25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Presiden PKS Ditangkap KPK, Gatot Hadapi Ujian Berat

MEDAN – Penetapan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Ishaq Hasan sebagai tersangka penerima suap kuota daging sapi impor tahun 2013 tak menyurutkan semangat elit PKS di pentas politik. Mereka mengaku optimistis menghadapi even Pilgubsu dengan menjagokan kadernya, Gatot Pujo Nugroho.

Luthfi Ishaq Hasan saat tiba  KPK, Kamis, (31/1).//Ade Sinuhaji/JPNN
Luthfi Ishaq Hasan saat tiba di KPK, Kamis, (31/1).//Ade Sinuhaji/JPNN

Meski begitu, kasus tersebut, diakui sebagai ujian berat bagi Gatot menuju kursi Gubsu.

“Tinggal bagaimana Pak Gatot tetap mampu menunjukkan kelebihan-kelebihan programnya di masyarakat,” kata Sekjen DPW PKS Satrya Yudha Wibowo, Sumut Pos, Kamis (31/1).

Hal yang membangkitkan optimisme, kata Satrya, kekuatan PKS di Sumut tak akan terpengaruh berita penahanan tersebut. Konsolidasi di seluruh jaringan partai terus dilakukan.

“Kami menghormati proses hukum yang berjalan. Kami yakin Pak Ustadz Luthfi Hassan tak bersalah. Di mata kami ada yang ‘janggal’ soal penetapan status Pak Ustadz menjadi tersangka,’’ katanya kepada Sumut Pos, Kamis (31/1). Satrya melihat ada proses yang tak dilalui terkait penetapan Luthfi Ishaq Hasan sebagai tersangka oleh KPK. “Jangan hanya karena sebut nama langsung tersangka. Kalau begitu nanti semua orang bisa saja ditangkap, termasuk Presiden SBY jika namanya disebut-sebut dalam kasus penyuapan,’’ tambah Satrya.

Hal yang sama diungkapkan Ketua Fraksi PKS Sumut, Hidayatullah. “Nggak ada pengaruh, karena kita bermain dengan sistem. PKS tidak pernah bergantung pada figur, tetapi pada sistem. Kalau ada figur seperti itu, tidak akan mempengaruhi figur lainnya,” katanya, kemarin.

Apalagi, kata Hidayatullah, Luthfi sudah mengundurkan diri sebagai Presiden PKS. “Saya yakin, syok therapi ini hanya berjalan sepekan, setelah itu akan berjalan normal kembali. Jadi, tidak ada pengaruh pada pemenangan Gatot,” tegasnya lagi.

Meski begitu, Hidayatullah mengaku masalah yang menimpa pucuk pimpinan parpol yang dulu bernama Partai Keadilan itu adalah cobaan.

‘’Tak akan ada yang bisa lepas dari sanksi. Meskipun jabatannya Presiden PKS kalau bersalah tetap diperlakukan sama. Dalam Islam ada hukum  berbunyi ‘Jika putrimu bersalah, potong tangannya!’ Siapapun yang bersalah akan mendapatkan hukuman yang sama di Islam sekalipun itu anak sendiri,’’ tukasnya.

Mencermati banyaknya kasus yang melanda petinggi parpol menjelang Pemilu dan Pilpres 2014, Pengamat Politik dari FISIP USU Ridwan Rangkuti menyatakan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap parpol mulai terkikis. Dalam perbincangan via telepon, Kamis (31/1), Ridwan mengingatkan, indeks kepercayaan publik kepada parpol terus menurun akibat perilaku moralitas seperti kasus narkoba dan judi. ‘’Ini belum lagi korupsi. Kalaupun ada masih percaya parpol, saya pikir jumlahnya terus menurun,” ujarnya.

Ridwan mengakui demokrasi di Indonesia terbebani oleh kebutuhan finansial yang besar. Hal ini membuat para elit parpol rela melakukan apa saja, termasuk suap-menyuap seperti yang dilakukan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq. “Saya yakin semakin dekat Pemilu dan Pilpres akan semakin banyak petinggi parpol yang tersangkut KPK,’’ katanya.

