MEDAN- Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Medan, Drs H Sahlan Daulay MPd dinilai tidak adil dan terkesen diintimidasi oleh salah satu pihak di tengah kisruh yang terjadi di sekolah yang dipimpinnya. Indikasi itu terlihat dari sikap Kepsek yang buru-buru memecat Wakasek Urusan Kesiswaan, Drs Emiruddin Harahap MM, tapi malah membiarkan para provokator yang menyebabkan terjadinya kisruh tersebut.
Demikian pendapat pemerhati pendidikan Kota Medan, Abdul Hamid kepada wartawan, Sabtu (29/11). “Kalau Kepsek sudah menindak Emiruddin, kenapa Abdul Hafiz cs yang mendorong terjadinya kisruh itu tidak disikapi. Kepsek harusnya netral,” kata Abdul Hamid di kantornya Jalan Tuasan Medan.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum DPP LSM Garuda Mas ini menambahkan, Kepsek itu seharusnya adil untuk memutasi kedua Wakil Kepala Sekolah (Wakasek). Setelah mencopot Wakasek Urusan Kesiswasan, Sahlan juga harus mencopot Wakasek Kurikulum, Sarana dan Prasarana Drs Abdul Hafiz MM dan rekan-rekannya yang dinilai menjadi biang keladi kisruh di SMAN 3 itu. Sebab, akibat tindakan keduanya, guru-guru di sekolah itu kini menjadi terpecah belah.
“Awal kisruh ini dimulai oleh Abdul Hafiz. Dia juga yang meminta kepada Kasek untuk segera memecat Emiruddin Harahap dari jabatannya dalam rapat Senin (18/11) lalu. Bahkan, kalau Kasek tidak memecat Emiruddin, Hafiz mengancam guru-guru bakal mogok mengajar bila tuntutan mereka tidak dipenuhi,” ungkapnya.
Yang lebih mengherankan, meski kasek menegaskan bahwa urusan mutasi guru bukanlah menjadi wewenangnya, tetapi hak Kadis Pendidikan dan Walikota, tetapi Hafiz tetap ngotot dan menyatakan akan mundur jika dalam seminggu tuntutannya tidak dipenuhi. “Dari sikap ini jelas bahwa Hafiz sudah menunjukkan etika yang buruk. Ia menilai, sejak awal memang ada rencana terselubung oleh Hafiz cs untuk menjatuhkan lawannya,” tegasnya.
“Ada upaya politisasi para guru dengan melibatkan siswa. Siswa yang digalang untuk melakukan demo apalagi terencana, itu sudah tidak benar. Ini pendidikan, bukan politik. Ini yang harus dilihat pihak inspektorat dan DPRD Medan dalam meninjau kasus ini,” tutur pria yang akran dipanggil Angga itu.
Apalagi setelah seminggu berlalu sejak pernyataannya itu dan Emiruddin tidak dimutasi, Hafiz tak juga mundur dari jabatannya. “Seharusnya, inilah saat yang tepat bagi Kasek untuk menurunkan Hafiz agar sikapnya adil. Kasek jangan takut. Saya khawatir, pak Sahlan sebagai Kasek senior dan berpengalaman malah dikendalikan orang ketiga,” tegasnya.
Sedangkan, Wakasek Kurikulum, Sarana dan Prasarana SMAN3 Medan, Drs Abdul Hafiz MM ketika dikonfirmasi, Sabtu (30/11) mengakui keterlibatannya dalam ‘menjatuhkan Emiruddin. “Kami yang mendesak dia (Kepala Sekolah) supaya mecat dia (Emir,red),” ujarnya.
Ia juga tidak membantah kalau dirinya mendorong supaya Emiruddin dimutasi dan akan mundur dari jabatannya jika tuntutannya tidak dipenuhi dalam seminggu. “Memang ada saya ngomong gitu, tapi karena dorongan kawan-kawan,” tambahnya berkilah. (dek)