25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

May Day Buruh Pilih Berjoget

MEDAN- Ribuan buruh memilih bergoyang di Lapangan Merdeka Medan daripada melakukan aksi ‘long march’ ke kantor pemerintahan, pada peringatan May Day, Rabu (1/5). Ribuan buruh tampak terhanyut bernyanyi dan berjeget, karena Pemko Medan telah menyediakan musik dan penyanyi di lokasi tersebut. Asyik…. Tarik manggg…!

BERJOGET: Wali Kota Medan juga ikutan berjoget bersama buruh. //redyanto/SUMUT POS
BERJOGET: Wali Kota Medan juga ikutan berjoget bersama buruh. //redyanto/SUMUT POS

Sedikitnya tiga organisasi buruh melakukan aksi hanya di Lapangan Merdeka. Mereka adalah Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (SPTI) Kota Medan, Serikat Buruh Mandiri Indonesia (SBMI) Kota Medan, dan Serikat Pekerja Elektronik dan Mesin (SPELM) Kota Medan. Para buruh tampak berjoget-joget mengikuti irama lagu dangdut yang dikumandangkan penyanyi.

Ketua DPC SPELM Kota Medan, Gimin mengatakan, mereka sengaja tidak mengikuti organisasi buruh lain dengan melakukan aksi di depan Kantor Gubsu dan Kantor DPRD Sumut. Sebab ‘aksi’ di Lapangan Merdeka dinilai lebih terarah. “Untuk apa melakukan aksi long march? Toh melakukan orasi di sini lebih terarah. Tuntutan kita langsung didengarkan oleh Wali Kota Medan,” katanya.

Melakukan aksi di jalan, menurut dia, hanya membuang tenaga dan juga mengganggu arus lalu-lintas. Sebab orasi di depan kantor pemerintahan akan membuat pihak kepolisian terpaksa menutup jalan. “Lebih baik di sini, tidak mengganggu orang banyak. Kita juga terhibur dan tuntutan langsung diserahkan kepada muspida,” jelasnya.

Selain itu, para buruh di Lapangan Merdeka dikatakan lebih beruntung. Sebab, buruh mendapat hiburan, juga mendapat jatah makan siang. “Kalaupun kita berorasi di depan kantor pemerintahan, belum tentu tuntutan kita diterima pejabat yang bersangkutan. Kalau di sini, Wali Kota langsung yang menerima dan kita mendapat makan siang serta beras untuk dibawa pulang,” tandasnya.

Peringatan Hari Buruh 1 Mei untuk tingkat Kota Medan memang dipusatkan di lapangan Merdeka. Acara ini dihadiri oleh Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM, Pangdam I/BB Mayjend TNI Lodewijk F Paulus, Kapoldasu Irjend Pol Wijsnu A Sastro. Wakil Walikota Medan Drs HT Dzulmi Eldin S MSi, Ketua DPRD Sumut Saleh Bangun, Ketua DPRD Medan Drs Amiruddin, unsure Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Sumut dan Kota Medan, unsure ketua dan pengurus DPC Serikat Pekerja dan para buruh se Kota Medan.

Dalam sambutannya, Wali Kota mengatakan, pihaknya sangat memahami berbagai isu yang menjadi pembicaraan di kalangan pekerja. Seperti persoalan outsourcing, kontrak kerja, tingkat kesejahteraan, kenaikan harga pangan, situasi bahan bakar minyak, dan lainnya. Bila ini tidak dikomunikasikan, tentu dapat menimbulkan suasana yang kurang kondusif di tengah-tengah masyarakat.

“Pekerja adalah modal strategis dalam pembangunan. Untuk itu saya bertekad mewujudkan iklim dan kondisi kerja yang lebih baik lagi, yakni adanya ketenangan bekerja dan kepastian berusaha. Saya yakin rekan-rekan yang tergabung dalam organisasi serikat pekerja juga memiliki tekad yang sama,” ujar Rahudman.

