banyak yang memberi alasan tidak masuk akal. Bahkan banyak alasan dari camat yang sebelumnya dihubunginya tersebut mengaku sedang di kamar mandi saat dihubungi Wali Kota.
Lebih lanjut, dia menegaskan, ada Kepling di Kecamatan Medan Denai yang diberhentikan karena terbukti berkonspirasi dengan pengembang perumahan dalam penebangan pohon di pinggir jalan.

“Sistem seperti itu tidak ada dalam kabinet saya. Makanya saya langsung tindak. Kepling itu langsung saya copot di Medan Denai, saya suruh camat yang proses itu,” tegasnya.

Pada tahun 2012 ini, Rahudman kembali mengingatkan jangan ada lagi pimpinan SKPD yang mengeluh karena sarana dan prasarana tidak lengkap. “Saya tidak mau dengan keluhan dari SKPD karena sudah dilengkapi semuanya,” ungkapnya.

Dia menerangkan, Pemko Medan sudah melengkapi mobil laboratorium untuk Dinas Kesehatan Kota Medan, dan untuk melakukan pengecekan di lapangan pada kualitas jajanan anak sekolah, mobil KTP dan pada 2012 ini tidak ada lagi jalan berlobang menuju Puskesmas.
Rahudman menegaskan seluruh SKPD, pelayanannya harus dimulai dari masyarakat sejak tingkat bawah hingga atas. Petugas juga harus memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat sesuai program Pemko Medan. Mengenai pimpinan SKPD yang merasa tak mampu menjalankan tugas, wali kota minta agar segera melapor ke dirinya.

“Biar tahu aku kalau tidak mampu, kubuat jadi staf ahli saja. Karena di Medan ini banyak staf ahli kita sekitar 5 orang, mungkin di Nias hanya 2 orang. Kebutuhan staf ahli itu tergantung pada jumlah penduduk dan tingkat tata pemerintahan. Staf ahli juga patut kita apresiasi karena mereka adalah senioran kita yang sudah paham mengenai permasalahan birokrasi dan staf ahli harus memberikan masukan pada Wali Kota,” paparnya.(adl)

Terapkan Try Out Online

Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Dr M Rajab Lubis MS mengatakan, program pendidikan ke depan harus lebih maju, dimulai dengan diterapkan program try out online terhadap siswa di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal yang sama juga akan diterapkan terhadap siswa Sekolah Dasar (SD), dimana program ini adalah untuk persiapan siswa menghadapi ujian nasional (UN) sehingga mereka lebih fokus menghadapinya.
Rajab berpendapat, dengan diterapkan program try out online diharapkan tidak ada lagi siswa yang stress, bahkan orang tua siswa tak ikut sibuk harus melakukan cara-cara di luar kewajaran agar anaknya dapat lulus seperti sebelumnya.

“Program pendidikan try out online baru pertama kali diterapkan di tanah air dan sudah diresmikan Wali Kota Drs H.Rahudman Harahap MM,” katanya.
Dia berharap agar para guru sebagai pendidik memiliki kemampuan sistem mengajar berbasis IT dan tidak gagap teknologi (gaptek) serta yang paling penting guru harus ikhlas dalam melaksanakan tugasnnya disertai kasih sayang, karena di sekolah itu ada hal yang paling berharga, yakni mendidik dan mengajar.

Lebih lanjut, dia menambahkan, guru harus memiliki rasa ikhlas melaksanakan tugas dan penuh kasih sayang dalam mendidik, tidak sebatas rutinitas melepas tugas supaya dapat meningkatkan harkat dan martabat guru. (adl)

Wujudkan Pelayanan Kesehatan Terbaik

Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan dr Edwin Effendi M Sc menyatakan sebanyak 22 rumah sakit sudah bergabung dan menjadi provider memberikan pelayanan peserta Jaminan Pelayanan Kesehatan Medan Sehat (JPKMS) di Medan. Di sisi lain, 22 rumah sakit terus dilakukan evaluasi agar bisa melayani secara maksimal seluruh peserta JPKMS.

“Dasar kegiatan kita sesuai RPJM, dimana di tahun 2012 ini menjadikannya sebagai acuan program termasuk juga MDGs itu acuan secara nasional. Selain kegiatan rutin, kriteria penerima JPKMS juga menjadi unggulan dan akan terus ditingkatkan. Sebagaimana jaminan pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin, itu sudah ada dan terus dimaksimalkan, sehingga semua masyarakat miskin terbantu,” katanya di sela-sela coffee morning dengan wartawan.

Dia mengatakan JPKMS saat ini semuanya sudah memenuhi seluruh masyarakat miskin. Apabila jumlah peserta JPKMS tahun 2011 lalu sebanyak 354.288 jiwa itu masih terdapat warga miskin yang belum terdaftar, maka tetap Dinas Kesehatan tetap melayaninya. JPKMS tidak ada target berapa jumlah peserta yang terdaftar dalam layanan melainkan warga yang masih membutuhkan, Dinas Kesehatan mengaku akan mengupayakannya jika memang benar-benar tidak mampu.

