Wali Kota Terima Penghargaan dari PW NU Sumut
Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM mengucapkan terima kasih kepada Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PW NU) Provinsi Sumatera Utara, atas perhatian khususnya ke Pemerintah Kota (Pemko) Medan atas pemberian piagam penghargaan menciptakan Kota Medan menjadi bersih, nyaman dan sejuk.
Penyerahan piagam menciptakan Kota Medan menjadi bersih, nyaman dan sejuk kepada Wali Kota Medan, Drs H Rahudman Harahap MM itu langsung diserahkan Ketua PW NU H Ashari Tambunan SE didampingi pengurus Rois Suriyah, Prof DR H Pagar Hasibuan SH, di Gedung PW NU Provsu di Jalan Sei Batang Hari, Selasa (27/3).
Setelah menerima piagam tersebut, Rahudman mengatakan, keberhasilan tidak akan tercapai, tanpa adanya dukungan dari semua pihak yang terkait. Termasuk Kepala Dinas Kebersihan, camat, lurah, kepala lingkungan, mandor pasukan Melati dan Bestari.
“Tak akan ada apa-apanya Wali Kota Medan tanpa adanya dukungan dari semua pihak untuk menciptakan Kota Medan menjadi bersih, nyaman dan sejuk. Ini merupakan keberhasilan Pemko Medan, saya sangat berterimakasih kepada semuanya,” ujarnya.
Dengan kondisi itu, pria berkumis itu menyatakan, banyak hal yang bisa didapatkan setelah satu wilayah itu bersih. Seperti pada bulan Juni mendatang, Kota Medan diberikan kepercayaan oleh Kementerian Pertanian sebagai tuan rumah pameran holtikultura, yang bersifat nasional dan internasional. Kegiatan itu difokuskan untuk menciptakan Kota Medan sejuk.
“Di samping itu, kegiatan akan dihadiri oleh banyak pengunjung dari belahan tanah air. Jadi banyak keunggulannya ketika satu kota bersih, banyak orang yang bangga berkunjung ke Medan,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia membeberkan, pameran penanaman tanaman Jambore Varietas, bisa memberikan pendidikan kepada banyak masyarakat di perkotaan untuk bisa menanami halamannya yang sekelumit, seperti menenama tanaman dalam waktu 3 bulan sudah bisa panen.
Selanjutnya, paparnya petani juga akan mendapatkan pengetahuan baru dalam menanam varietas seperti sayur-sayuran, melon, semangka maupun cabai. Sehingga, dalam waktu 3 bulan tanaman yang ditanam sudah dapat dipanen. “Rencananya begitu PF2N dibuka, sekaligus diikuti dengan acara panen tanaman varietas yang akan dibuat di Jalan Gatot Subroto atau lahan eks Taman Ria, Medan,” cetusnya.
Rahudman menyatakan, satu bentuk kepedulian terhadap kebersihan di Kota Medan, Rahudman mencontohkan lokasi taman di bundaran Bandara Polonia Medan yang rusak dan berantakan langsung dibenahi.
“Lokasi bundaran Bandara Polonia, yang habis berantakan dan bunga-bungan habis berterbangan saat unjuk rasa kemarin, pada malam harinya semua dibersihkan dan ditata kembali. Hal ini dilakukan agar Bandara Polonia jangan menimbulkan kesan jorok,” ujarnya.
Tak hanya itu, mewakili petugas kebersihan, Rahudman menyampaikan rasa terima kasih kepada PW NU, yang telah peduli kepada 250 orang petugas kebersihan dari tiga kecamatan, yakni Kecamatan Medan Sunggal, Medan Petisah dan Medan Barat. “Saya harapkan semua instansi terkait dapat menjadikan Kota Medan menjadi Kota Bunga,” ujarnya.
Sementara itu, Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PW NU) Provsu sangat bahagia atas keberhasilan Wali Kota Medan, membuat Kota Medan menjadi kota bersih, sejuk dan nyaman.
“NU adalah satu organisasi keagamaan yang terus memberikan penilaian setiap hari, demi peningkatan kebersihan di Kota Medan yang semakin bersih, sejuk dan nyaman,” ujar Ketua PW NU, H Ashari Tambunan SE.
Menurut Ashari, keberhasilan itu berkat hasil kerja keras Wali Kota Medan dengan didukung pasukan Melati dan Bestari. Untuk itu, PW NU memberikan Penghargaan Piagam kepada Wali Kota Medan atas kerja kerasnya yang selama ini. Selain itu, PW NU juga memberikan bingkisan kepada 250 orang petugas melati dan bestari dari 3 Kecamatan yakni Kecamatan Medan Sunggal, Medan Petisah dan Medan barat.
