29.3 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Dicurigai Salah Diagnosa, Anak 10 Tahun Lumpuh

Kepala RS Bidadari Binjai dr Firman, membantah pihaknya salah melakukan diagnosa dan pemberian obat. Pasalnya, pasien atas nama Dea tersebut hanya dirawat satu hari saja. “Kayak mana bisa dibilang salah diagnosa. Dea saja cuman kami rawat satu hari saja di rumah sakit kami,” terangnya.

Akibat permasalahan ini dirinya, sudah melakukan klarifikasi ke DPRD Binjai dan Dinas Kesehatan kota Binjai. “Permasalahan ini sudah lama dan saya sudah memberi klarifikasi. Seharusnya orangtua tersebut meminta pertanggung jawaban ke RS Bina Kasih karena lama dirawat di sana anaknya, bukan ke kami (RS Bidadari),” terangnya.

Ketika disinggung keterangan dr Vivi yang sempat mengatakan, adanya kesalahan infus untuk Dea. Ia menjelaskan, permasalahan tersebut karena infus ditangan dea macet dan tidak berjalan. “Kalau yang itu  dipindahkan karena infusnya tidak berjalan. Yang diganti itu letak infusnya saja, bukan infusnya yang diganti dan itu biasa karena pasien yang dirawat itu kan anak-anak,” jelasnya.

Terpisah, pejabat di RS Bina Kasih juga belum berkomentar. “Kami gak berwenang dan gak bisa berkomentar bang. Pokoknya, kalau masalah konfirmasinya abang langsung aja hubungi humasnya Pak BS Ginting,” ungkap karyawan rumah sakit yang tak memberikan identitasnya.

Namun, ketika dihubungi melalui sellularnya, BS Ginting sedang keluar dan tak berada di rumah. “Bapak lagi keluar, hp-nya lagi sama saya, anaknya,” sahut seseorang dari ponsel BS Ginting.

Tak lama kemudian, begitu hp BS Ginting kembali dihubungi, dirinya mengaku tidak paham masalah tersebut. “Saya lagi di Talun Kenas. Saya nggak tahu masalah itu. Coba tanya dengan Robert. Dia yang mengerti diarahkan kemana untuk dijelaskan,” ucapnya dari balik seberang Hp. (bam/mag2/trg)

Kepala RS Bidadari Binjai dr Firman, membantah pihaknya salah melakukan diagnosa dan pemberian obat. Pasalnya, pasien atas nama Dea tersebut hanya dirawat satu hari saja. “Kayak mana bisa dibilang salah diagnosa. Dea saja cuman kami rawat satu hari saja di rumah sakit kami,” terangnya.

Akibat permasalahan ini dirinya, sudah melakukan klarifikasi ke DPRD Binjai dan Dinas Kesehatan kota Binjai. “Permasalahan ini sudah lama dan saya sudah memberi klarifikasi. Seharusnya orangtua tersebut meminta pertanggung jawaban ke RS Bina Kasih karena lama dirawat di sana anaknya, bukan ke kami (RS Bidadari),” terangnya.

Ketika disinggung keterangan dr Vivi yang sempat mengatakan, adanya kesalahan infus untuk Dea. Ia menjelaskan, permasalahan tersebut karena infus ditangan dea macet dan tidak berjalan. “Kalau yang itu  dipindahkan karena infusnya tidak berjalan. Yang diganti itu letak infusnya saja, bukan infusnya yang diganti dan itu biasa karena pasien yang dirawat itu kan anak-anak,” jelasnya.

Terpisah, pejabat di RS Bina Kasih juga belum berkomentar. “Kami gak berwenang dan gak bisa berkomentar bang. Pokoknya, kalau masalah konfirmasinya abang langsung aja hubungi humasnya Pak BS Ginting,” ungkap karyawan rumah sakit yang tak memberikan identitasnya.

Namun, ketika dihubungi melalui sellularnya, BS Ginting sedang keluar dan tak berada di rumah. “Bapak lagi keluar, hp-nya lagi sama saya, anaknya,” sahut seseorang dari ponsel BS Ginting.

Tak lama kemudian, begitu hp BS Ginting kembali dihubungi, dirinya mengaku tidak paham masalah tersebut. “Saya lagi di Talun Kenas. Saya nggak tahu masalah itu. Coba tanya dengan Robert. Dia yang mengerti diarahkan kemana untuk dijelaskan,” ucapnya dari balik seberang Hp. (bam/mag2/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/