Wali Kota juga mengingatkan, kalau ada perbedaan maupun perselisihan, mari dicari solusinya secara damai. Sepelik apapun persoalan yang di hadapi, kalau hati jernih, fikiran bersih, dan mau duduk bersama, maka akan dapat merumuskan jalan keluar yang baik, tentunya dengan metode win-win solution.

Sementara itu, Kapoldasu Irjend Pol Wisjnu A Sastro mengatakan, peringatan hari buruh ini dinilai situasinya terkendali. “Peringatan hari buruh ini merupakan tahun ketiga, untuk itu saya memberikan apresiasi kepada Pemko Medan yang telah memfasilitasi acara ini. Tahun ini Wali Kota Medan memberikan bantuan sembako kepada 2.500 buruh masing-masing 10 kg beras per orang, “ ujar Wisjnu.

Acara diawali dengan pembacaan 9 aspirasi dan tuntutan para buruh, yakni jadikan tanggal 1 Mei sebagai hari libur nasional, hapus sistem kerja outsourcing, efektifkan kinerja kepengawasan, tolak sistem upah murah, selesaikan kasus-kasus ketenagakerjaan di Kota Medan, laksanakan UMK dan UMSK di Kota Medan secara konsisten, tolak iuran SJSN sebagai wajib tega pekerja, tolak kenaikan harga BBM, dan terakhir tolak kenaikan tarif daya listrik.

Antri Aksi di Kantor Gubsu
Selain di Lapangan Merdeka, Kantor Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) juga menjadi salah satu titik yang dipilih buruh untuk merayakan May Day. Di sana, buruh terpaksa antri untuk melakukan aksinya.

Sekitar pukul 12.00 Wib, para buruh yang tergabung dalam FSPMI (Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia) mulai melakukan aksi di depan kantor Gubsu. Berbagai tuntutan mereka serukan. “Percaya atau tidak, masih banyak buruh yang tidak mendapat jamsostek. Misalnya, buruh di PT Asia Sakti Wahid. Ada sekitar 1.600an buruh, hanya 800 yang terdaftar di Jamsostek,” ujar koordinator lapangan, Minggu Saragih.

Selain itu, menurut dia, perusahaan lain yang juga belum mendaftarkan karyawannya di Jamsostek yakni PT Artha Global, PT Girvi Mas, PT Cipta Baja Raya, PT PP Lonsum Indonesia Tbk, PT Sidojadi, dan perusahaan lainnya di Sumut.

Usai saolat zhuhur, pendemo aksi buruh FSPMI diganggu aksi FPR-T. Forum gabungan dari persatuan buruh, tani, dan mahasiswa ini datang dari arah jalan Cut Mutia Medan. Tetapi karena masih ada aksi FSPMI, pendemo FPR-T tidak bisa masuk ke kantor Gubsu. Terpaksa mereka menunggu sekitar 30 menit sebelum akhirnya bisa menyampaikan aspirasi mereka.

Sambil menunggu giliran, massa FPR-T bernyanyi dan menari di depan mobil pemandu mereka.
Hingga pukul 4 sore, massa buruh belum beranjak dari Kantor Gubsu. Bahkan, beberapa perwakilan tampak memasuki parkiran kantor Pemprovsu yang dibatasi dengan kawat berduri, dan dijaga polisi serta Satpol PP.

Menanggapi tuntutan Buruh, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara, Bukit Tambunan mengatakan, suara buruh juga menjadi keinginan Pemprovsu. “Upaya untuk terus memberikan kesejahteraan bagi kehidupan para buruh, merupakan keinginan dan harapan pemerintah yang sampai kini terus diperjuangkan,” ucapnya.

Soal upah layak, kata dia, komponen penghitungan besaran upah buruh di Sumut sudah diakomodir dengan 64 komponen. Namun buruh meminta 80 komponen. “Ini di luar kewenangan Pemprov Sumut, karena urusan ini domainnya ada di pemerintah pusat,” jelas Bukit.

