25.6 C
Medan
Thursday, May 30, 2024

Diduga Ada Permainan, Disperindag ESDM Sumut Segera Jadwalkan Pemeriksaan Sejumlah Suplayer Beras

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Sumatera Utara, akan mengurai permasalahan yang menyebabkan harga beras meroket di pasaran saat ini.

Berdasarkan data dihimpun Disperindag ESDM, bahwa harga beras medium Rp14 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram. Sedangkan, beras premium sudah di atas Rp15 ribu per kilogram.

Kepala Disperindag ESDM Sumut, Mulyadi Simatupang mengungkapkan pihaknya, pekan ini akan mendatangi sejumlah kilang beras di Sumut, untuk melihat produksi gabah menjadi beras.

Mulyadi mengharapkan ada data sinkron antara produksi beras dengan pasokan dan stok di pasar-pasar Tradisional. Dengan itu, ia mengatakan diketahui persis penyebab atau pemicu harga pangan beras naik di tengah masyarakat.

“Kita akan mendatangi kilang-kilang, karena ada beberapa data harus kita sinkronkan dari produksi beras ini. Dari data pertanian kata surplus. Mungkin saja, yang dilaporkan produksi gabah padi, masuk ke kilang menyusut jadi beras,” ucap Mulyadi kepada wartawan, Senin (2/10/2023).

Mulyadi menjelaskan berdasarkan pemantauan dari pihak Disperindag ESDM Sumut, ke pasar-pasar tradisional di Kota Medan, pedagang mengeluhkan dan bilang susah dapat beras lokal. Sedangkan, hasil produksi padi di Sumut surplus.

“Nah dimana salahnya?, Ini kita mau mengurai dari hulu dan hilir, lebih enak cari solusi, tetap kita jalankan solusi saat ini. Mungkin persepsi, yang dilaporkan gabah misalnya 1 ton, ke kilang menyusut,” jelas Mulyadi.

Untuk melakukan intervensi harga beras yang mahal saat ini, Mulyadi mengatakan pihaknya menggelar Pasar Murah di Kantor Disperindag ESDM Sumut, setiap hari Jumat dan Sabtu. Termasuk, menyampaikan surat imbauan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melakukan hal yang sama di masing-masing wilayahnya.

“Kita bersama Bulog disejumlah Kabupaten/Kota memfasilitasi menggelar Pasar Murah. Tanpa bantuan Bulog kita akan susah. Buat surat edaran untuk Pasar Murah, kita melakukan sidak,” ucap Manajer PSMS Medan itu.

“Pemerintah Kabupaten/Kota seperti di Medan, sudah melakukan Pasar Murah. Seperti di Pasar Sukaramai ada Pasar Murah, pedagang beras jual mahal, tidak ada yang membeli. Jadi, orang beli beras Bulog,” kata Mulyadi.

Dengan menggelar Pasar Murah ini, Mulyadi mengungkapkan pihaknya juga menyiapkan langkah-langkah dalam menstabilkan harga beras ini, kembali. Jangan sampai harga beras mahal ini, memicu inflasi di Sumut ikut meroket.

“Fungsi Disperindag ini, bagaimana menstabilkan harga kebutuhan pokok ini. Turun kali jangan, naik kali jangan. Karena, akan berdampak dengan inflasi. Harga pasar, tidak bisa intervensi dengan regulasi. Tapi, tindakan kita lakukan kordinasikan dengan Kabupaten/Kota,” ucap Mulyadi.

Selain itu, pihak Disperindag ESDM Sumut, melakukan pengawasan pendistribusian hingga melihat pasokan di tengah masyarakat. Mulyadi mengatakan hal ini, untuk mengantisipasi permainan spekulan bermain beras dengan meraup keuntungan besar.

“Sembari kita mengurangi ini, pasti ada langkah-langkah yang akan kita buat dengan solusi. Kita efektifkan pengawasan setiap minggu. Kalau spekulasi yang bermain, kita aktif mengatasinya,” jelas Mulyadi.

Mulyadi mengatakan pihaknya bersama Kantor Wilayah (Kanwil) I KPPU, akan memanggil sejumlah perusahaan sebagai suplayer beras. Karena, didapatkan perusahaan itu, memodali petani dan hasil pertanian seperti beras wajib dijual ke perusahaan tersebut.

“Kita akan juga memanggil suplayer dengan berkordinasi KPPU. Tidak kita sebutkan perusahaannya, yang bergerak di bidang pangan beras ini. Kita informasi, ada bermain beras, memberikan modal kepada petani, pupuk, hasilnya dibeli kepada perusahaan tersebut,” ucap Mulyadi.

Mulyadi mengatakan pihaknya, sudah melakukan inventarisir sudah sejauh mana, dugaan permainan perusahaan tersebut. Hal tersebut, akan ditelusuri lebih mendalam.

“Kita tidak bisa menyalakan petani juga. Kalau ada harga lebih bagus. Banyak ada faktor, kita terus bekerja lah,” kata Mulyadi.

Mulyadi mengaku heran dengan kondisi pasokan beras surplus di Sumut. Dimana, stok beras lokal maupun luar Provinsi berlimpah. Tapi, harga beras tidak stabil di tengah masyarakat.

