25 C
Medan
Saturday, February 1, 2025

Mimpi Banyak Salib di Mana-mana

Sebelumnya Tertawa-tawa

Dua remaja yang notabene kakak-beradik, Ester Yosopin (17) dan Rita Yunita (14) diduga turut menjadi korban. Isak tangis keluarga Ester dan Rita pecah di depan ruang jenazah RSUP Adam Malik saat mengetahui tidak ada satu pun penumpang pesawat yang selamat dari maut.

“Inang.. Mengapa lah jadi begini. Baru lagi kalian tertawa-tawa senang di rumahku sebelum berangkat…,” ucap Minta Pitauli br Sutumeang yang juga adik kandung dari ibu dua kakak beradik itu seraya menangis merontah-rontah.

Sementara Mikael Sirait, suami Minta Pitauli yang juga bapak uda keduanya menyebut, dua kakak beradik itu bersekolah di SMA/SMP Santo Ignatius Jalan Karya Wisata Medan. Kata dia, lantaran liburan sekolah, keduanya hendak pulang ke rumah orangtuanya di Natuna, Kepulauan Riau, untuk ikut dalam rombongan pesawat Hercules C 130 tersebut. Ayah Ester dan Rita, anak pertama dan ketiga dari empat bersaudara itu, bertugas sebagai Babinsa TNI AD di Natuna.

“Bapak mereka (Sahata Sihombing) sebelumnya bertugas di Jakarta terus pindah ke Koramil Natuna. Ibu mereka (Dewi Situmeang) adalah kakak istriku kandung,” ujar Mikael.

Mikael mengatakan, selama ini dua kakak beradik tersebut tinggal di asrama sekolah. “Karena libur, mereka sudah ada satu minggu lebih di rumah kami. Dan tadi pagi aku yang mengantarkan mereka ke Polonia (Lanud Soewondo, Red),” kata Mikael.

Pertama mendapat kabar, ia mengaku tidak percaya pesawat TNI AU yang berangkat dari Lanud Soewondo tersebut jatuh. “Aku tahunya pas dihubungi keluarga juga. Katanya ada pesawat jatuh. Waktu ditelepon itu aku nggak percaya, karena aku baru saja sampai rumah, di Jln Sei Asahan. Tapi saat kucek ke bandara terus kulihat TV ada siaran pesawat jatuh baru aku percaya,” ungkapnya.

“Padahal sebelumnya mereka tertawa-tawa saat kami tadi minum es teh manis dingin di Bandara Lanud. Aduhh..inang, nggak sangka kali lah jadi begini,” ucapnya dengan raut muka sedih.(rbb)

Sebelumnya Tertawa-tawa

Dua remaja yang notabene kakak-beradik, Ester Yosopin (17) dan Rita Yunita (14) diduga turut menjadi korban. Isak tangis keluarga Ester dan Rita pecah di depan ruang jenazah RSUP Adam Malik saat mengetahui tidak ada satu pun penumpang pesawat yang selamat dari maut.

“Inang.. Mengapa lah jadi begini. Baru lagi kalian tertawa-tawa senang di rumahku sebelum berangkat…,” ucap Minta Pitauli br Sutumeang yang juga adik kandung dari ibu dua kakak beradik itu seraya menangis merontah-rontah.

Sementara Mikael Sirait, suami Minta Pitauli yang juga bapak uda keduanya menyebut, dua kakak beradik itu bersekolah di SMA/SMP Santo Ignatius Jalan Karya Wisata Medan. Kata dia, lantaran liburan sekolah, keduanya hendak pulang ke rumah orangtuanya di Natuna, Kepulauan Riau, untuk ikut dalam rombongan pesawat Hercules C 130 tersebut. Ayah Ester dan Rita, anak pertama dan ketiga dari empat bersaudara itu, bertugas sebagai Babinsa TNI AD di Natuna.

“Bapak mereka (Sahata Sihombing) sebelumnya bertugas di Jakarta terus pindah ke Koramil Natuna. Ibu mereka (Dewi Situmeang) adalah kakak istriku kandung,” ujar Mikael.

Mikael mengatakan, selama ini dua kakak beradik tersebut tinggal di asrama sekolah. “Karena libur, mereka sudah ada satu minggu lebih di rumah kami. Dan tadi pagi aku yang mengantarkan mereka ke Polonia (Lanud Soewondo, Red),” kata Mikael.

Pertama mendapat kabar, ia mengaku tidak percaya pesawat TNI AU yang berangkat dari Lanud Soewondo tersebut jatuh. “Aku tahunya pas dihubungi keluarga juga. Katanya ada pesawat jatuh. Waktu ditelepon itu aku nggak percaya, karena aku baru saja sampai rumah, di Jln Sei Asahan. Tapi saat kucek ke bandara terus kulihat TV ada siaran pesawat jatuh baru aku percaya,” ungkapnya.

“Padahal sebelumnya mereka tertawa-tawa saat kami tadi minum es teh manis dingin di Bandara Lanud. Aduhh..inang, nggak sangka kali lah jadi begini,” ucapnya dengan raut muka sedih.(rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/