25 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Dengan Modal Kecil, Bisa Jadi Pengusaha

Dari Pelatihan dan Pengenalan Produksi Sablon untuk Industri Kreatif

Modal kecil bukan menjadi alasan untuk tidak memulai satu usaha. Untuk itu, perlu sedikit perubahan mindset mahasiswa dalam melihat sebuah kesempatan. Apalagi potensi besar ada di sekitar.

Indra Juli, Medan

Hal itu yang terungkap pada kegiatan “Pelatihan dan Pengenalan Produksi Sablon untuk Industri Kreatif” oleh Blue Motion Indonesia (BMI) di Universitas Pembangunan Panca Budi Jalan Gatot Subroto Medan, Senin (2/5). Dimana dengan kemauan dan kreatifitas yang tinggi, lapangan pekerjaan bukan lagi hal yang harus dikhawatirkan.

Salah satu peluang yang ada seperti usaha sablon masih memiliki peluang yang cukup besar. Apalagi usaha sablon ini memiliki beberapa kelebihan yang memungkin siapapun untuk mulai menggelutinya. Seperti modal yang dibutuhkan terbilang minim tapi memiliki margin keuntungan yang menjanjikan.

Peserta kegiatan pun terlihat antusias menyaksikan proses kerja dari menyablon yang diperagakan Foren Ardiansyah Siregar, seorang pengusaha sablon Kota Medan. Turut pula diperkenalkan bagian-bagian peralatan untuk menyablon seperti screen, cater, emulsi, unit afdrak, tinta dan lain-lain. Peralatan-peralatan tadi pun tidak selalu harus dibeli sehingga dapat menghemat biaya produksi nantinya. Begitu juga pengenalan terhadap usaha sablon yang disampaikan dalam dialog dua arah.

“Untuk peralatan memang sih ada yang menjual komplit dan pasti harganya mahal. Makanya sengaja saya bawa mesin sablon ini untuk memperlihatkan kita juga bisa membuat sendiri. Untuk membuat mesin seperti ini saya hanya mengeluarkan dana Rp3,5 juta. Sangat murah dibanding bila saya membeli hampir bahkan lebih dari sepuluh juta,” ucap Foren.

Tahapan demi tahapan penyablonan pun mendapat perhatian seluruh peserta. Beberapa pertanyaan yang disampaikan tak urung membuat Foren harus menghentikan kegiatannya. “Untuk segmen pasar juga sangat beragam. Perusahaan, organisasi, sekolah, perusahaan pakaian, perorangan, juga merek pakaian. Tinggal kita memilih untuk fokus dimana. Jadi usaha sablon ini tidak sekecil yang di pinggir-pinggir jalan itu,” tegasnya.

Di sesi sebelumnya, peserta diberikan pandangan bagaimana pentingnya jiwa enterpreneur untuk memecahkan masalah pengangguran di tengah-tengah masyarakat. Untuk itu, panitia pun menghadirkan narasumber seperti Ir AH Maruzar sebagai pengembang Sumber Daya Manusia (SDM), Eko Wahyu Hidayat sebagai Manager Marketing Dunkin Donat Wilayah Sumatera Utara (Sumut), M Thoyib Daulay sebagai Kepala UKM Centre Universitas Panca Budi, dengan moderator Drs H Indra Jaya Lubis Ak yang juga Rektor IV Universitas Panca Budi. Turut hadir Ketua Umum BMI Chris Andriaz Panggabean didampingi Wakil Ketua Hermansyah Pulungan dan Sekretaris Jenderal Aslam Asyura
Menurut Ir AH Maruzar, mahasiswa harus menghemat waktu untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.

Mahasiswa juga diingatkan akan hilangnya jiwa enterpreneur yang melahirkan pemikiran sulit mencari pekerjaan. Bahkan angka yang cukup besar juga tercatat di tingkat Strata 2. Semua itu sejalan dengan data BPS 2010 yang menyebut angka pengangguran mencapai 116 juta. Begitu juga Eko Wahyu Hidayat yang mengingatkan mahasiswa untuk merubah mainset yang ada.

Begitu pun setiap usaha yang dijalankan juga dituntut jaringan yang baik. Di samping menjaga kepercayaan dengan selalu membuka diri untuk semua masukan dan keluhan konsumen. “Jadi sekarang waktu menjadi sangat berharga. Semakin cepat kita memulai, semakin banyak waktu yang kita miliki untuk belajar. Mahasiswa pun harus mulai merubah mindset yang ada. Tidak lagi bagaimana mencari pekerjaan melainkan bagaimana membuka lapangan pekerjaan.

Seperti yang disampaikan Ketua Pelaksana Afin, kegiatan ini merupakan agenda dari BMI di bidang pendidikan. Pelatihan itu sendiri akan berlanjut, Selasa (3/5) di salah satu Yayasan Sosial di Jalan Halat Medan. “Kita berharap dari kegiatan ini, mahasiswa tidak lagi kebingungan setelah tamat nanti. Bahwa dengan kemauan dan kerjakeras mereka juga bisa menciptakan sumber penghasilan dan mandiri. Itu yang menjadi visi dan misi dari BMI,” ucap Afin.(*)

Dari Pelatihan dan Pengenalan Produksi Sablon untuk Industri Kreatif

Modal kecil bukan menjadi alasan untuk tidak memulai satu usaha. Untuk itu, perlu sedikit perubahan mindset mahasiswa dalam melihat sebuah kesempatan. Apalagi potensi besar ada di sekitar.