Pemberian bingkisan ini diberikan secara simbolis kepada perwakilan petugas kebersihan yakni, kepada Nurhidayah, Sulasti dan Intan. Penyerahannya langsung diberikan Wali Kota Medan, Drs H Rahudman Harahap MM dan ketua PW NU Provinsi H Ashari Tambunan. (adl)
Sampah Diangkat Tiga Kali Sehari
Kepala Dinas Kebersihan Kota Medan, Pardamean Siregar menjelaskan setiap harinya Dinas Kebersihan melakukan pengangkutan sampah sebanyak tiga kali dalam sehari dengan waktu yang teratur.
Pardemean menyebutkan, pengangkutannya dimulai dari pagi pukul 06.30 hingga 08.00 WIB dengan menggunakan 157 unit truk sampah, kedua dimulai dari pukul 13.00 hingga 18.00 WIB menggunakan pickup yang disebut ambulance sampah sebanyak 6 unit. Selanjutnya, untuk jadwal malam dimulai dari pukul 19.00 hingga selesai dengan menggunakan 8 unit truk sampah, yang dipakai secara rutin.
“Bila dibutuhkan lebih banyak bisa bertambah jumlah truk sampahnya,” ucapnya.
Dia menyampaikan, sampah yang diangkut itu diantar ke dua Tempat Pembuangan Akhir (TPA) milik Pemko Medan. Satu di kawasan Desa Namo Bintang, Pancur Batu dengan luas 16 hektare, yang kondisinya sudah penuh dengan sampah yang sudah menumpuk dengan jumlah 350 orang pemulung sampah.
Kemudian, sebutnya di kawasan Desa Terjun, Kecamatan Medan Marelan dengan luas 14 hektare. Di lahan itu, luas lahan yang terisi sampah 10 hektare dan 4 hektare masih kosong.
“Kalau untuk kawasan TPA Terjun kondisi lahan masih 80 persen, rencananya Pemko Medan akan menambah lahan untuk mencari TPA di sekitar kawasan Terjun. Hal itu dilakukan karena kondisi TPA di Namo Bintang sudah penuh dengan sampah dan hanya diratakan saja,” cetusnya.
Dia mengatakan, untuk pengelolaan sampah di TPA, petugas Dinas Kebersihan langsung dibantu dengan pemulung yang hampir seluruhnya warga sekitar untuk memilah-milah sampah jenis plastik, karton dan sampah jenis logam.
“Sebenarnya, secara tugas pemulung itu sangat menggangu. Tapi, kalau dilarang mereka akan marah. Karena kita juga punya petugas untuk memilah-milah sampah yang hasilnya akan dijual ke tempat penampungan barang bekas untuk tambah rezeki. Tapi sebenarnya, para pemulung itu juga membantu untuk memilah sampah yang hampir setiap harinya 25 persen sampah diambilnya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, paparnya seluruh sampah yang tertumpuk di TPA, akan dibiarkan saja setelah diserakkan oleh alat berat beko. Selanjutnya, pemulung diendapkan yang didalamnya terdapat gas metan yang berbahaya bagi manusia. Hal inilah yang sedang dicari solusinya agar masyarakat tidak mendekati wilayah TPA.
“Jadi, sifatnya sampah yang di TPA hanya di paparkan saja. Biasanya, TPA yang bisa dimanfaatkan setelah 20 tahun diendapkan dan gas metannya sudah habis,” pungkasnya.(adl)
Wujudkan Bebas Sampah
Kepala Bagian Humas Pemko Medan, Budi Hariono menambahkan untuk mewujudkan Kota Medan sebagai kota yang bebas sampah, Pemko Medan menyiapkan ambulan sampah.
“Kepala Dinas (Kadis) Kebersihan sudah membuat mobil Ambulan Sampah. Artinya, selain kendaraan sampah yang ada sekarang ini dan juga mobil sampah yang ada di setiap kecamatan,” ucap mantan Camat Medan Perjuangan itu.
Dia menyampaikan, bila ada sampah yang belum diangkut sampai pukul 10.00.WIB, maka masyarakat bisa langsung menelpon Dinas Kebersihan agar tidak ada lagi sampah yang tidak diangkut karena tidak boleh lagi ada sampah didiamkan.
Sesuai petunjuk Wali Kota Medan, dia menyebutkan sudah ada yang meminta kepada seluruh lurah dan camat agar memagari tanah kosong (aset Pemko), agar tidak dijadikan tempat pembuangan sampah.
“Tanah kosong, diimbau dipagar agar tidak menjadi tumpukan sampah,” pintanya.
Kepada masyarakat, Budi mengimbau, sebaiknya sama-sama menyadari dan melakukan gotong royong demi untuk kebersihan lingkungan. “Semua ikut bersama-sama bergotong royong, mudah-mudahan apa yang diinginkan Kota Medan menjadi Kota bebas sampah segera terwujud,” ucapnya.
Dia mengimbau kepada masyarakat Kota Medan, agar terus menggalakkan kegiatan gotong royong sebagai wujud nyata Kota Medan sebagai Kota Metropolitan yang berdaya saing, aman, nyaman dan sejahtera. (adl)