Edwin menegaskan penanggulangan gizi dari 124 kasus gizi buruk yang ditemukan, kini terus diberikan pemulihan sehingga tidak jatuh sakit kembali. Dinas Kesehatan telah melakukan upaya peningkatan pelayanan kesehatan dasar seperti pelayanan di Puskesmas juga terus dilakukan dengan melakukan pembinaan, pengawasan dan peningkatan derajat termasuk sarana dan prasarana pendukungnya.

“Di tahun 2012 kami lakukan pembenahan Posyandu. Selain itu terus meningkatkan kemampuan kader Posyandu dan peningkatan kesejahteraan kader Posyandu di Kota Medan. Jadi, kami serahkan betul-betul oleh kader yang aktif agar melakukan pembenahan sampai pengukuhan kader yang baru. Kemudian,  pembekalan kader sebagai wujud peran serta masyarakat dan dibantu pendampingan teknis dari tenaga kesehatan,” terangnya.

Dia menegaskan kesiagaan Puskesmas Rawat Inap juga menjadi perhatian pihaknya. Untuk terus meningkatkan pembinaan dan pengawasan secara langsung, diperlukan pengawasan secara langsung. “Jangan ada lagi petugas yang terlambat atau dokter tidak ada di tempat, dengan pengawasan ketat maka disiplin bisa lebih diwujudkan untuk kualitas pelayanan lebih baik,” katanya. (adl)

Seluruh pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), seperti kepala dinas (kadis), kepala badan (kaban) hingga camat dan kepala bagian (kabag) agar melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan jangan sampai ada keluhan masyarakat.

Demikian disampaikan Wali Kota Medan, Drs H Rahudman Harahap MM Hal saat menggelar Coffee Morning dengan Wartawan Unit Pemko Medan di Hotel Aryadutha Medan, Rabu (25/1), yang dihadiri seluruh kepala dinas dan camat se-Kota Medan.

Rahudman menyebutkan, ada laporan masyarakat yang menyatakan kepala dinas tidak berada di kantor dan terlalu sering ke luar kota. Dengan adanya keluhan masyarakat itu, dengan tegas, Rahudman menyatakan pimpinan SKPD di jajaran Pemko Medan setingkat kadis, kaban, camat maupun kabag dilarang melakukan perjalanan dinas ke luar kota.

Menurut dia, tujuannya agar pelayanan publik tidak terganggu. Kemudian, kadis atau pimpinan SKPD merupakan pejabat teknis yang dapat mengambil keputusan.

“Jangan lah sering-sering pergi ke luar kota. Kalau tidak betul-betul penting dan mendesak, apalagi tidak ada hubungannya dengan dinas, tidak usah ke luar kota,” kata Rahudman. didampingi Wakil Wali Kota HT Dzulmi Eldin dan Sekda Ir Syaiful Bahri Lubis.

Dalam acara coffee morning itu yang juga dihadiri staf ahli, dewan kota hingga kepala bagian Setdako Medan, Rahudman mengingatkan pejabat, jika hendak bepergian ke luar kota dan meninggalkan tugas di Kota Medan harus ada izin darinya. “Harus ada izin langsung dari wali kota,” cetusnya.
Disinggung mengenai kinerja sejumlah camat di Medan, wali kota mengeluhkan sulitnya melakukan kordinasi secara langsung dengan sejumlah camat karena sebagian nomor HP dan Handy Talky (HT) sering tidak aktif. “Nomor semua camat ada sama saya dan saluran HT, tapi saat dihubungi sering tidak aktif,” keluhnya.

Rahudman menjelaskan saat camat bersangkutan ditanyakannya langsung keesokan hari, banyak yang memberi alasan tidak masuk akal. Bahkan banyak alasan dari camat yang sebelumnya dihubunginya tersebut mengaku sedang di kamar mandi saat dihubungi Wali Kota.
Lebih lanjut, dia menegaskan, ada Kepling di Kecamatan Medan Denai yang diberhentikan karena terbukti berkonspirasi dengan pengembang perumahan dalam penebangan pohon di pinggir jalan.

“Sistem seperti itu tidak ada dalam kabinet saya. Makanya saya langsung tindak. Kepling itu langsung saya copot di Medan Denai, saya suruh camat yang proses itu,” tegasnya.

Pada tahun 2012 ini, Rahudman kembali mengingatkan jangan ada lagi pimpinan SKPD yang mengeluh karena sarana dan prasarana tidak lengkap. “Saya tidak mau dengan keluhan dari SKPD karena sudah dilengkapi semuanya,” ungkapnya.

Dia menerangkan, Pemko Medan sudah melengkapi mobil laboratorium untuk Dinas Kesehatan Kota Medan, dan untuk melakukan pengecekan di lapangan pada kualitas jajanan anak sekolah, mobil KTP dan pada 2012 ini tidak ada lagi jalan berlobang menuju Puskesmas.
Rahudman menegaskan seluruh SKPD, pelayanannya harus dimulai dari masyarakat sejak tingkat bawah hingga atas. Petugas juga harus memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat sesuai program Pemko Medan. Mengenai pimpinan SKPD yang merasa tak mampu menjalankan tugas, wali kota minta agar segera melapor ke dirinya.