Kereta Api Berhenti Karena Masa Buruh
Walau berlangsung aman, perayaan Mayday kali ini meninggalkan kejadian lucu. Saat hari sudah mulai sore, puluhan buruh datang dari arah jalan stasiun besar menuju jalan Prof M Yamin.

Saat itu sekitar pukul 16.45. Kereta api yang menuju ke arah belawan mulai bergerak. Palang kereta api perlintasan sudah turun. Tiba-tiba dari arah tugu 65, puluhan orang naik sepeda motor dan jalan kaki datang dan membuat panik pengguna jalan.
Kereta api yang sudah mulai bergerak pelan terpaksa mundur kembali ke stasiun.

Humas PT KAI Divre I Sumut-Aceh, Rapino Situmorang juga membenarkan kejadian tersebut. “Ya benar, kejadiannya di perlintasan Serdang. Saat itu gerbong penumpang KRDI U58 tertunda karena ada demo buruh yang lewat. Karena sudah ada lemparan dari massa, akhirnya kereta api mundur,” ujarnya.

Karena pemunduran tersebut, kereta api telat berangkat sekitar 5 menit. “Kita cari aman. Setidaknya nunggu massa selesai lewat, baru kita lanjutkan perjalanan,” tutupnya.

Arus Lalu-lintas Lancar
Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, kali ini May Day tidak menimbulkan kemacetan yang parah. Malah sejumlah jalan di kota Medan tampak lengang, sekalipun di sekitar lokasi digelarnya demo seperti di Jalan Balai Kota, Jalan Pulau Pinang dan Jalan Stasiun serta Jalan Maulana Lubis. Ditengarai, masyarakat memilih tidak beraktivitas ke luar rumah pada May Day kali ini.

Lokasi-lokasi yang biasanya menjadi lokasi rawan kemacetan, seperti Jalan Guru Patimpus, Jalan Palang Merah dan Jalan Pengadilan juga tampak lepas dari kemacetan. Sejumlah petugas kepolisian tampak berjaga di sejumlah lokasi.

Sejumlah instansi pemerintah juga sepi. Meski aktifitas di dalam kantor tetap seperti biasa, namun kunjungan tamu sangat jarang/
Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Medan, Kompol Budi Hendrawan mengatakan, arus lalu-lintas relatif aman. “Di setiap wilayah di kota Medan, khusunya di perempatan jalan protocol, kita siagakan personil kita. Sejauh ini lalu-lintas berjalan lancar, “ ujarnya.
Pada May Day kemarin, aktivitas pertokoan di Kota Medan, seperti di Jalan Asia, Jalan Pandu, Jalan Aksara, Jalan Sisingamangaraja Medan, hingga pusat perbelanjaan (mall) tampak berlangsung normal.

Yudi, Marcomm Plaza Medan Fair Medan mengatakan, mereka tidak melakukan antisipasi berlebihan pada May Day kali ini. “Tidak ada karyawan Plaza Medan Fair yang ikut aksi hari ini. Aktivitas pun berjalan lancar,” ujarnya.

Selain di mall, aktivitas normal juga terlihat di pertokoan kawasan Jalan Pandu Medan. Hampir seluruh pertokoan masih tetap buka. “Mayday hari ini belum ada pengaruhnya bagi penjualan,” ujar Aking, salah seorang pemilik toko elektronik.

Hal berbeda justru dirasakan Brastagi Supermarket.Walau tetap buka, namun 50 persen karyawan di Brastagi Supermarket mengikuti Mayday. “Tercatat 50 persen karyawan kami ikut turun ke jalan merayakan Mayday. Akibatnya hanya beberapa karyawan yang tidak terdaftar dalam serikat buruh yang menjaga Brastagi Supermarket ini,” ujar Rudi Citra, pemilik Brastagi Supermarket.

