MEDAN, SUMUTPOS.CO – Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof Muhammad Ildrem Sumatera Utara, Ria Nofida Telaumbanua, angkat bicara ihwal peristiwa stafnya yang ajak berkelahi wartawan saat meliput vaksinasi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di rumah sakit tersebut, Selasa (29/6).
“Kalau saya dengar penjelasan staf, beliau hanya minta adik-adik wartawan untuk bertemu manajemen. Saya rasa tadi sudah selesai, hanya ada kesalahpahaman. Ada miskoordinasi sehingga beliau tidak tau ada adik-adik wartawan yang datang meliput acara di belakang,” kata Ria menjawab Sumut Pos, Kamis (1/7).
Pada prinsipnya, kata dia, staf berusaha melindungi seluruh pasien di RSJ Prof Muhammad Ildrem. Mengingat pasien mereka yang ada di sana berbeda seperti RS lainnya. ”Karena berkebutuhan khusus. Mohon dipahami juga tentang ini. Dan sudah saya jelaskan ke adik-adik wartawan pagi harinya sampai bagaimana cara meliputnya. Karen kita harus menghargai privasi pasien di sana. Jadi hanya miskomunikasi saja,” katanya.
Pihaknya meminta persoalan ini jangan lagi dibesar-besarkan. Apalagi memang, kehadiran awak media ke acara tersebut atas undangan dari pihaknya. “Semua orang penuh kekurangan tidak ada yang sempurna. Saya juga pagi sudah menemani adik-adik wartawan mengikuti jalannya vaksinasi, artinya saya sudah menerima mereka dengan baik. Jika ada staf yang kurang baik, saya akan menegur agar lebih baik. Dan Bu Rita staf kita juga sudah menjelaskan sewaktu menengahi,” pungkasnya.
Seperti diberitakan, seorang oknum aparatur sipil negara (ASN) yang bertugas di RSJ Prof. Muhammad Ildrem Sumut, bertindak arogan terhadap sejumlah wartawan yang melakukan peliputan vaksinasi di lokasi RSJ. Pegawai yang memakai baju dinas dengan logo Pemerintah Provinsi Sumut bernama Wahyu Kaban itu, juga hendak merampas alat kerja awak media yang tengah melakukan peliputan.
Fotografer salah satu media cetak di Medan, Riski Cahyadi mengatakan, awalnya mereka bersiap-siap untuk pulang dan mengambil gambar pendukung suasana gedung RSJ Prof. Ildrem. Dan pada saat itu tiba-tiba saja Wahyu Kaban mendatangi dan menarik lengannya, bahkan sampai mau merampas peralatannya.
Riski menuturkan, Wahyu mempertanyakan kenapa para wartawan tidak izin kepadanya. Lalu, para wartawan pun menjelaskan bahwa mereka diundang oleh direktur RSJ Prof. Ildrem. Meski mendengar penjelasan tersebut, Wahyu tetap tidak percaya dan langsung bertindak arogan. Bahkan oknum pegawai itu menyuruh para wartawan untuk menghapus gambar. (prn/ila)