MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dari sekian banyak tenaga kesehatan (nakes) dan pejabat publik di Sumatera Utara (Sumut) yang divaksin Covid-19, dua orang diduga terkonfirmasi positif corona usai divaksin. Keduanya saat ini menjalani perawatan atau isolasi.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengakui ada dua orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari sekian banyak yang divaksin tahap pertama. “Ada dua orang yang dirawat (karena positif Covid-19), padahal sudah divaksin,” ujar Edy diwawancarai wartawan usai menjenguk bayi kembar siam Adam dan Aris di RSUP H Adam Malik Medan, Senin (1/3).
Menurut Edy, belum bisa dipastikan kedua orang tersebut positif corona usai divaksin atau sebaliknya. “Saat ini sedang diteliti, apakah dia terkena virus corona sebelum divaksin atau sesudah divaksin. Jadi, itu belum bisa dipastikan,” katanya.
Edy menyatakan, kekebalan tubuh tidak bisa begitu saja menyelesaikan pandemi virus corona. Oleh sebab itu, walaupun sudah divaksin maka tetap harus mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 secara ketat. “Protokol kesehatan itu menjadi hal yang mutlak. Vaksinasi sifatnya hanya sementara untuk memutus penyebaran virus,” ungkap dia.
Lebih lanjut Edy mengatakan, vaksinasi Covid di Sumut berjalan cukup baik. Kendati demikian, tetap dievaluasi untuk prioritas daerah yang terdampak paling besar. “Tidak dibagi rata semua alokasi vaksin yang diberikan dari Pemerintah Pusat kepada 33 kabupaten/kota. Medan, Binjai, dan Deliserdang sebagai penyangga. Selanjutnya, Simalungun, dan Pematangsiantar. Sejumlah daerah tersebut menjadi prioritas,” jelasnya.
Ia berharap, dengan memetakan daerah prioritas vaksinasi corona tersebut, bisa menekan angka penularan corona di Sumut. “Mudah-mudahan bisa mengurangi dan menghambat penyebaran Covid-19,” ucap Edy.
Dia menambahkan, terkait vaksinasi tahap kedua, saat ini sedang diatur sasarannya. Selain pekerja ASN, TNI, Polri, pekerja publik, dan guru, vaksinasi juga menyasar kepada kalangan sektor perekonomian. “Kalau pelaku ekonomi sakit, maka berdampak terhadap roda perekonomian sehingga tak jalan. Maka dari itu, mereka juga perlu divaksin dan bahkan termasuk juga kalangan wartawan,” tukasnya.
Terpisah, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah menyampaikan, vaksinasi Covid-19 dosis 1 terhadap nakes di Sumut sudah mencapai 90,3 persen atau 64.158 nakes dari 71.058 sasaran. Sedangkan nakes yang ditunda divaksin kini jumlahnya 12.893 orang.
“Dari 33 kabupaten/kota yang telah melaksanakan vaksinasi dosis 1, paling banyak adalah nakes di Medan 20.103 orang. Kemudian, disusul Deliserdang 4.813 orang, Langkat 3.065 orang, Pematangsiantar 2.514 orang, dan Simalungun 2.314 orang. Sementara paling sedikit ialah Pakpak Bharat 425 orang, dan Nias Barat 502 orang,” ungkap Aris.
Untuk nakes yang sudah disuntik vaksin dosis 2, sambung Aris, jumlahnya kini mencapai 38.797 orang. Jumlah ini meliputi 32 kabupaten/kota, karena Nias Barat belum ada mengirim datanya. “Jumlah terbanyak dosis 2 juga Medan 13.065 nakes, Deliserdang 3.951 nakes, Langkat 2.177 nakes, Simalungun 2.090 nakes, dan Pematangsiantar 2.078 nakes,” bebernya.
Terkait kasus baru Covid-19, dia menyebutkan, hingga Senin sore akumulasi kasus positif telah mencapai 24.666 orang. Angka ini kembali meningkat, setelah didapatkan 138 kasus baru dari 9 kabupaten/kota. Begitu juga dengan angka kesembuhan, jumlahnya kini 21.314 orang usai bertambah 100 kasus baru dari 4 daerah. Untuk angka kematian Covid-19 hanya bertambah 1 kasus baru dari Medan, saat ini akumulasinya menjadi 838 orang.
“Dari data-data tersebut, diketahui terdapat 2.514 orang, sedikit meningkat dibanding hari sebelumnya 2.477 orang. Dari jumlah itu, 631 orang isolasi di rumah sakit dan 1.883 orang isolasi mandiri,” tandasnya.
IDI: Vaksinasi Cara Paling Etis
Terpisah, Ketua Dewan Pakar Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Menaldi Rasmin mengatakan, vaksinasi Covid-19 yang sedang dilaksanakan adalah cara paling etis untuk mencapai herd immunity atau kekebalan komunitas.
“Kalau enggak etis, gampang kok, biarin aja nanti siapa yang tahan. Yang enggak tahan ya enggak tahan, tapi itu enggak etis. Cara yang paling etis adalah seperti yang dilakukan oleh pemerintah dengan memvaksin,” kata Menaldi dalam diskusi secara virtual, Senin (1/3).
Menaldi mengatakan, untuk mencapai kekebalan komunitas minimal 70 persen masyarakat Indonesia harus disuntik vaksin.
Namun ia mengingatkan, upaya menekan pandemi Covid-19 tak hanya bergantung pada vaksin, tetapi kedisiplinan terhadap protokol kesehatan. “ Vaksinasi adalah pencegahan tahap kedua, secondary prevention, yaitu untuk mencegah orang jangan sampai sakit, kalau sakit jangan sampai berat,” ujarnya.
Lebih lanjut Menaldi menyinggung terkait gejala yang dirasakan oleh para penyintas Covid-19. Ia mengatakan, 21 persen penyintas Covid-19 merasakan gejala long Covid-19. “Itu bisa menimbulkan gangguan anatomi struktur di parunya, sehingga dia gampang mengalami infeksi berulang, jadi harus berobat ulang,” pungkasnya. (ris/kps)