30 C
Medan
Monday, September 23, 2024

Petasan Bawa Petaka

MEDAN-Sungguh malang nasib Rizki Raihan (23) warga Jalan Ampera VIII, Kecamatan Medan Timur. Gara-gara melarang bocah bermain petasan di dekat rumahnya, Rizki babak-belur dihajar dua pria yang diketahui abang-beradik Minggu (29/6) dinihari.

Ilustrasi // Sumut Pos
Ilustrasi // Sumut Pos

Akibat dikeroyok Adam dan Adi, korban pun menderita luka memar di bagian tubuhnya.

Merasa tak terima, korban pun melaporkannya ke pihak berwajib.

Informasi yang dihimpun Sumut Pos di Polsek Medan Timur Senin (30/6) siang mengatakan, malam itu sekira pukul 23.00 WIB, korban sedang berada di rumahnya. Tak berapa lama, secara tiba-tiba terdengar suara ledakan petasan yang cukup keras.

Mendengar itu, korban langsung ke depan rumahnya mencari sumber kebisingan itu. Setelah diketahui, ternyata sekumpulan bocah yang iseng sengaja memasang petasan tersebut.

Korban pun kemudian menghampiri bocah-bocah tersebut. Ia langsung memaki-maki para bocah dan memperingati untuk tidak memasang petasan lagi di sekitar rumahnya. Setelah itu, korban pun masuk kembali ke dalam rumah.

Namun, tanpa diketahui korban, seorang bocah dari sekumpulan itu mengadu kepada Adam dan Adi. Karena merasa tak terima, abang-beradik inipun lantas menyusun rencana untuk menghajar korban.

“Malam itu ada anak-anak main petasan dekat rumah kami. Lalu suami saya keluar dan memarahi mereka karena kebetulan ibu mertua saya sedang sakit. Karena ibu lagi sakit, suami saya melarang mereka main petasan. Namun salah seorang bocah mengadu kepada dua pria itu,” kata Ayu (21), istri korban yang mendampinginya membuat pengaduan di Polsek Medan Timur, Senin (30/6) siang.

Singkat cerita, menurut keterangan istri korban, usai makan sahur puasa pertama, suaminya berangkat ke masjid dekat rumah untuk melaksanakan salat subuh. “Pas pulang salat dari masjid, suami saya dicegat mereka. Dibilangnya suami saya berani sama anak kecil, karena memarahi bocah,” jelasnya.

Merasa tak bersalah, kata Ayu, suaminya pun membela diri. Namun, kedua pelaku yang sudah emosi langsung menghajarnya hingga babak belur. “Suami saya mengalami luka di bagian dada, leher, punggung dan wajah. Bahkan baju kokonya berwarna putih pun koyak-koyak dibuat mereka,” ungkap Ayu yang sedang hamil tua.

Ia menyebut, kedua pelaku saat ini masih berada di rumahnya. Mereka tidak mengetahui bahwa suaminya melapor ke polisi. “Saya berharap polisi cepat menangkap pelakunya supaya tidak kabur. Karena, siang tadi (kemarin, red) saya lihat masih ada di rumahnya,” imbuh Ayu.

Kanit Reskrim Polsek Medan Timur, AKP Syarifurrahman yang dikonfirmasi mengatakan, laporan pengaduan korban sudah diterima. “Korban sudah dimintai keterangannya dan saat ini kasusnya masih didalami,” ujarnya singkat. (mag-8/ije)

MEDAN-Sungguh malang nasib Rizki Raihan (23) warga Jalan Ampera VIII, Kecamatan Medan Timur. Gara-gara melarang bocah bermain petasan di dekat rumahnya, Rizki babak-belur dihajar dua pria yang diketahui abang-beradik Minggu (29/6) dinihari.

Ilustrasi // Sumut Pos
Ilustrasi // Sumut Pos

Akibat dikeroyok Adam dan Adi, korban pun menderita luka memar di bagian tubuhnya.

Merasa tak terima, korban pun melaporkannya ke pihak berwajib.

Informasi yang dihimpun Sumut Pos di Polsek Medan Timur Senin (30/6) siang mengatakan, malam itu sekira pukul 23.00 WIB, korban sedang berada di rumahnya. Tak berapa lama, secara tiba-tiba terdengar suara ledakan petasan yang cukup keras.

Mendengar itu, korban langsung ke depan rumahnya mencari sumber kebisingan itu. Setelah diketahui, ternyata sekumpulan bocah yang iseng sengaja memasang petasan tersebut.

Korban pun kemudian menghampiri bocah-bocah tersebut. Ia langsung memaki-maki para bocah dan memperingati untuk tidak memasang petasan lagi di sekitar rumahnya. Setelah itu, korban pun masuk kembali ke dalam rumah.

Namun, tanpa diketahui korban, seorang bocah dari sekumpulan itu mengadu kepada Adam dan Adi. Karena merasa tak terima, abang-beradik inipun lantas menyusun rencana untuk menghajar korban.

“Malam itu ada anak-anak main petasan dekat rumah kami. Lalu suami saya keluar dan memarahi mereka karena kebetulan ibu mertua saya sedang sakit. Karena ibu lagi sakit, suami saya melarang mereka main petasan. Namun salah seorang bocah mengadu kepada dua pria itu,” kata Ayu (21), istri korban yang mendampinginya membuat pengaduan di Polsek Medan Timur, Senin (30/6) siang.

Singkat cerita, menurut keterangan istri korban, usai makan sahur puasa pertama, suaminya berangkat ke masjid dekat rumah untuk melaksanakan salat subuh. “Pas pulang salat dari masjid, suami saya dicegat mereka. Dibilangnya suami saya berani sama anak kecil, karena memarahi bocah,” jelasnya.

Merasa tak bersalah, kata Ayu, suaminya pun membela diri. Namun, kedua pelaku yang sudah emosi langsung menghajarnya hingga babak belur. “Suami saya mengalami luka di bagian dada, leher, punggung dan wajah. Bahkan baju kokonya berwarna putih pun koyak-koyak dibuat mereka,” ungkap Ayu yang sedang hamil tua.

Ia menyebut, kedua pelaku saat ini masih berada di rumahnya. Mereka tidak mengetahui bahwa suaminya melapor ke polisi. “Saya berharap polisi cepat menangkap pelakunya supaya tidak kabur. Karena, siang tadi (kemarin, red) saya lihat masih ada di rumahnya,” imbuh Ayu.

Kanit Reskrim Polsek Medan Timur, AKP Syarifurrahman yang dikonfirmasi mengatakan, laporan pengaduan korban sudah diterima. “Korban sudah dimintai keterangannya dan saat ini kasusnya masih didalami,” ujarnya singkat. (mag-8/ije)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/