Rudi mengaku, mendukung hari buruh. Namun dia juga meminta para pekerja jangan terlalu banyak tuntutan. “Tuntutan harus sesuai dengan kontribusi juga dong,” pungkasnya. (mag-7/ram/mag-10/mag/9)

MEDAN- Ribuan buruh memilih bergoyang di Lapangan Merdeka Medan daripada melakukan aksi ‘long march’ ke kantor pemerintahan, pada peringatan May Day, Rabu (1/5). Ribuan buruh tampak terhanyut bernyanyi dan berjeget, karena Pemko Medan telah menyediakan musik dan penyanyi di lokasi tersebut. Asyik…. Tarik manggg…!

BERJOGET: Wali Kota Medan juga ikutan berjoget bersama buruh. //redyanto/SUMUT POS
BERJOGET: Wali Kota Medan juga ikutan berjoget bersama buruh. //redyanto/SUMUT POS

Sedikitnya tiga organisasi buruh melakukan aksi hanya di Lapangan Merdeka. Mereka adalah Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (SPTI) Kota Medan, Serikat Buruh Mandiri Indonesia (SBMI) Kota Medan, dan Serikat Pekerja Elektronik dan Mesin (SPELM) Kota Medan. Para buruh tampak berjoget-joget mengikuti irama lagu dangdut yang dikumandangkan penyanyi.

Ketua DPC SPELM Kota Medan, Gimin mengatakan, mereka sengaja tidak mengikuti organisasi buruh lain dengan melakukan aksi di depan Kantor Gubsu dan Kantor DPRD Sumut. Sebab ‘aksi’ di Lapangan Merdeka dinilai lebih terarah. “Untuk apa melakukan aksi long march? Toh melakukan orasi di sini lebih terarah. Tuntutan kita langsung didengarkan oleh Wali Kota Medan,” katanya.

Melakukan aksi di jalan, menurut dia, hanya membuang tenaga dan juga mengganggu arus lalu-lintas. Sebab orasi di depan kantor pemerintahan akan membuat pihak kepolisian terpaksa menutup jalan. “Lebih baik di sini, tidak mengganggu orang banyak. Kita juga terhibur dan tuntutan langsung diserahkan kepada muspida,” jelasnya.

Selain itu, para buruh di Lapangan Merdeka dikatakan lebih beruntung. Sebab, buruh mendapat hiburan, juga mendapat jatah makan siang. “Kalaupun kita berorasi di depan kantor pemerintahan, belum tentu tuntutan kita diterima pejabat yang bersangkutan. Kalau di sini, Wali Kota langsung yang menerima dan kita mendapat makan siang serta beras untuk dibawa pulang,” tandasnya.

Peringatan Hari Buruh 1 Mei untuk tingkat Kota Medan memang dipusatkan di lapangan Merdeka. Acara ini dihadiri oleh Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM, Pangdam I/BB Mayjend TNI Lodewijk F Paulus, Kapoldasu Irjend Pol Wijsnu A Sastro. Wakil Walikota Medan Drs HT Dzulmi Eldin S MSi, Ketua DPRD Sumut Saleh Bangun, Ketua DPRD Medan Drs Amiruddin, unsure Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Sumut dan Kota Medan, unsure ketua dan pengurus DPC Serikat Pekerja dan para buruh se Kota Medan.

Dalam sambutannya, Wali Kota mengatakan, pihaknya sangat memahami berbagai isu yang menjadi pembicaraan di kalangan pekerja. Seperti persoalan outsourcing, kontrak kerja, tingkat kesejahteraan, kenaikan harga pangan, situasi bahan bakar minyak, dan lainnya. Bila ini tidak dikomunikasikan, tentu dapat menimbulkan suasana yang kurang kondusif di tengah-tengah masyarakat.

“Pekerja adalah modal strategis dalam pembangunan. Untuk itu saya bertekad mewujudkan iklim dan kondisi kerja yang lebih baik lagi, yakni adanya ketenangan bekerja dan kepastian berusaha. Saya yakin rekan-rekan yang tergabung dalam organisasi serikat pekerja juga memiliki tekad yang sama,” ujar Rahudman.