Ridwan menyesalkan kasus suap justru membelit PKS yang mengklaim diri sebagai partai bersih dan amanah. Kasus ini diyakini akan merusak citra kader PKS di seluruh Indonesia. “Setingkat presidennya saja suap, bagaimana dengan kader di daerah?” katanya. Menjelang Pilpres 2014 ini dikatakan suhu politik terus tinggi mengingat kompetisi antar-parpol dalam memenangkan Pemilu dan Pilpres 2014.

“Kompetisi tadinya antarparpol koalisi dengan oposisi, tapi semakin hari parpol yang satu koalisi juga saling serang satu sama lain,” ungkapnya.

Disinggung kans PKS berlaga di Pilgubsu Maret mendatang, Ridwan menganalisis, kasus suap ini pasti memengaruhi jumlah pemilih pasangan calon yang diusung PKS. “Pilgubsu tinggal menghitung hari. Citra PKS sulit dibersihkan karena waktu yang sempit. Saya prediksi suaranya pasti turun. Saya mengingatkan parpol agar hati-hati mengklaim sebagai partai bersih. Kasus menjadi bumerang bagi diri sendiri,” katanya.

Senada, pengamat politik FISIP USU Dadang Darmawan menyatakan kasus yang menimpa Presiden PKS tersebut akan memengaruhi posisi Gatot yang bertarung pada Pilgubsu 7 Maret. Akan tetapi dia melihat signifikansi penurunan angka pemilih masih tergantung kerja tim motor penggerak PKS. Dadang yakin citra PKS pasti terganggu dengan pemberitaan media massa yang menurunkan perkembangan kasus Luthfi Hasan Ishaq setiap hari. “Logika politiknya kemenangan Gatot akan terpengaruh oleh berita-berita miring soal PKS,’’ tukasnya.

Dadang menyarankan kader PKS di berbagai daerah perlu merumuskan sejumlah strategi untuk mengangkat kembali citra PKS sebagai partai bersih dan amanah. Melakukan perlawanan atau counter statement atas opini yang berkembang di masyarakat dipastikan akan menambah buruk citra PKS di mata publik. (mag-5/mag-7/ade)

MEDAN – Penetapan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Ishaq Hasan sebagai tersangka penerima suap kuota daging sapi impor tahun 2013 tak menyurutkan semangat elit PKS di pentas politik. Mereka mengaku optimistis menghadapi even Pilgubsu dengan menjagokan kadernya, Gatot Pujo Nugroho.

Luthfi Ishaq Hasan saat tiba  KPK, Kamis, (31/1).//Ade Sinuhaji/JPNN
Luthfi Ishaq Hasan saat tiba di KPK, Kamis, (31/1).//Ade Sinuhaji/JPNN

Meski begitu, kasus tersebut, diakui sebagai ujian berat bagi Gatot menuju kursi Gubsu.

“Tinggal bagaimana Pak Gatot tetap mampu menunjukkan kelebihan-kelebihan programnya di masyarakat,” kata Sekjen DPW PKS Satrya Yudha Wibowo, Sumut Pos, Kamis (31/1).

Hal yang membangkitkan optimisme, kata Satrya, kekuatan PKS di Sumut tak akan terpengaruh berita penahanan tersebut. Konsolidasi di seluruh jaringan partai terus dilakukan.

“Kami menghormati proses hukum yang berjalan. Kami yakin Pak Ustadz Luthfi Hassan tak bersalah. Di mata kami ada yang ‘janggal’ soal penetapan status Pak Ustadz menjadi tersangka,’’ katanya kepada Sumut Pos, Kamis (31/1). Satrya melihat ada proses yang tak dilalui terkait penetapan Luthfi Ishaq Hasan sebagai tersangka oleh KPK. “Jangan hanya karena sebut nama langsung tersangka. Kalau begitu nanti semua orang bisa saja ditangkap, termasuk Presiden SBY jika namanya disebut-sebut dalam kasus penyuapan,’’ tambah Satrya.

Hal yang sama diungkapkan Ketua Fraksi PKS Sumut, Hidayatullah. “Nggak ada pengaruh, karena kita bermain dengan sistem. PKS tidak pernah bergantung pada figur, tetapi pada sistem. Kalau ada figur seperti itu, tidak akan mempengaruhi figur lainnya,” katanya, kemarin.

