MEDAN, SUMUTPOS.CO – Para korban bentrokan dua kubu OKP masih menjalani perawatan di rumah sakit, Minggu (31/1). Semula dirawat di RSU Permata Bunda, kini sejumlah korban dari kubu IPK dirawat di RS Bunda Thamrin.
Korban luka yang mendapat perawatan adalah Dedi Marbun (40), warga Jalan Pasar III Nomor 24 Medan, mengalami luka sabetan senjata tajam di bagian kepala. Kemudian, Eki (20), istri Dedi Marbun yang mengalami luka bacok di bagian kepala.
Selanjutnya, remaja perempuan berinisial L (15), terluka akibat hantaman benda keras, Rudy Syahputra (36) warga Jalan Pasar III Gang Sehati Medan, dan Feriansyah warga Jalan Tengah Nomor 29 Medan Kelurahan Masjid mengalami luka tikam di bagian perut.
Saat hendak mengetahui kondisi sejumlah korban luka tersebut, awak media yang akan meliput dihalangi beberapa kader IPK. Para kader melarang untuk dilakukan peliputan.
Kepala Bagian Humas RSU Permata Bunda, Helmi yang dihubungi mengatakan, sejak kemarin para korban telah pindah dirawat di RS Bunda Thamrin. Menurutnya, para korban mengalami luka tidak terlalu serius. Karena, jika terluka parah tentunya menjalani rawat inap.
Terpisah, Kepala RS Bhayangkara Medan Farid Amansyah mengatakan, jenazah korban tewas akibat bentrokan telah diserahkan ke pihak keluarga pada pukul 11.30 WIB.
Diketahui, jenazah tersebut adalah Ketua Ranting IPK, Monang Hutabarat, yang dibawa ke rumah duka di Jalan Bambu II Nomor 3, Medan Timur.
“Sudah diserahkan, keluarga korban yang datang mengambil jenazah. Hanya pihak keluarga yang datang, tidak ada membawa massa,” ujar Farid.
Ia menambahkan, korban tewas setelah mengalami luka akibat sabetan senjata tajam di sekujur tubuh dan patah tulang tangan kanan.
Selain Monang, korban tewas lainnya dikabarkan bernama Sepri warga Jalan Pasar III Nomor 24 Medan.
Sementara itu, jenazah Monang Hutabarat telah dikebumikan keluarga di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jalan Sutomo, Minggu (31/1) usai salat zuhur.
Seorang keponakan almarhum yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, Monang meninggalkan lima orang anak dan satu istri.
“Ada lima anak almarhum, tiga perempuan dan dua laki-laki,” kata pria tersebut yang ditemui di rumah duka.
Menurutnyta, anak sulung Monang perempuan berusia 22 tahun dari istri pertama. Sedangkan anak yang paling kecil masih berusia sekitar tiga tahun.
Istri almarhum, Ros, belum bisa dimintai keterangannya karena masih dalam suasana berkabung. Bahkan, keluarga beserta kerabat almarhum Monang masih berkumpul di rumah duka.
Sebelumnya, saat jenazah Monang Hutabarat tiba di rumah duka, Minggu (31/1) pagi, Ros tak mampu menahan tangisnya. Bahkan, saat suara sirine ambulans terdengar, Ros langsung terkulai lemas dan pingsan.
Sejumlah aparat Kepolisian dan TNI terlihat berjaga-jaga di rumah duka untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan. Benar saja, tiba-tiba, beberapa orang anggota ormas lain datang diduga akan melakukan penyerangan ke rumah duka. Beruntung puluhan aparat TNI-Polri yang berjaga jaga di sekitar lokasi rumah duka langsung mengusir anggota ormas yang menggunakan sepeda motor tersebut. (tim)