Keberadaan Rumah Sakit atau layanan kesehatan memegang peran penting dalam perkembangan sebuah kota, khususnya kota Medan. Bahkan dari sejarah materi bangunan dan cerita di baliknya kita dapat diantarkan melihat keadaan kota Medan pada waktu yang lampau seperti cerita di balik Rumah Sakit tertua di kota Medan, yakni Rumah Sakit Deli Maatschapaij atau rumah sakit umum Tembakau Deli (RSUTD) dan RS dr Pirngadi.
Hal ini disampaikan oleh direktur kreatif pada Micro Ethnography Research yang bergerak dalam anotasi dan dokumentasi kebudayaan, Ibnu Avena Matondang kepada Sumut Pos, Minggu (30/6). “Rumah Sakit Tembakau Deli sebagai rumah sakit tertua yang berada di Kota Medan dengan segala usaha kesehatannya begitu memiliki peran besar dalam perkembangan kota Medan,” katanya.
Lanjutnya, (RSUTD) ini didirikan untuk memberikan layanan kesehatan kepada para karyawan yang bekerja di Perusahaan Deli Maatschappaij, suatu perusahaan tembakau rokok yang telah berdiri di Kota Medan sejak 1869. “Deli Maatschappaij memiliki beberapa rumah sakit yang ditujukan kepada masyarakat sekitar perkebunan tembakau, seperti rumah sakit di Jalan Puteri Hijau Medan, di Tanjung Selamat dan rumah sakit Deli Maatschappaij di Binjai. Rumah sakit Deli Maatschappaij yang didirikan atas usaha tahun 1885 atas prakarsa Mr.Ingermann yang pada saat itu menjabat sebagai general manager Perkebunan Deli Maatschappij,” katanya.
Tambah Avena, Rumah Sakit tertua disusul oleh Rumah Sakit dr Pirngadi. “Rumah Sakit Pirngadi ini ada sejak tahun 1928, keberadaannya juga tidak lepas dari Kolonial Belanda dan keberadaannya sangat memiliki pera besar dalam perkembangan kota Medan,” katanya.
Lanjutnya, setelah itu, barulah banyak Rumah Sakit Swasta dan Negeri yang hadir di Kota Medan. Namun perkembangan ini dianggapnya belum dapat memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat Medan juga pendidikan tentang kesehatan. “Banyak setelah itu RS yang hadir di Kota Medan, namun sampai saat ini belum terlihat dapat membantu meningkatakan kesehatan dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat Kota Medan,” katanya.
Untuk itu, ia berharap di HUT kota Medan ini, agar pendidikan tentang kesehatan dapat lebih meluas. “Jadi semua masyarakat sadar akan kesehatan. Pemko Medan harus mengajak RS, baik negeri dan swasta untuk ini,” katanya.
Menambahkan, Kabag Hukum dan Humas RSUD dr Pirngadi, Edison Parangin-angin mengatakan, Rumah Sakit yang didirikan tanggal 11 Agustus 1928 oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan nama GEMENTA ZIEKEN HUIS ini menjadi milik Pemko Medan pada tahun 2001.
“Tidak diperoleh data yang pasti kapan Rumah Sakit Umum Dr Pirngadi ini diserahkan kepemilikannya dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Namun dengan pelaksanaan otonomi daerah, Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi pada tanggal 27 Desember 2001 diserahkan kepemilikannya dari Pemerintah Propinsi Sumatera Utara kepada Pemerintah Kota Medan,” kata Edison. (put)