Apalagi, kata Hidayatullah, Luthfi sudah mengundurkan diri sebagai Presiden PKS. “Saya yakin, syok therapi ini hanya berjalan sepekan, setelah itu akan berjalan normal kembali. Jadi, tidak ada pengaruh pada pemenangan Gatot,” tegasnya lagi.

Meski begitu, Hidayatullah mengaku masalah yang menimpa pucuk pimpinan parpol yang dulu bernama Partai Keadilan itu adalah cobaan.

‘’Tak akan ada yang bisa lepas dari sanksi. Meskipun jabatannya Presiden PKS kalau bersalah tetap diperlakukan sama. Dalam Islam ada hukum  berbunyi ‘Jika putrimu bersalah, potong tangannya!’ Siapapun yang bersalah akan mendapatkan hukuman yang sama di Islam sekalipun itu anak sendiri,’’ tukasnya.

Mencermati banyaknya kasus yang melanda petinggi parpol menjelang Pemilu dan Pilpres 2014, Pengamat Politik dari FISIP USU Ridwan Rangkuti menyatakan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap parpol mulai terkikis. Dalam perbincangan via telepon, Kamis (31/1), Ridwan mengingatkan, indeks kepercayaan publik kepada parpol terus menurun akibat perilaku moralitas seperti kasus narkoba dan judi. ‘’Ini belum lagi korupsi. Kalaupun ada masih percaya parpol, saya pikir jumlahnya terus menurun,” ujarnya.

Ridwan mengakui demokrasi di Indonesia terbebani oleh kebutuhan finansial yang besar. Hal ini membuat para elit parpol rela melakukan apa saja, termasuk suap-menyuap seperti yang dilakukan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq. “Saya yakin semakin dekat Pemilu dan Pilpres akan semakin banyak petinggi parpol yang tersangkut KPK,’’ katanya.

Ridwan menyesalkan kasus suap justru membelit PKS yang mengklaim diri sebagai partai bersih dan amanah. Kasus ini diyakini akan merusak citra kader PKS di seluruh Indonesia. “Setingkat presidennya saja suap, bagaimana dengan kader di daerah?” katanya. Menjelang Pilpres 2014 ini dikatakan suhu politik terus tinggi mengingat kompetisi antar-parpol dalam memenangkan Pemilu dan Pilpres 2014.

“Kompetisi tadinya antarparpol koalisi dengan oposisi, tapi semakin hari parpol yang satu koalisi juga saling serang satu sama lain,” ungkapnya.

Disinggung kans PKS berlaga di Pilgubsu Maret mendatang, Ridwan menganalisis, kasus suap ini pasti memengaruhi jumlah pemilih pasangan calon yang diusung PKS. “Pilgubsu tinggal menghitung hari. Citra PKS sulit dibersihkan karena waktu yang sempit. Saya prediksi suaranya pasti turun. Saya mengingatkan parpol agar hati-hati mengklaim sebagai partai bersih. Kasus menjadi bumerang bagi diri sendiri,” katanya.

Senada, pengamat politik FISIP USU Dadang Darmawan menyatakan kasus yang menimpa Presiden PKS tersebut akan memengaruhi posisi Gatot yang bertarung pada Pilgubsu 7 Maret. Akan tetapi dia melihat signifikansi penurunan angka pemilih masih tergantung kerja tim motor penggerak PKS. Dadang yakin citra PKS pasti terganggu dengan pemberitaan media massa yang menurunkan perkembangan kasus Luthfi Hasan Ishaq setiap hari. “Logika politiknya kemenangan Gatot akan terpengaruh oleh berita-berita miring soal PKS,’’ tukasnya.

Dadang menyarankan kader PKS di berbagai daerah perlu merumuskan sejumlah strategi untuk mengangkat kembali citra PKS sebagai partai bersih dan amanah. Melakukan perlawanan atau counter statement atas opini yang berkembang di masyarakat dipastikan akan menambah buruk citra PKS di mata publik. (mag-5/mag-7/ade)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/