MEDAN-Tepatnya pukul 20.00 WIB, tadi malam, dua lokasi di Medan dilalap si jago merah. Diperkirakan dari peristiwa itu kerugian mencapai ratusan juta.
Lokasi pertama yakni di Jalan Sembada XI, Kelurahan PB Selayang II, Kecamatan Medan Selayang. Di sini, rumah milik Hamonangan Manurung menjadi korban.
Dari informasi yang diterima, rumah tersebut ditinggal penghuninya pulang kampung merayakan Natal dan Tahun Baru. “Saat kebakaran, pemilik rumah tidak ada di tempat. Hanya anak-anaknya saja,” ungkap seorang warga, Indra, yang tinggal tak jauh dari lokasi kebakaran.
Pada peristiwa tersebut, dua unit sepeda motor dan barang-barang berharga yang berada di dalam rumah ludes terbakar. Diperkirakan atas kejadian tersebut, pemilik rumah mengalami kerugian ratusan juta rupiah.
Akibat kebakaran itu, listrik di kawasan Jalan Sembada XI padam. Sehingga sedikit mempersulit petugas pemadam kebakaran menjinakkan si jago merah. Pemadaman berlangsung selama setengah jam dengan mengerahkan empat unit mobil pemadam kebakaran.
Sementara itu, di lokasi berbeda pada jam yang sama tiga unit kelas dan ruang kantor Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Lembaga Pendidikan Perkebunan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agribisnis Perkebunan (LPP STIPAP) di Jalan Wiliem Iskandar Medan juga terbakar. Dari kebakaran ini, diperkirakan kerugian mencapai ratusan juta.
Selain empat ruang tersebut, kebakaran di LPP STIPAP hampir menyambar ke ruang administrasi. Namun, berkat kesigapan tiga unit mobil pemadam kebakaran yang sebelumnya sudah berada di lokasi api berhasil dijinakan.
Namun, disayangkan, pihak LPP STIPAP sendiri sedikit tertutup terkait kejadian tersebut.
Usaha wartawan untuk mencoba mengkonfirmasi ke pihak terkait gagal. Bahkan, terlihat seorang laki-laki berbadan kurus dengan kulit hitam memanggil semua pihak LPP STIPAP yang dimungkinkan bisa menjadi saksi mata kejadian tersebut. Pemanggilan tersebut dimaksudkan agar mereka tak menceritakan kejadian tersebut ke para wartawan.
Tak sampai di situ, laki-laki ini juga sempat tak senang dengan kedatangan wartawan ke kompleks perkuliahan tersebut. Ia mencoba meminta wartawan memperlihatkan kartu identitas masing-masing wartawan dengan nada keras dan kasar.
Meredam kemungkinan terjadinya kesalahpahaman, Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol Maringan Simanjuntak berusaha mengakomodir permintaan wartawan dengan menghadirkan seorang saksi. Ia juga mengatakan, pihaknya saat ini masih melakukan penyelidikkan terkait kebakaran tersebut. “Sebentar, saya akan panggilkan saksi yang melihat langsung kejadian. Saya juga baru datang dan kami masih melakukan penyelidikan,” tuturnya seraya memanggil Satpam LPP STIPAP Ahmad sebagai saksi dan menceritakan yang terjadi.
Kepada wartawan Ahmad mengatakan, peristiwa kebakaran tersebut terjadi sekira pukul 20.00 WIB. Ia pertama kali melihat api berasal dari atap ruang kelas, tepatnya di sebelah kantor Mapala. “Pertama kali apinya dari atap kelas dan tiba-tiba menjalar. Saat itu aku langsung memberitahukan hal itu ke Satpam lainnya untuk menghubungi pemadam kebakaran,” ungkapnya.
Kabarnya, saat kejadian tersebut, terdapat orang yang berada di dalam kantor Mapala tersebut. Namun, Ahmad membantah hal tersebut. “Gak ada orang di sana (Kantor Mapala, Red) Bang. Soalnya kebakaran tersebut terjadi saat mahasiswa libur. Mereka masuk pada 9 Januari nanti. Jadi mana mungkin ada orang,” tegasnya. (saz)