30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

RS Estomihi Telantarkan Pasien, Sehari tak Diperiksa Dokter

MEDAN-RSU Estomihi Medan menelantarkan  pasien bernama Ani Tripena (16). Akibatnya, orangtua pasien, M Siahaan (44) memindahkan anaknya ke RSUP H Adam Malik Medan, Senin (30/4).

Pengakuan M Siahaan, selama satu hari anaknya Ani dirawat di dalam ruangan Kelas III, Ruang 309, RSU Estomihi tak pernah diperiksa oleh dokter.
“Yang sering memeriksa anak saya itu hanya perawat saja. Perawat bilang dokternya masuk Senin (30/4) sore sekitar pukul 17.00 WIB,” kata warga Jalan Aman Medan itu.

Melihat anaknya tak pernah diperiksa oleh dokter, M Siahaan lalu berinisiatif memindahkan anaknya ke RSUP H Adam Malik.
“Mereka bilang alat scanningnya rusak sementara anak saya muntah-muntah. Anak saya masuk rumah sakit karena dia mengalami kecelakaan lalulintas,” jelasnya.

Disinggung mengenai pelayanan selama di Instalasi Gawat Darurat (IGD), tambahnya, memang selama di IGD ada dilakukan perawatan.
“Yang saya butuhkan hasil pemeriksaan dokternya, bukannya keterangan dari perawat,” katanya.

Wakil Direktur RSU Estomihi, dr Chandra Halim mengaku, pasien sudah dilakukan pemeriksaan. Menurutnya, alat scanning rumah sakit memang rusak.
“Alat scanningnya memang rusak makanya kita belum tahu hasilnya,” ucapnya.

Mariati Pakpahan, seorang perawat mengatakan, dokternya memang tak ada di rumah sakit karena masih berada di luar.
“Dokternya tak ada di rumah sakit, dokternya masih di luar. Dokternya sore baru datang,” terangnya.

Menurutnya, pihaknya sudah melakukan pertolongan dan perawatan kepada pasien. Saat ditanyai mengenai apakah perawat bisa mengetahui apakah pasien sudah menjalani pemeriksaan dari dokter, Mariati tak bisa menjelaskannya dengan lengkap.

Ketua Komisi B DPRD Kota Medan, Surianda Lubis mengaku, dirinya sangat menyayangkan dokter yang tiba di rumah sakit sore hari.
“Kita minta kepada Dinkes Medan agar melakukan evaluasi terhadap rumah sakit-rumah sakit swasta dan negeri dimana rumah sakit sudah tak sesuai dengan motonya memberikan pelayanan. Tak hanya itu, rumah sakit seharusnya lebih memperhatikan lagi pasien yang dianggap sangat memerlukan perhatian,” pungkasnya.

Menurutnya, rumah sakit belakangan ini sudah mulai mengarah ke arah yang mementingkan orang mampu saja.
“Jangan karena orang susah terus dokternya datanganya sore. Giliran orang mampu, dokternya langsung hadir dengan cepat. Sekali lagi saya tegaskan, Dinkes Medan harus melakukan evaluasi,” terangnya. (jon)

MEDAN-RSU Estomihi Medan menelantarkan  pasien bernama Ani Tripena (16). Akibatnya, orangtua pasien, M Siahaan (44) memindahkan anaknya ke RSUP H Adam Malik Medan, Senin (30/4).

Pengakuan M Siahaan, selama satu hari anaknya Ani dirawat di dalam ruangan Kelas III, Ruang 309, RSU Estomihi tak pernah diperiksa oleh dokter.
“Yang sering memeriksa anak saya itu hanya perawat saja. Perawat bilang dokternya masuk Senin (30/4) sore sekitar pukul 17.00 WIB,” kata warga Jalan Aman Medan itu.

Melihat anaknya tak pernah diperiksa oleh dokter, M Siahaan lalu berinisiatif memindahkan anaknya ke RSUP H Adam Malik.
“Mereka bilang alat scanningnya rusak sementara anak saya muntah-muntah. Anak saya masuk rumah sakit karena dia mengalami kecelakaan lalulintas,” jelasnya.

Disinggung mengenai pelayanan selama di Instalasi Gawat Darurat (IGD), tambahnya, memang selama di IGD ada dilakukan perawatan.
“Yang saya butuhkan hasil pemeriksaan dokternya, bukannya keterangan dari perawat,” katanya.

Wakil Direktur RSU Estomihi, dr Chandra Halim mengaku, pasien sudah dilakukan pemeriksaan. Menurutnya, alat scanning rumah sakit memang rusak.
“Alat scanningnya memang rusak makanya kita belum tahu hasilnya,” ucapnya.

Mariati Pakpahan, seorang perawat mengatakan, dokternya memang tak ada di rumah sakit karena masih berada di luar.
“Dokternya tak ada di rumah sakit, dokternya masih di luar. Dokternya sore baru datang,” terangnya.

Menurutnya, pihaknya sudah melakukan pertolongan dan perawatan kepada pasien. Saat ditanyai mengenai apakah perawat bisa mengetahui apakah pasien sudah menjalani pemeriksaan dari dokter, Mariati tak bisa menjelaskannya dengan lengkap.

Ketua Komisi B DPRD Kota Medan, Surianda Lubis mengaku, dirinya sangat menyayangkan dokter yang tiba di rumah sakit sore hari.
“Kita minta kepada Dinkes Medan agar melakukan evaluasi terhadap rumah sakit-rumah sakit swasta dan negeri dimana rumah sakit sudah tak sesuai dengan motonya memberikan pelayanan. Tak hanya itu, rumah sakit seharusnya lebih memperhatikan lagi pasien yang dianggap sangat memerlukan perhatian,” pungkasnya.

Menurutnya, rumah sakit belakangan ini sudah mulai mengarah ke arah yang mementingkan orang mampu saja.
“Jangan karena orang susah terus dokternya datanganya sore. Giliran orang mampu, dokternya langsung hadir dengan cepat. Sekali lagi saya tegaskan, Dinkes Medan harus melakukan evaluasi,” terangnya. (jon)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/