26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dinkes Sumut Dorong Peningkatan Vaksinasi, Booster Pertama Baru 41,82 Persen

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Utara (Sumut) mencatat masyarakat di Sumut melakukan vaksinasi ketiga atau booster pertama sudah mencapai 41,82 persen.

“Capaian ini belum setengahnya dari warga Sumut ya,” sebut Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sumut, Syarifah Zakiah kepada wartawan di Kota Medan, Kamis (1/12).

Angka tersebut, dinilai masih rendah masyarakat melakukan vaksinasi booster dengan jumlah masyarakat di Sumut sekitar 14 juta jiwa. Dengan itu, Syarifah mengungkapkan pihaknya terus mendorong memaksimalkan booster ini, dengan membuka central vaksinasi dimasing-masing daerah di Sumut.

Syarifah menilai masyarakat vaksinasi suntik kedua, sudah cukup. Sehingga masyarakat tidak mau lagi, melakukan vaksinasi ketiga hingga keempat atau booster pertama dan kedua.

“Karena masyarakat banyak yang mengira sudah vaksin 1 dan 2 saja sudah cukup. Tak perlu lagi booster. Apalagi saat ini masyarakat secara umum sudah menggap biasa saja mengenai Covid-19 ini,” jelas Syarifah.

Syarifah menjelaskan untuk vaksin keempat atau booster kedua disebutkan Syarifah masih dikhususkan untuk tenaga kesehatan (nakes) dan lansia. Kenapa lansia?, ia menjelaskan lantaran lansia memiliki banyak komorbid dan disebutkan Syarifah lebih gampang terpapar Covid-19.

Apalagi, Syarifah mengungkapkan saat ini kasus konfirmasi Covid-19 meningkat. Apalagi kalau belum vaksin pertama dan kedua.

“Lantaran capaian vaksinasi booster pertama masih kurang maksimal. Maka, kita kembali ingatkan dan galakkan vaksin booster pertama untuk masyarakat dan booster kedua untuk nakes dan lansia kini sudah dan sudah mencapai 50,31%,” tutur Syarifah.

Saat ini, Syarifah mengatakan penularan Covid-19 memang sudah tidak seberat yang sebelumnya yang pada varian delta. Sehingga masyarakat banyak beranggapan sepele.

Syarifah mengatakan untuk upaya yang terus dilakukan Dinkes Sumut, saat ini mengkordinir dan menggalakkan promosi vaksin ini melalui promkes yang diajak penyuluhan seperti ke pusat pasar atau pusat perbelanjaan atau di pengajian dan juga di rumah ibadah baik di gereja, masjid, dan lainnya untuk menyiarkan bagaimana kepentingan booster pertama dan kedua untuk lansia.

“Jadi kita mengajak kesadaran masyarakat akan pentingnya booster pertama dan kedua ini,” ujar Syarifah.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumut, Ismail Lubis mengungkapkan stok vaksin dimiliki Dinkes Sumut sebanyak 75 ribu dosis.

Ismail mengungkapkan pihaknya dalam waktu dekat akan menerima dosis vaksin dalam negeri, yakni IndoVac sebanyak 109.000 dosis. Ia mengatakan IndoVac sudah disuntik ke Presiden Joko Widodo. IndoVac merupakan produksi dari Farmasi Bio Farma anak perusahaan BUMN.

“Kita punya 75 ribu dosis dan akan dibagikan kepada kita 109.000 dosis itu IndoVac. Itu produksi dalam negeri dari Bio Farma. Pak Jokowi pun kemaren sudah pakai,” kata Ismail.

Ismail mengimbau dan mengajak masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi, terutama booster atau dosis ketiga dan keempat. Hal ini, dalam rangka untuk menekan penyebaran Covid-19 di Sumut.

Vaksin tersebut, salah satunya antisipasi penyebaran subvarian baru Omicron Covid-19, yaitu XBB menunjukkan kemampuan transmisi, yang lebih tinggi. Bila dibandingkan dengan subvarian lain.

“Pertama kita masih pandemi, kita sosialisasikan tentang pentingnya masker, dan prokes terutama dalam menghadapi Pandemi Covid -19 saat natal dan tahun baru,” kata Ismail.

Ismail mengatakan mobilitas tinggi dilakukan masyarakat saat liburan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Sehingga harus dilakukan pencegahan penyebaran Covid-19 dengan cara vaksinasi dan menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) secara disiplin.

“Ayok vaksin, karena mobilitas saat Nataru. Jadi yang masih vaksin 2 terutama lansia. Untuk itu, segera vaksin booster dan lansia bisa vaksin booster dua. Karena tingkat ke vatalan pada lansia itu lebih tinggi,” ucap Ismail.(gus/tri)

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Utara (Sumut) mencatat masyarakat di Sumut melakukan vaksinasi ketiga atau booster pertama sudah mencapai 41,82 persen.

