MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pengamat Konstruksi Kota Medan, Ir Husni Thamrin M Sc IAI menyoroti kasus tewasnya seorang wanita, Asiah Shinta Dewi Hasibuan (43) yang terjatuh dari pintu lift Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) Deliserdang, sepekan lalu.
Menurutnya, kontrol pemeliharaan dan penggunaan lift tidak sesuai fungsinya. Artinya, sarana atau alat yg salah, ditambah lagi kurangnya kontrol security alat atau bidang rescue di sekitar bandara.
“Masak satu akses (lift) pintunya ada dua, sebaiknya satu pintu saja sesuai fungsinya, yakni arah keluar/masuk di satu pintu yang sama. Berarti tidak mau ditukar saat pemasangan awal, seharusnya saat melakukan perencanaan konstruksi terhadap pengguna harus dipikirkan,” ujar Husni kepada Sumut Pos di Medan, Senin (1/5).
Selain itu, lanjutnya, seharusnya ada kontrol berkala terhadap maintenance dan itu penting. Harus ada pemeliharaan serta pengawasan. Sebab, dilihat dari CCTV tersebut, pintu terbuka sebelum sampai ke lantai tujuan dengan sempurna, kemungkinan itu terjadi error electrical.
Dia menilai, jika lift dilakukan kontrol berkala dan pemeliharaan yang baik, maka hal itu tidak akan terjadi. Karena otomatis lift tidak mungkin terbuka jika sudah di setting perlantai. Seharusnya jika sudah sampai dengan sempurna, baru lift terbuka.
“Jadi, dengan korban memencet-mencet tombol, seolah-olah membuka paksa pintu lift sehingga terbuka, itu tidak ada hubungannya, karena sudah di setting tidak bisa dibuka secara paksa jika elektrik saat on (hidup),” imbuhnya.
Husni mengungkapkan, terkait desain lift berpintu dua, bisa saja tujuan awalnya kemungkinan memang untuk dua sisi main entrance. Tetapi karena fungsinya tidak efektif, seharusnya diganti menjadi satu pintu saja. Tidak dibenarkan pintu dua terhadap satu unit lift terhadap alur pintu akses, apalagi ditempatkan di dekat area publik (awam). Lalu, seharusnya ada silent atau aba-aba terhadap sirkulasi ruang dan Interior.
“Suara atau aba-aba (suara kecil) tanda jika pintu keluar dan masuk serta alarm, jika on/off pintu berfungsi atau tidak. Dan seharusnya service dan maintenance berkala haruslah tetap dijalani,” katanya.
Kemudian, papar Husni, bisa dilihat dalam potongan gambar posisi ruang lift di antara core atau ruang geraknya lift di posisi yang ada dinding atau ruang renggang (berjarak). Di situ kelihatan posisi berhentinya lift.
“Dugaan saya lift berhenti di posisi antar lantai ke lantai, disitu ada ruang yang tidak sempit atau mungkin berjarak melebihi ukuran badan manusia, sehingga bisa plong atau lolos melewati ruang antara sisi alur lift dengan dinding pembatas. “Nah, tewasnya wanita tersebut bisa saja karena pengaruh jatuhnya jaraknya jauh atau tertimpa lift itu sendiri.
Namun, jika di analisa, posisi mana bukaan pintu itu berada, sehingga si korban kenapa berani keluar, apakah dia melihat lantai atau tidak?. Tetapi untuk menganalisa secara detailnya lift tersebut, haruslah melihat secara utuh data desain gambar dari konsultan perencana, sehingga bisa tergambar atau membaca jelas kenapa itu bisa terjadi,” tandasnya.
Adapun, pasca tewasnya Asiah Sinta Dewi Hasibuan, saat ini Polisi Resor Kota (Polresta) Deliserdang, hingga kini (Senin, red) masih terus melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut.
Bahkan, polisi telah memeriksa tujuh orang petugas KNIA untuk dimintai keterangannya. “Kami sedang melakukan pemeriksaan kepada para saksi-saksi. Ada sekitar tujuh orang saksi,” kata Kasat Reskrim Polresta Deliserdang, Kompol I Kadek Cahyadi.
Sementara itu, salah seorang keluarga dari korban tidak terima dengan kejadian itu. Pihaknya mengaku, bakal mengambil langkah hukum untuk memastikan almarhum tak bersalah dan menuntut kelalaian petugas serta pengelola.
“Tentu kami akan membuat laporan ke polisi. Kitakan bisa lihat dari tayangan itu. Itu safety nya kurang,” kata Abang kandung korban, Raja.
Sebelumnya, Manajemen Bandara Internasional Kualanamu mendukung penuh kepolisian terkait ditemukannya jasad di bawah salah satu lift, pada Kamis (27/4) oleh personel Aviation Security Bandara Kualanamu.
Head of Corporate Communications PT Angkasa Pura Aviasi, operator yang mengelola Bandara Kualanamu, Dedi Al Subur mengatakan, data-data dan keterangan yang dibutuhkan sudah disampaikan kepada pihak kepolisian.
“Bandara Kualanamu mendukung proses dari kepolisian. Saat ini data-data termasuk rekaman CCTV seluruhnya sudah disampaikan. Sejumlah personel Aviation Security dan personel teknik juga sudah memberikan keterangan kepada pihak kepolisian,” katanya, Minggu (30/4).
Dia menambahkan, pihaknya telah bertemu dengan keluarga untuk menyampaikan rasa duka cita mendalam atas kejadian ini. Bandara Kualanamu juga telah melakukan audit secara berkala terhadap fasilitas bandara yang ada baik di sisi darat (land side) maupun sisi udara (air side).
“Audit terhadap fasilitas dilakukan berkala termasuk untuk menyambut Angkutan Lebaran 2023 yang saat ini tengah berlangsung,” ujarnya.
Diketahui, Asiah Shinta Dewi Hasibuan (43) tewas setelah terjatuh dari lift Bandara Internasional Kualanamu. Jasadnya ditemukan dalam keadaan membusuk pada Kamis (27/4) sore, oleh petugas teknisi Kualanamu.
Awal penemuan mayat bermula, saat seorang satpam (Avsec) bandara mencium aroma menyengat di sekitar lift lantai dasar. Saat itu petugas Avsec langsung berkoordinasi kepada petugas teknisi Kualanamu. Kemudian petugas langsung mengecek dan didapati ada mayat seorang wanita.
Pasca ditemukannya jasad korban, beredar video detik-detik korban di dalam lift bandara sebelum ditemukan tewas.
Dalam video tersebut, terlihat korban, Asiah Shinta Dewi Hasibuan (43) sedang menelepon seseorang sambil memencet tombol lift. Terlihat jika salah satu pintu lift bandara tersebut sudah terbuka di bagian belakang. Namun, korban tampak tidak menyadari hingga memaksa membuka pintu di depannya lalu terjatuh ke lubang di depan pintu lift. (Dwi).