Keluarga Korban Menangis Histeris di Posko Bahorok
Setelah mendapat kabar dari tim evakuasi bahwa seluruh penumpang serta awak pesawat meninggal dunia, suara tangisan histeris dari keluarga korban pecah. Akibatnya, petugas yang ada di posko Pekan Bahorok, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, panik.
HAMDAN, Bahorok
Tangisan histeris hingga tak sadarkan diri keluarga korban menjadi perhatian warga. Akibatnya, suasana tampak tegang. Petugas posko pun kewalahan untuk menenangkan para keluarga korban dan mengamankan kerumunan warga yang ingin melihat langsung.
Silvi (7), anak korban dr Suhelman dan dr Juli Dhaliana tampak menangis histeris dan meronta-ronta di posko.
“Papa, bunda, jangan tinggalkan Silvi,” teriak Silvi sambil menangis.
Mendengar teriakan Silvi, keluarga Silvi yang berada di posko juga ikut menangis histeris. Mereka saling berpelukan dan saling memberi semangat.
“Kenapa bisa seperti ini. Cepat kali kamu (korban, Red) meninggalkan kami. Bagaimana nasib anakmu ini,” ratap keluarga korban berlinang air mata.
Sementara, Silvi anak satu-satunya dari kedua korban terlihat terus meneteskan air mata. Sehingga, kakek Silvi mencoba menenangkannya. Silvi tampak bingung, dan menanyakan dimana papanya berada. “Diaman papa? kenapa papa?” tanya Silvi dengan kakeknya sembari diangkat dari tengah-tengah keluarganya yang lain.
Sriansyah Putra, selaku keluarga Silvi kepada wartawan Sumut Pos mengaku, bahwa pihaknya menyesalkan lambatnya tim evakuasi untuk menolong korban. “Memang kita selaku keluarga merasa kesal. Meskipun begitu, kita tidak dapat menyalahkan tim evakuasi. Karena, untuk melakukan evakuasi selalu terhalang cuaca,” ujar Sriansyah.
Bukan hanya Silvi, tetapi keluarga korban lainnya yakni, Yunanda (29), juga menangis hiteris di posko. Dia tak menyangka kalau istrinya Syamsidar Yusni, serta dua orang anaknya Hamimatul Jannah (5) dan Abdul Hanif Abdillah (3) menjadi korban jatuhnya pesawat Casa.
“Aku mau lihat anakku. Awas, mana anakku, nggak mungkin dia meninggal. Dia masih hidup, jangan tahan aku, akau mau lihat anakku. Kenapa bisa begini. Mana anakku,” tangis Yusnanda histeris.
Orangtua Yunanda, Syamsiar juga tampak terbaring lemah di sebelahnya. Sehingga tim medis yang sudah disiapkan di posko langsung memberikan oksigen untuk menjaga-hal-hal yang tak diinginkan. Situasi di posko semakin panik karena keluarga korban yang pingsan terus berjatuhan.
Damli (30), keluarga Syamsidar Yusni kepada wartawan Sumut Pos mengaku, kalau pihaknya merasa kecewa dengan kinerja tim evakuasi. “Macam mananya ini. Kalau bisa jadi begini. Masak pesawat itu mau dibelah saat melakukan evakuasi. Gara-gara kabar itu, orangtua korban jadi pingsan,” ucap Damli.
Rosmawati, mertua Syamsidar Yusni saat berada di posko juga ikut menangis histeris. “Apakah ada harapan hidup mereka di sana? Ya Allah, tolonglah aku, kasihanilah dia (korban, Red) yang Allah, dia masih kecil dan tak berdosa,” kata Rosmawati berlinang air mata.
Setelah beberapa jam, akhirnya suara tangis hiteris dan ratapan dari masing-masing keluarga korban mulai tenang. Tapi, para keluarga korban tampak melamun seakan tak percaya dengan peristiwa tersebut. (*)