MEDAN- Sekitar 20 ribu lebih umat muslim di Sumatera Utara meramaikan acara Muktamar Khilafah 2013 yang diadakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Stadion Teladan Medan. Kegiatan ini adalah Muktamar Khilafah yang diadakan pertama kalinya di beberapa kota di Indonesia dengan tema Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah, Minggu (26/5).
Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslimin di dunia untuk menegakkan syariat islam dan mengemban dakwah ke seluruh penjuru dunia. Selama 1300 tahun, khilafah telah berhasil menaungi dunia Islam, menyatukan umat Islam seluruh dunia dan menerapkan syariah secara kaffah. Tapi sayang, hal itu kini telah tiada. Untuk itu, kegiatan ini diselenggarakan sebagai medium untuk mengokohkan visi dan misi perjuangan umat untuk tegaknya kembali kehidupan islam.
Humas HTI DPD I Sumut Mohammad Basyuni, Ph.D kepada Sumut Pos, Minggu (26/5) mengatakan, kegiatan ini dilakukan karena melihat kondisi kaum muslim yang terpecah belah. “Kita ingin islam menjadi satu di negara Khilafah. Disini kita mengajak umat Islam untuk mencampakkan demokrasi dan kembali ke sistem khilafah,” katanya.
Lanjutnya, melihat terpuruknya semua dimensi kehidupan saat ini, visi dan misi perjuangan umat untuk tegaknya kembali kehidupan islam penting untuk terus ditegaskan dan dikokohkan terlebih di tengah arus perubahan besar yang tengah terjadi di berbagai belahan dunia. “Kegiatan ini dilaksanakan di 31 kota di Indonesia dan pusat acaranya akan diadakan di Gelora Bung Karno, Jakarta dan akan diikuti oleh 100 ribu peserta pada 2 Juni mendatang,” katanya.
Melalui Mukhtamar ini, tambahnya, HTI ingin menunjukkan arah perubahan yang semestinya adalah menuju tegaknya khilafah. “Pesan utama yang yang ingin disampaikan adalah bahwa umat harus turut serta dan semestinya menjadi motor penggerak utama perubahan politik dimanapun ia berada, termaksuk di negeri ini. Perubahan menuju tegaknya khilafah,” katanya.
Ia mengharapkan agar Khilafah segera tegak kembali. “Kita sudah melihat masyarakat yang sudah sadar kalau sistem demokrasi hanya tambah membuat terpuruknya dunia ini. SDM kita dikuasai oleh kaum kapitalis dan negeri luar. Kita sudah melihat, sebentar lagi Khliafah akan datang ke dunia ini dan umat islam akan kembali bersatu di negara Khalifah bukan demokrasi dan Indonesia pasti akan lebih baik dengan Syariah dan Khilafah,” katanya.
Sementara itu, Ketua Kazanah Tsaqofiyah HTI Sumut, Muhammad Fatuh Almalawi mengatakan, kewajiban tegaknya Khilafah atau Imamah itu, sesungguhnya telah disepakati oleh imam mazhab yang empat, yaitu imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’I dan Imam Ahmad. “Bahkan tak hanya dalam lingkup golongan Ahlus Sunnag wal Jama’ah, wajibnya Khilafah atau Imamah. Para ulamapun juga sudah menjelaskan dalili-daliL wajibnya Khilafah ini, baik dalil AlQur’an, al Hadist, Ijma’ ShaHabat, maupun qaidah syar’iyyah,” katanya.
Kewajiban menegakkan Khilafah ini asalnya adalah fardu kifayah, bukan fardhu’ain. “Namun berhubung fardhu kifayah ini kenyataannya belum dapat mewujudkan tegaknya Khilafah, maka hukum menegakkan Khilafah saat ini, telah menjadi fardu’ain, yakni telah menjadi kewajiban setiap-tiap muslim sesuai kemampuan masing-masing,” ujarnya.
Untuk itu, HTI menyeru kepada semua yang datang dalam acara Mukhtamar ini, untuk turut berjuang bersama-sama. “Bersama kami menegakkan kewajiban yang suci dan agung ini, yaitu kewajiban menegakkan Khilafah,” katanya. (mag-13)