26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Turis Keluhkan Kondisi Trotoar

MEDAN-Kota Medan banyak dikunjungi para turis asing maupun lokal. Biasanya para turis dari berbagai negara itu memilih berjalan kaki untuk menikmati suasana di kota multikultural ini. Namun ketidaknyamanan mereka rasakan karena fasilitas pejalan kaki yang tidak memadai.

Pemandangan yang berbeda mereka temui dengan hak pejalan kaki yang kerap terpinggirkan. Seperti trotoar yang disalahgunakan untuk tempat berjualan, tempat melintas kendaraan bermotor dan lainnya. Steve, pria asal Australia yang kebetulan melintas di daerah Jalan Sisingamangaraja mengeluhkan keadaan trotoar yang tidak memadai.

“Sebenarnya kota ini cukup nyaman tapi tidak ada prioritas yang diberikan kepada para pejalan kaki. Tempat berjalan untuk pejalan kaki saya lihat dipakai berjualan. Jadi kami harus jalan di pinggir jalan. Kamu tahu itu sangat berbahaya,” katanya.

Steve membandingkan kondisi di negaranya. Pria asal Melbourne ini mengatakan pendistrian sangat diprioritaskan.

“Tentu berbeda. Kami suka berjalan kaki. Tapi di sana kami memang diberikan hak. Trotoar yang nyaman dan banyak rambu untuk pejalan kaki,” jelasnya.
Begitu juga dengan Sasa Zecevic, Mantan pemain PSMS asal Serbia ini heran dengan keadaan di Medan.

“Kenapa orang Eropa suka berjalan kaki? karena mereka memang dihormati. Tapi di Indonesia termasuk Medan fasilitasnya tidak cukup,” pungkasnya. (don)

MEDAN-Kota Medan banyak dikunjungi para turis asing maupun lokal. Biasanya para turis dari berbagai negara itu memilih berjalan kaki untuk menikmati suasana di kota multikultural ini. Namun ketidaknyamanan mereka rasakan karena fasilitas pejalan kaki yang tidak memadai.

Pemandangan yang berbeda mereka temui dengan hak pejalan kaki yang kerap terpinggirkan. Seperti trotoar yang disalahgunakan untuk tempat berjualan, tempat melintas kendaraan bermotor dan lainnya. Steve, pria asal Australia yang kebetulan melintas di daerah Jalan Sisingamangaraja mengeluhkan keadaan trotoar yang tidak memadai.

“Sebenarnya kota ini cukup nyaman tapi tidak ada prioritas yang diberikan kepada para pejalan kaki. Tempat berjalan untuk pejalan kaki saya lihat dipakai berjualan. Jadi kami harus jalan di pinggir jalan. Kamu tahu itu sangat berbahaya,” katanya.

Steve membandingkan kondisi di negaranya. Pria asal Melbourne ini mengatakan pendistrian sangat diprioritaskan.

“Tentu berbeda. Kami suka berjalan kaki. Tapi di sana kami memang diberikan hak. Trotoar yang nyaman dan banyak rambu untuk pejalan kaki,” jelasnya.
Begitu juga dengan Sasa Zecevic, Mantan pemain PSMS asal Serbia ini heran dengan keadaan di Medan.

“Kenapa orang Eropa suka berjalan kaki? karena mereka memang dihormati. Tapi di Indonesia termasuk Medan fasilitasnya tidak cukup,” pungkasnya. (don)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/