Siapa yang pantas mendampingi Gus Irawan Pasaribu sebenarnya? Pertanyaan itu mengemuka di pengurus partai politik, pejabat hingga masyarakat awam.
KABAR terakhir menyebutkan Gus Irawan menyatakan sudah memiliki dukungan cukup dari partai politik yang membuat dia kini lebih leluasa untuk menentukan pendampingnya. Namun siapakah sosok pendamping itu? Sengaja atau tidak, Selasa (30/10), salah satu radio swasta di Medan menggelar talkshow menuju Sumut 1.
Saat itu hadir Gus Irawan, balon gubsu yang juga mantan direktur utama Bank Sumut. Hadir pula Wakil Bupati Serdang Bedagai, Soekirman, Ketua KPUD Sumut, Irham Buana Nasution, dan Ketua DPW PKB Sumut, Ance Selian.
Apakah talkshow tersebut seperti menjodohkan Gus Irawan dan Soekirman? Usman, warga Tembung, yang menjadi penelepon pertama di acara itu langsung ‘menjodohkan’ Gus Irawan agar berpasangan dengan Soekirman.
“Saya lihat chemistry yang sangat kuat kalau pak Gus berpasangan dengan Soekirman. Majulah pak. Pasti menang,” katanya dari ujung telepon. “Bukan untuk menerawang tapi saya lihat kalau pasangan ini maju mudah-mudahan menang,” tuturnya.
Semakin cepat pasangan ini dideklarasikan akan semakin baik. “Kita tidak perlu menunggu partai politik lain saat injury time. Ditetapkan lebih cepat lebih bagus,” katanya. Hal senada juga diungkap Ferdy Pasaribu, penelepon dari Perbaungan.
Dia mendukung Gus Irawan agar maju dengan Soekirman. Namun satu yang dikhawatirkannya bagaimana masyarakat Serdang Bedagai (Sergai) kalau kemudian bupatinya Erry Nuradi dan wakilnya Soekirman maju serentak. Siapa yang akan mengurus rakyat?
“Kalau soal kecocokan saya pikir itu sudah sangat pas,” jelasnya. Dalam dialog yang dipandu Pieter Manopo itu dikupas seputar isu dan perkembangan menjelang Pilgubsu 2013. Ketika pendengar bertanya soal pasangan Gus Irawan, Pieter langsung bertanya soal kebenaran itu. Dalam kesempatan pertama Soekirman yang menjawab.
Menurut dia, untuk memilih pasangan politik itu harus benar-benar dilakukan dengan matang. “Seperti memilih pasangan hidup, harus ada bibit bobot dan bebetnya,” katanya. Soal kepastian berduet dengan Gus, Soekirman menjelaskan masih dalam tahap penjajakan.
“Menjadi seorang wakil harus paham fungsi dan tanggung jawab. Coba bagaimana mungkin Sumut bisa maju jika nanti gubernur dan wakil tak bisa akur. Jika gubernur dan wakil tak akur nanti ke bawahnya akan demikian. Kepala dinas terbelah dua hingga ke tingkat paling bawah,” jelas Soekirman.
“Saya berprinsip pasangan calon itu harus harmonis. Seperti keluarga, kalau ayah-ibu harmonis, anak-anaknya pasti bisa sukses. Jadi jangan langsung berharap kalau orangtua tak harmonis anak bisa sukses. Belum tentu,” jelasnya. Soekirman menambahkan, jangan sampai dana pemilihan gubernur yang Rp482 miliar ini menjadi sia-sia karena salah menentukan pasangan. “Dana Pilgub ini kan uang rakyat, janganlah cuma menghasilkan pasangan yang tak akur dan berdampak pada proses pembangunan di Sumut ,” ujar Soekirman.
Sementara itu, Gus menerangkan, banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk menentukan wakilnya nanti maju di Pilgubsu 2013 ini. Menurut Gus, 94 persen kepala daerah di Indonesia pecah kongsi. (rel/mea)