Wali Kota juga mengingatkan, kalau ada perbedaan maupun perselisihan, mari dicari solusinya secara damai. Sepelik apapun persoalan yang di hadapi, kalau hati jernih, fikiran bersih, dan mau duduk bersama, maka akan dapat merumuskan jalan keluar yang baik, tentunya dengan metode win-win solution.

Sementara itu, Kapoldasu Irjend Pol Wisjnu A Sastro mengatakan, peringatan hari buruh ini dinilai situasinya terkendali. “Peringatan hari buruh ini merupakan tahun ketiga, untuk itu saya memberikan apresiasi kepada Pemko Medan yang telah memfasilitasi acara ini. Tahun ini Wali Kota Medan memberikan bantuan sembako kepada 2.500 buruh masing-masing 10 kg beras per orang, “ ujar Wisjnu.

Acara diawali dengan pembacaan 9 aspirasi dan tuntutan para buruh, yakni jadikan tanggal 1 Mei sebagai hari libur nasional, hapus sistem kerja outsourcing, efektifkan kinerja kepengawasan, tolak sistem upah murah, selesaikan kasus-kasus ketenagakerjaan di Kota Medan, laksanakan UMK dan UMSK di Kota Medan secara konsisten, tolak iuran SJSN sebagai wajib tega pekerja, tolak kenaikan harga BBM, dan terakhir tolak kenaikan tarif daya listrik.

Antri Aksi di Kantor Gubsu
Selain di Lapangan Merdeka, Kantor Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) juga menjadi salah satu titik yang dipilih buruh untuk merayakan May Day. Di sana, buruh terpaksa antri untuk melakukan aksinya.

Sekitar pukul 12.00 Wib, para buruh yang tergabung dalam FSPMI (Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia) mulai melakukan aksi di depan kantor Gubsu. Berbagai tuntutan mereka serukan. “Percaya atau tidak, masih banyak buruh yang tidak mendapat jamsostek. Misalnya, buruh di PT Asia Sakti Wahid. Ada sekitar 1.600an buruh, hanya 800 yang terdaftar di Jamsostek,” ujar koordinator lapangan, Minggu Saragih.

Selain itu, menurut dia, perusahaan lain yang juga belum mendaftarkan karyawannya di Jamsostek yakni PT Artha Global, PT Girvi Mas, PT Cipta Baja Raya, PT PP Lonsum Indonesia Tbk, PT Sidojadi, dan perusahaan lainnya di Sumut.

Usai saolat zhuhur, pendemo aksi buruh FSPMI diganggu aksi FPR-T. Forum gabungan dari persatuan buruh, tani, dan mahasiswa ini datang dari arah jalan Cut Mutia Medan. Tetapi karena masih ada aksi FSPMI, pendemo FPR-T tidak bisa masuk ke kantor Gubsu. Terpaksa mereka menunggu sekitar 30 menit sebelum akhirnya bisa menyampaikan aspirasi mereka.

Sambil menunggu giliran, massa FPR-T bernyanyi dan menari di depan mobil pemandu mereka.
Hingga pukul 4 sore, massa buruh belum beranjak dari Kantor Gubsu. Bahkan, beberapa perwakilan tampak memasuki parkiran kantor Pemprovsu yang dibatasi dengan kawat berduri, dan dijaga polisi serta Satpol PP.

Menanggapi tuntutan Buruh, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara, Bukit Tambunan mengatakan, suara buruh juga menjadi keinginan Pemprovsu. “Upaya untuk terus memberikan kesejahteraan bagi kehidupan para buruh, merupakan keinginan dan harapan pemerintah yang sampai kini terus diperjuangkan,” ucapnya.

Soal upah layak, kata dia, komponen penghitungan besaran upah buruh di Sumut sudah diakomodir dengan 64 komponen. Namun buruh meminta 80 komponen. “Ini di luar kewenangan Pemprov Sumut, karena urusan ini domainnya ada di pemerintah pusat,” jelas Bukit.

