32 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Oalahh… Akses ke Sekolah Ini Ditembok 2 Meter

Foto: Gibson/PM Para orangtua siswa-siswi Yayasan Sekolah Nasional Plus Cinta Budaya/Cheng Wen Jalan Melati Komplek MMTC berkumpul di depan sekolah
Foto: Gibson/PM
Para orangtua siswa-siswi Yayasan Sekolah Nasional Plus Cinta Budaya/Cheng Wen Jalan Melati Komplek MMTC berkumpul di depan sekolah

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Silang sengketa lahan antara mantan Pangdam I/BB Mayjen TNI (Purn) Burhanudin Siagian dengan PT. PBC serta Yayasan Cinta Budaya/Chong Wen, semakin meruncing.

Pasalnya, akses jalan keluar-masuk ke Sekolah Nasional Plus Cinta Budaya/Chong Wen ditembok setinggi 2 meter, Sabtu (30/4) sore. Tak hanya itu, oknum TNI yang sebelumnya sudah ditarik, kini kembali berjaga-jaga di lokasi sengketa.

“Sebenarnya kami sangat terganggu dengan berdirinya tembok itu karena akses keluar-masuk ke sekolah jadi terganggu. Karenanya, pintu keluar-masuk ke sekolah hanya satu hingga terjadi antrian,” ujar Kepala Sekolah SMA Yayasan sekolah Nasional Plus Cinta Budaya/Cheng Wen, Ir Antonius Aritonang MT didampingi pihak yayasan, Lemanto, Senin (2/5).

Pun begitu, kata Antonius, pihaknya menjamin keberlangsungan proses belajar mengajar di sekolah. “Tapi jika masalah di luar, kami tidak bisa berbuat karena kami tidak mencampuri permasalahan sengketa lahan,” kata Aritonang, sembari mengatakan pihaknya dalam waktu dekat akan memanggil orangtua murid untuk menjelaskan permasalahan yang terjadi.

Selain pihak sekolah, para orang tua murid juga merasa was-was atas kelanjutan proses belajar anak-anak mereka. Para orangtua berkumpul di areal gedung sekolah saat mengantar anak-anak mereka.

“Kami ingin tahu permasalahan dari pihak sekolah. Jangan nantinya anak kami menjadi korban karena permainan pihak yayasan. Kami menyekolahkan anak-anak kami dengan biaya mahal. Kami tunggu jawaban pihak sekolah,” kata sejumlah orangtua siswa-siswi TK, SD, SMP dan SMU tersebut.

Pantauan di lokasi, akses jalan keluar-masuk sekolah yang biasanya dua jalur, kini menjadi satu jalur. Bahkan jalur tersebut tidak bisa dilalui dua mobil sekaligus karena berdirinya tembok setinggi 2 meter tersebut.

Sedangkan, beberapa oknum TNI berdinas lengkap berada di pos yang dibangun persis ditepi akses keluar masuk sekolah. Sementara, di tembok yang dibangun dan dipagar sekolah, berdiri plang “Tanah ini milik Mayjen TNI (Purn) Burhanuddin Siagian, mantan Pangdam I/BB”.

Foto: Gibson/PM Para orangtua siswa-siswi Yayasan Sekolah Nasional Plus Cinta Budaya/Cheng Wen Jalan Melati Komplek MMTC berkumpul di depan sekolah
Foto: Gibson/PM
Para orangtua siswa-siswi Yayasan Sekolah Nasional Plus Cinta Budaya/Cheng Wen Jalan Melati Komplek MMTC berkumpul di depan sekolah

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Silang sengketa lahan antara mantan Pangdam I/BB Mayjen TNI (Purn) Burhanudin Siagian dengan PT. PBC serta Yayasan Cinta Budaya/Chong Wen, semakin meruncing.

Pasalnya, akses jalan keluar-masuk ke Sekolah Nasional Plus Cinta Budaya/Chong Wen ditembok setinggi 2 meter, Sabtu (30/4) sore. Tak hanya itu, oknum TNI yang sebelumnya sudah ditarik, kini kembali berjaga-jaga di lokasi sengketa.

“Sebenarnya kami sangat terganggu dengan berdirinya tembok itu karena akses keluar-masuk ke sekolah jadi terganggu. Karenanya, pintu keluar-masuk ke sekolah hanya satu hingga terjadi antrian,” ujar Kepala Sekolah SMA Yayasan sekolah Nasional Plus Cinta Budaya/Cheng Wen, Ir Antonius Aritonang MT didampingi pihak yayasan, Lemanto, Senin (2/5).

Pun begitu, kata Antonius, pihaknya menjamin keberlangsungan proses belajar mengajar di sekolah. “Tapi jika masalah di luar, kami tidak bisa berbuat karena kami tidak mencampuri permasalahan sengketa lahan,” kata Aritonang, sembari mengatakan pihaknya dalam waktu dekat akan memanggil orangtua murid untuk menjelaskan permasalahan yang terjadi.

Selain pihak sekolah, para orang tua murid juga merasa was-was atas kelanjutan proses belajar anak-anak mereka. Para orangtua berkumpul di areal gedung sekolah saat mengantar anak-anak mereka.

“Kami ingin tahu permasalahan dari pihak sekolah. Jangan nantinya anak kami menjadi korban karena permainan pihak yayasan. Kami menyekolahkan anak-anak kami dengan biaya mahal. Kami tunggu jawaban pihak sekolah,” kata sejumlah orangtua siswa-siswi TK, SD, SMP dan SMU tersebut.

Pantauan di lokasi, akses jalan keluar-masuk sekolah yang biasanya dua jalur, kini menjadi satu jalur. Bahkan jalur tersebut tidak bisa dilalui dua mobil sekaligus karena berdirinya tembok setinggi 2 meter tersebut.

Sedangkan, beberapa oknum TNI berdinas lengkap berada di pos yang dibangun persis ditepi akses keluar masuk sekolah. Sementara, di tembok yang dibangun dan dipagar sekolah, berdiri plang “Tanah ini milik Mayjen TNI (Purn) Burhanuddin Siagian, mantan Pangdam I/BB”.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/