“Capaian ini belum setengahnya dari warga Sumut ya,” sebut Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sumut, Syarifah Zakiah kepada wartawan di Kota Medan, Kamis (1/12).

Angka tersebut, dinilai masih rendah masyarakat melakukan vaksinasi booster dengan jumlah masyarakat di Sumut sekitar 14 juta jiwa. Dengan itu, Syarifah mengungkapkan pihaknya terus mendorong memaksimalkan booster ini, dengan membuka central vaksinasi dimasing-masing daerah di Sumut.

Syarifah menilai masyarakat vaksinasi suntik kedua, sudah cukup. Sehingga masyarakat tidak mau lagi, melakukan vaksinasi ketiga hingga keempat atau booster pertama dan kedua.

“Karena masyarakat banyak yang mengira sudah vaksin 1 dan 2 saja sudah cukup. Tak perlu lagi booster. Apalagi saat ini masyarakat secara umum sudah menggap biasa saja mengenai Covid-19 ini,” jelas Syarifah.

Syarifah menjelaskan untuk vaksin keempat atau booster kedua disebutkan Syarifah masih dikhususkan untuk tenaga kesehatan (nakes) dan lansia. Kenapa lansia?, ia menjelaskan lantaran lansia memiliki banyak komorbid dan disebutkan Syarifah lebih gampang terpapar Covid-19.

Apalagi, Syarifah mengungkapkan saat ini kasus konfirmasi Covid-19 meningkat. Apalagi kalau belum vaksin pertama dan kedua.

“Lantaran capaian vaksinasi booster pertama masih kurang maksimal. Maka, kita kembali ingatkan dan galakkan vaksin booster pertama untuk masyarakat dan booster kedua untuk nakes dan lansia kini sudah dan sudah mencapai 50,31%,” tutur Syarifah.

Saat ini, Syarifah mengatakan penularan Covid-19 memang sudah tidak seberat yang sebelumnya yang pada varian delta. Sehingga masyarakat banyak beranggapan sepele.

Syarifah mengatakan untuk upaya yang terus dilakukan Dinkes Sumut, saat ini mengkordinir dan menggalakkan promosi vaksin ini melalui promkes yang diajak penyuluhan seperti ke pusat pasar atau pusat perbelanjaan atau di pengajian dan juga di rumah ibadah baik di gereja, masjid, dan lainnya untuk menyiarkan bagaimana kepentingan booster pertama dan kedua untuk lansia.

“Jadi kita mengajak kesadaran masyarakat akan pentingnya booster pertama dan kedua ini,” ujar Syarifah.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumut, Ismail Lubis mengungkapkan stok vaksin dimiliki Dinkes Sumut sebanyak 75 ribu dosis.

Ismail mengungkapkan pihaknya dalam waktu dekat akan menerima dosis vaksin dalam negeri, yakni IndoVac sebanyak 109.000 dosis. Ia mengatakan IndoVac sudah disuntik ke Presiden Joko Widodo. IndoVac merupakan produksi dari Farmasi Bio Farma anak perusahaan BUMN.

“Kita punya 75 ribu dosis dan akan dibagikan kepada kita 109.000 dosis itu IndoVac. Itu produksi dalam negeri dari Bio Farma. Pak Jokowi pun kemaren sudah pakai,” kata Ismail.

Ismail mengimbau dan mengajak masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi, terutama booster atau dosis ketiga dan keempat. Hal ini, dalam rangka untuk menekan penyebaran Covid-19 di Sumut.

Vaksin tersebut, salah satunya antisipasi penyebaran subvarian baru Omicron Covid-19, yaitu XBB menunjukkan kemampuan transmisi, yang lebih tinggi. Bila dibandingkan dengan subvarian lain.

“Pertama kita masih pandemi, kita sosialisasikan tentang pentingnya masker, dan prokes terutama dalam menghadapi Pandemi Covid -19 saat natal dan tahun baru,” kata Ismail.

Ismail mengatakan mobilitas tinggi dilakukan masyarakat saat liburan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Sehingga harus dilakukan pencegahan penyebaran Covid-19 dengan cara vaksinasi dan menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) secara disiplin.

“Ayok vaksin, karena mobilitas saat Nataru. Jadi yang masih vaksin 2 terutama lansia. Untuk itu, segera vaksin booster dan lansia bisa vaksin booster dua. Karena tingkat ke vatalan pada lansia itu lebih tinggi,” ucap Ismail.(gus/tri)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/