Kereta Api Berhenti Karena Masa Buruh
Walau berlangsung aman, perayaan Mayday kali ini meninggalkan kejadian lucu. Saat hari sudah mulai sore, puluhan buruh datang dari arah jalan stasiun besar menuju jalan Prof M Yamin.

Saat itu sekitar pukul 16.45. Kereta api yang menuju ke arah belawan mulai bergerak. Palang kereta api perlintasan sudah turun. Tiba-tiba dari arah tugu 65, puluhan orang naik sepeda motor dan jalan kaki datang dan membuat panik pengguna jalan.
Kereta api yang sudah mulai bergerak pelan terpaksa mundur kembali ke stasiun.

Humas PT KAI Divre I Sumut-Aceh, Rapino Situmorang juga membenarkan kejadian tersebut. “Ya benar, kejadiannya di perlintasan Serdang. Saat itu gerbong penumpang KRDI U58 tertunda karena ada demo buruh yang lewat. Karena sudah ada lemparan dari massa, akhirnya kereta api mundur,” ujarnya.

Karena pemunduran tersebut, kereta api telat berangkat sekitar 5 menit. “Kita cari aman. Setidaknya nunggu massa selesai lewat, baru kita lanjutkan perjalanan,” tutupnya.

Arus Lalu-lintas Lancar
Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, kali ini May Day tidak menimbulkan kemacetan yang parah. Malah sejumlah jalan di kota Medan tampak lengang, sekalipun di sekitar lokasi digelarnya demo seperti di Jalan Balai Kota, Jalan Pulau Pinang dan Jalan Stasiun serta Jalan Maulana Lubis. Ditengarai, masyarakat memilih tidak beraktivitas ke luar rumah pada May Day kali ini.

Lokasi-lokasi yang biasanya menjadi lokasi rawan kemacetan, seperti Jalan Guru Patimpus, Jalan Palang Merah dan Jalan Pengadilan juga tampak lepas dari kemacetan. Sejumlah petugas kepolisian tampak berjaga di sejumlah lokasi.

Sejumlah instansi pemerintah juga sepi. Meski aktifitas di dalam kantor tetap seperti biasa, namun kunjungan tamu sangat jarang/
Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Medan, Kompol Budi Hendrawan mengatakan, arus lalu-lintas relatif aman. “Di setiap wilayah di kota Medan, khusunya di perempatan jalan protocol, kita siagakan personil kita. Sejauh ini lalu-lintas berjalan lancar, “ ujarnya.
Pada May Day kemarin, aktivitas pertokoan di Kota Medan, seperti di Jalan Asia, Jalan Pandu, Jalan Aksara, Jalan Sisingamangaraja Medan, hingga pusat perbelanjaan (mall) tampak berlangsung normal.

Yudi, Marcomm Plaza Medan Fair Medan mengatakan, mereka tidak melakukan antisipasi berlebihan pada May Day kali ini. “Tidak ada karyawan Plaza Medan Fair yang ikut aksi hari ini. Aktivitas pun berjalan lancar,” ujarnya.

Selain di mall, aktivitas normal juga terlihat di pertokoan kawasan Jalan Pandu Medan. Hampir seluruh pertokoan masih tetap buka. “Mayday hari ini belum ada pengaruhnya bagi penjualan,” ujar Aking, salah seorang pemilik toko elektronik.

Hal berbeda justru dirasakan Brastagi Supermarket.Walau tetap buka, namun 50 persen karyawan di Brastagi Supermarket mengikuti Mayday. “Tercatat 50 persen karyawan kami ikut turun ke jalan merayakan Mayday. Akibatnya hanya beberapa karyawan yang tidak terdaftar dalam serikat buruh yang menjaga Brastagi Supermarket ini,” ujar Rudi Citra, pemilik Brastagi Supermarket.

Rudi mengaku, mendukung hari buruh. Namun dia juga meminta para pekerja jangan terlalu banyak tuntutan. “Tuntutan harus sesuai dengan kontribusi juga dong,” pungkasnya. (mag-7/ram/mag-10/mag/9)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/