“Biar tahu aku kalau tidak mampu, kubuat jadi staf ahli saja. Karena di Medan ini banyak staf ahli kita sekitar 5 orang, mungkin di Nias hanya 2 orang. Kebutuhan staf ahli itu tergantung pada jumlah penduduk dan tingkat tata pemerintahan. Staf ahli juga patut kita apresiasi karena mereka adalah senioran kita yang sudah paham mengenai permasalahan birokrasi dan staf ahli harus memberikan masukan pada Wali Kota,” paparnya.(adl)

Terapkan Try Out Online

Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Dr M Rajab Lubis MS mengatakan, program pendidikan ke depan harus lebih maju, dimulai dengan diterapkan program try out online terhadap siswa di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal yang sama juga akan diterapkan terhadap siswa Sekolah Dasar (SD), dimana program ini adalah untuk persiapan siswa menghadapi ujian nasional (UN) sehingga mereka lebih fokus menghadapinya.
Rajab berpendapat, dengan diterapkan program try out online diharapkan tidak ada lagi siswa yang stress, bahkan orang tua siswa tak ikut sibuk harus melakukan cara-cara di luar kewajaran agar anaknya dapat lulus seperti sebelumnya.

“Program pendidikan try out online baru pertama kali diterapkan di tanah air dan sudah diresmikan Wali Kota Drs H.Rahudman Harahap MM,” katanya.
Dia berharap agar para guru sebagai pendidik memiliki kemampuan sistem mengajar berbasis IT dan tidak gagap teknologi (gaptek) serta yang paling penting guru harus ikhlas dalam melaksanakan tugasnnya disertai kasih sayang, karena di sekolah itu ada hal yang paling berharga, yakni mendidik dan mengajar.

Lebih lanjut, dia menambahkan, guru harus memiliki rasa ikhlas melaksanakan tugas dan penuh kasih sayang dalam mendidik, tidak sebatas rutinitas melepas tugas supaya dapat meningkatkan harkat dan martabat guru. (adl)

Wujudkan Pelayanan Kesehatan Terbaik

Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan dr Edwin Effendi M Sc menyatakan sebanyak 22 rumah sakit sudah bergabung dan menjadi provider memberikan pelayanan peserta Jaminan Pelayanan Kesehatan Medan Sehat (JPKMS) di Medan. Di sisi lain, 22 rumah sakit terus dilakukan evaluasi agar bisa melayani secara maksimal seluruh peserta JPKMS.

“Dasar kegiatan kita sesuai RPJM, dimana di tahun 2012 ini menjadikannya sebagai acuan program termasuk juga MDGs itu acuan secara nasional. Selain kegiatan rutin, kriteria penerima JPKMS juga menjadi unggulan dan akan terus ditingkatkan. Sebagaimana jaminan pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin, itu sudah ada dan terus dimaksimalkan, sehingga semua masyarakat miskin terbantu,” katanya di sela-sela coffee morning dengan wartawan.

Dia mengatakan JPKMS saat ini semuanya sudah memenuhi seluruh masyarakat miskin. Apabila jumlah peserta JPKMS tahun 2011 lalu sebanyak 354.288 jiwa itu masih terdapat warga miskin yang belum terdaftar, maka tetap Dinas Kesehatan tetap melayaninya. JPKMS tidak ada target berapa jumlah peserta yang terdaftar dalam layanan melainkan warga yang masih membutuhkan, Dinas Kesehatan mengaku akan mengupayakannya jika memang benar-benar tidak mampu.

Edwin menegaskan penanggulangan gizi dari 124 kasus gizi buruk yang ditemukan, kini terus diberikan pemulihan sehingga tidak jatuh sakit kembali. Dinas Kesehatan telah melakukan upaya peningkatan pelayanan kesehatan dasar seperti pelayanan di Puskesmas juga terus dilakukan dengan melakukan pembinaan, pengawasan dan peningkatan derajat termasuk sarana dan prasarana pendukungnya.

“Di tahun 2012 kami lakukan pembenahan Posyandu. Selain itu terus meningkatkan kemampuan kader Posyandu dan peningkatan kesejahteraan kader Posyandu di Kota Medan. Jadi, kami serahkan betul-betul oleh kader yang aktif agar melakukan pembenahan sampai pengukuhan kader yang baru. Kemudian,  pembekalan kader sebagai wujud peran serta masyarakat dan dibantu pendampingan teknis dari tenaga kesehatan,” terangnya.

Dia menegaskan kesiagaan Puskesmas Rawat Inap juga menjadi perhatian pihaknya. Untuk terus meningkatkan pembinaan dan pengawasan secara langsung, diperlukan pengawasan secara langsung. “Jangan ada lagi petugas yang terlambat atau dokter tidak ada di tempat, dengan pengawasan ketat maka disiplin bisa lebih diwujudkan untuk kualitas pelayanan lebih baik,” katanya. (adl)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/