Indra Juli, Medan

Hal itu yang terungkap pada kegiatan “Pelatihan dan Pengenalan Produksi Sablon untuk Industri Kreatif” oleh Blue Motion Indonesia (BMI) di Universitas Pembangunan Panca Budi Jalan Gatot Subroto Medan, Senin (2/5). Dimana dengan kemauan dan kreatifitas yang tinggi, lapangan pekerjaan bukan lagi hal yang harus dikhawatirkan.

Salah satu peluang yang ada seperti usaha sablon masih memiliki peluang yang cukup besar. Apalagi usaha sablon ini memiliki beberapa kelebihan yang memungkin siapapun untuk mulai menggelutinya. Seperti modal yang dibutuhkan terbilang minim tapi memiliki margin keuntungan yang menjanjikan.

Peserta kegiatan pun terlihat antusias menyaksikan proses kerja dari menyablon yang diperagakan Foren Ardiansyah Siregar, seorang pengusaha sablon Kota Medan. Turut pula diperkenalkan bagian-bagian peralatan untuk menyablon seperti screen, cater, emulsi, unit afdrak, tinta dan lain-lain. Peralatan-peralatan tadi pun tidak selalu harus dibeli sehingga dapat menghemat biaya produksi nantinya. Begitu juga pengenalan terhadap usaha sablon yang disampaikan dalam dialog dua arah.

“Untuk peralatan memang sih ada yang menjual komplit dan pasti harganya mahal. Makanya sengaja saya bawa mesin sablon ini untuk memperlihatkan kita juga bisa membuat sendiri. Untuk membuat mesin seperti ini saya hanya mengeluarkan dana Rp3,5 juta. Sangat murah dibanding bila saya membeli hampir bahkan lebih dari sepuluh juta,” ucap Foren.

Tahapan demi tahapan penyablonan pun mendapat perhatian seluruh peserta. Beberapa pertanyaan yang disampaikan tak urung membuat Foren harus menghentikan kegiatannya. “Untuk segmen pasar juga sangat beragam. Perusahaan, organisasi, sekolah, perusahaan pakaian, perorangan, juga merek pakaian. Tinggal kita memilih untuk fokus dimana. Jadi usaha sablon ini tidak sekecil yang di pinggir-pinggir jalan itu,” tegasnya.

Di sesi sebelumnya, peserta diberikan pandangan bagaimana pentingnya jiwa enterpreneur untuk memecahkan masalah pengangguran di tengah-tengah masyarakat. Untuk itu, panitia pun menghadirkan narasumber seperti Ir AH Maruzar sebagai pengembang Sumber Daya Manusia (SDM), Eko Wahyu Hidayat sebagai Manager Marketing Dunkin Donat Wilayah Sumatera Utara (Sumut), M Thoyib Daulay sebagai Kepala UKM Centre Universitas Panca Budi, dengan moderator Drs H Indra Jaya Lubis Ak yang juga Rektor IV Universitas Panca Budi. Turut hadir Ketua Umum BMI Chris Andriaz Panggabean didampingi Wakil Ketua Hermansyah Pulungan dan Sekretaris Jenderal Aslam Asyura
Menurut Ir AH Maruzar, mahasiswa harus menghemat waktu untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.

Mahasiswa juga diingatkan akan hilangnya jiwa enterpreneur yang melahirkan pemikiran sulit mencari pekerjaan. Bahkan angka yang cukup besar juga tercatat di tingkat Strata 2. Semua itu sejalan dengan data BPS 2010 yang menyebut angka pengangguran mencapai 116 juta. Begitu juga Eko Wahyu Hidayat yang mengingatkan mahasiswa untuk merubah mainset yang ada.

Begitu pun setiap usaha yang dijalankan juga dituntut jaringan yang baik. Di samping menjaga kepercayaan dengan selalu membuka diri untuk semua masukan dan keluhan konsumen. “Jadi sekarang waktu menjadi sangat berharga. Semakin cepat kita memulai, semakin banyak waktu yang kita miliki untuk belajar. Mahasiswa pun harus mulai merubah mindset yang ada. Tidak lagi bagaimana mencari pekerjaan melainkan bagaimana membuka lapangan pekerjaan.

Seperti yang disampaikan Ketua Pelaksana Afin, kegiatan ini merupakan agenda dari BMI di bidang pendidikan. Pelatihan itu sendiri akan berlanjut, Selasa (3/5) di salah satu Yayasan Sosial di Jalan Halat Medan. “Kita berharap dari kegiatan ini, mahasiswa tidak lagi kebingungan setelah tamat nanti. Bahwa dengan kemauan dan kerjakeras mereka juga bisa menciptakan sumber penghasilan dan mandiri. Itu yang menjadi visi dan misi dari BMI,” ucap Afin.(*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/