30 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Dinas LHK Sumut Telusuri Adanya Air Limbah Menggenangi Bagan Deli Belawan

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan (DLHK) Sumut akan segera menelusuri penyebab adanya air Limbah yang menggenangi Wilayah Paluh Merta Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Sumatera Utara, Yuliani Siregar ketika dikonfirmasi Sumut Pos, Senin (1/7/2024).

Ia mengatakan, sudah menerima laporan dari grup WhatsApp dan hari ini memerintahkan anggota dan staff untuk turun langsung ke lokasi.

Terkait penanganan, dirinya akan mengecek terlebih dahulu setelah menerima laporan dari anggota, barulah akan memutuskan penanganan apa yang harus dilakukan, mulai dari mengecek asal Limbah, Limbah tersebut beracun atau tidak, dan apakah UPL (Usaha Pengelolaan Lingkungan) yang mengeluarkan Pemko atau Pemprov.

“Kita akan cek dulu asal limbahnya, berbahaya atau tidak, dan akan kita cek apakah UPLnya Pemko atau Pemprov yang mengeluarkan”, ucapnya.

Kejadian tersebut berasal dari ratusan warga Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan meminta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutan (DLHK) Sumut untuk meninjau kondisi Paluh Perta.

Pasalnya, air paluh yang dulu jernih dan menjadi tempat warga mencari nafkah telah berubah menjadi hitam dan berbau tidak sedap.

Bahkan, habitat laut seperti ikan, udang dan kepiting serta lainnya tidak ditemukan lagi di ulur paluh tersebut.

Diduga paluh yang panjangnya sekitar tiga kilometer itu telah tercemar limbah. Baik dari limbah rumah rumah tangga warga Belawan dan industri yang berada dipinggir paluh.

Menyikapi kondisi itu, pengurus DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Medan dan Relawan Wak Young Sumatera Utara, melakukan penelusuran di sepanjang Paluh Perta, Belawan.

Hasil penelusuran, ditemukan sejumlah lobang pada dinding pagar pabrik dan diduga sebagai alur pembuangan limbah cair dari dalam industri.

“Kita belum bisa memastikan apakah limbah cair dari industri itu berbahaya atau tidak. Namun contoh airnya telah kita ambil,” kata Ketua Rukun Nelayan Bagan Deli, Aswin.

Selain itu, struktur tanah atau lumpur Paluh Perta telah bercampur minyak dan berwana hitam.

“Hal inilah yang mendorong kami untuk mengambil kesimpulan awal kalau air Paluh Perta telah tercemar,” ujar Aswin.

Akibat dugaan pencemaran itu, mata pencaharian warga atau khusunya nelayan Kelurahan Bagan Deli terganggu bahkan berkurang banyak.

“Kami sangat berharap DLHK Sumut turun meninjau kondisi Paluh Perta. Agar masyarakat Bagan Deli mendapatkan kepastian penyebab air Paluh Perta tercemar,” kata Ketua Relawan Wak Young Sumatera Utara T Ahmad Salman.

Paluh Perta berawal dari hulu yang berada pinggir jalan Tol, Lingkungan 36, Kelurahan Belawan Dua dan bermuara di Lingkungan 15, Kelurahan Bagan Deli dan menjadi lokasi mencari nafkah warga.

“Dulu, anak anak selalu mandi di paluh itu. Namun sekarang tidak berani lagi karena airnya sudah jorok dan bau,” kata Radinal, warga Bagan Deli.(mag-1/han)

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan (DLHK) Sumut akan segera menelusuri penyebab adanya air Limbah yang menggenangi Wilayah Paluh Merta Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Sumatera Utara, Yuliani Siregar ketika dikonfirmasi Sumut Pos, Senin (1/7/2024).

Ia mengatakan, sudah menerima laporan dari grup WhatsApp dan hari ini memerintahkan anggota dan staff untuk turun langsung ke lokasi.

Terkait penanganan, dirinya akan mengecek terlebih dahulu setelah menerima laporan dari anggota, barulah akan memutuskan penanganan apa yang harus dilakukan, mulai dari mengecek asal Limbah, Limbah tersebut beracun atau tidak, dan apakah UPL (Usaha Pengelolaan Lingkungan) yang mengeluarkan Pemko atau Pemprov.

“Kita akan cek dulu asal limbahnya, berbahaya atau tidak, dan akan kita cek apakah UPLnya Pemko atau Pemprov yang mengeluarkan”, ucapnya.

Kejadian tersebut berasal dari ratusan warga Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan meminta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutan (DLHK) Sumut untuk meninjau kondisi Paluh Perta.

Pasalnya, air paluh yang dulu jernih dan menjadi tempat warga mencari nafkah telah berubah menjadi hitam dan berbau tidak sedap.

Bahkan, habitat laut seperti ikan, udang dan kepiting serta lainnya tidak ditemukan lagi di ulur paluh tersebut.

Diduga paluh yang panjangnya sekitar tiga kilometer itu telah tercemar limbah. Baik dari limbah rumah rumah tangga warga Belawan dan industri yang berada dipinggir paluh.

Menyikapi kondisi itu, pengurus DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Medan dan Relawan Wak Young Sumatera Utara, melakukan penelusuran di sepanjang Paluh Perta, Belawan.

Hasil penelusuran, ditemukan sejumlah lobang pada dinding pagar pabrik dan diduga sebagai alur pembuangan limbah cair dari dalam industri.

“Kita belum bisa memastikan apakah limbah cair dari industri itu berbahaya atau tidak. Namun contoh airnya telah kita ambil,” kata Ketua Rukun Nelayan Bagan Deli, Aswin.

Selain itu, struktur tanah atau lumpur Paluh Perta telah bercampur minyak dan berwana hitam.

“Hal inilah yang mendorong kami untuk mengambil kesimpulan awal kalau air Paluh Perta telah tercemar,” ujar Aswin.

Akibat dugaan pencemaran itu, mata pencaharian warga atau khusunya nelayan Kelurahan Bagan Deli terganggu bahkan berkurang banyak.

“Kami sangat berharap DLHK Sumut turun meninjau kondisi Paluh Perta. Agar masyarakat Bagan Deli mendapatkan kepastian penyebab air Paluh Perta tercemar,” kata Ketua Relawan Wak Young Sumatera Utara T Ahmad Salman.

Paluh Perta berawal dari hulu yang berada pinggir jalan Tol, Lingkungan 36, Kelurahan Belawan Dua dan bermuara di Lingkungan 15, Kelurahan Bagan Deli dan menjadi lokasi mencari nafkah warga.

“Dulu, anak anak selalu mandi di paluh itu. Namun sekarang tidak berani lagi karena airnya sudah jorok dan bau,” kata Radinal, warga Bagan Deli.(mag-1/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/