“Beras lokal, beras dari luar ada. Kemana beras ini, kok bisa mahal?. Kalau cerita tengkulak pasti ada, tapi belum diketahui sejauh mana. KPPU belum juga bisa memastikan,” tandas Mulyadi.(gus)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Sumatera Utara, akan mengurai permasalahan yang menyebabkan harga beras meroket di pasaran saat ini.

Berdasarkan data dihimpun Disperindag ESDM, bahwa harga beras medium Rp14 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram. Sedangkan, beras premium sudah di atas Rp15 ribu per kilogram.

Kepala Disperindag ESDM Sumut, Mulyadi Simatupang mengungkapkan pihaknya, pekan ini akan mendatangi sejumlah kilang beras di Sumut, untuk melihat produksi gabah menjadi beras.

Mulyadi mengharapkan ada data sinkron antara produksi beras dengan pasokan dan stok di pasar-pasar Tradisional. Dengan itu, ia mengatakan diketahui persis penyebab atau pemicu harga pangan beras naik di tengah masyarakat.

“Kita akan mendatangi kilang-kilang, karena ada beberapa data harus kita sinkronkan dari produksi beras ini. Dari data pertanian kata surplus. Mungkin saja, yang dilaporkan produksi gabah padi, masuk ke kilang menyusut jadi beras,” ucap Mulyadi kepada wartawan, Senin (2/10/2023).

Mulyadi menjelaskan berdasarkan pemantauan dari pihak Disperindag ESDM Sumut, ke pasar-pasar tradisional di Kota Medan, pedagang mengeluhkan dan bilang susah dapat beras lokal. Sedangkan, hasil produksi padi di Sumut surplus.

“Nah dimana salahnya?, Ini kita mau mengurai dari hulu dan hilir, lebih enak cari solusi, tetap kita jalankan solusi saat ini. Mungkin persepsi, yang dilaporkan gabah misalnya 1 ton, ke kilang menyusut,” jelas Mulyadi.

Untuk melakukan intervensi harga beras yang mahal saat ini, Mulyadi mengatakan pihaknya menggelar Pasar Murah di Kantor Disperindag ESDM Sumut, setiap hari Jumat dan Sabtu. Termasuk, menyampaikan surat imbauan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melakukan hal yang sama di masing-masing wilayahnya.

“Kita bersama Bulog disejumlah Kabupaten/Kota memfasilitasi menggelar Pasar Murah. Tanpa bantuan Bulog kita akan susah. Buat surat edaran untuk Pasar Murah, kita melakukan sidak,” ucap Manajer PSMS Medan itu.

“Pemerintah Kabupaten/Kota seperti di Medan, sudah melakukan Pasar Murah. Seperti di Pasar Sukaramai ada Pasar Murah, pedagang beras jual mahal, tidak ada yang membeli. Jadi, orang beli beras Bulog,” kata Mulyadi.

Dengan menggelar Pasar Murah ini, Mulyadi mengungkapkan pihaknya juga menyiapkan langkah-langkah dalam menstabilkan harga beras ini, kembali. Jangan sampai harga beras mahal ini, memicu inflasi di Sumut ikut meroket.

“Fungsi Disperindag ini, bagaimana menstabilkan harga kebutuhan pokok ini. Turun kali jangan, naik kali jangan. Karena, akan berdampak dengan inflasi. Harga pasar, tidak bisa intervensi dengan regulasi. Tapi, tindakan kita lakukan kordinasikan dengan Kabupaten/Kota,” ucap Mulyadi.

Selain itu, pihak Disperindag ESDM Sumut, melakukan pengawasan pendistribusian hingga melihat pasokan di tengah masyarakat. Mulyadi mengatakan hal ini, untuk mengantisipasi permainan spekulan bermain beras dengan meraup keuntungan besar.

“Sembari kita mengurangi ini, pasti ada langkah-langkah yang akan kita buat dengan solusi. Kita efektifkan pengawasan setiap minggu. Kalau spekulasi yang bermain, kita aktif mengatasinya,” jelas Mulyadi.

Mulyadi mengatakan pihaknya bersama Kantor Wilayah (Kanwil) I KPPU, akan memanggil sejumlah perusahaan sebagai suplayer beras. Karena, didapatkan perusahaan itu, memodali petani dan hasil pertanian seperti beras wajib dijual ke perusahaan tersebut.

“Kita akan juga memanggil suplayer dengan berkordinasi KPPU. Tidak kita sebutkan perusahaannya, yang bergerak di bidang pangan beras ini. Kita informasi, ada bermain beras, memberikan modal kepada petani, pupuk, hasilnya dibeli kepada perusahaan tersebut,” ucap Mulyadi.

Mulyadi mengatakan pihaknya, sudah melakukan inventarisir sudah sejauh mana, dugaan permainan perusahaan tersebut. Hal tersebut, akan ditelusuri lebih mendalam.

“Kita tidak bisa menyalakan petani juga. Kalau ada harga lebih bagus. Banyak ada faktor, kita terus bekerja lah,” kata Mulyadi.

Mulyadi mengaku heran dengan kondisi pasokan beras surplus di Sumut. Dimana, stok beras lokal maupun luar Provinsi berlimpah. Tapi, harga beras tidak stabil di tengah masyarakat.

“Beras lokal, beras dari luar ada. Kemana beras ini, kok bisa mahal?. Kalau cerita tengkulak pasti ada, tapi belum diketahui sejauh mana. KPPU belum juga bisa memastikan,” tandas Mulyadi.(gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/