24 C
Medan
Monday, December 9, 2024
spot_img

Vaksinasi Booster di Sumut Baru 15%, Gubsu Ingatkan, Covid Belum Selesai

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumut Edy Rahyamadi mengingatkan pandemi virus Covid-19 belum usai. Atas hal itu, Gubsu mengimbau masyarakat jangan terlena dan tetap disiplin terhadap Protokol Kesehatan (Prokes) dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi, vaksin ketiga yakni booster masih 15 persen.

“Ada 5 kasus yang bertambah, nah ini berarti Covid-19 ini belum tuntas. Maka, obatnya ini tinggal vaksinasi, tidak ada lain pencegahan,” kata Gubernur Edy kepada wartawan di Kantor Gubernur Sumut, Kota Medan, Kamis (2/6) siang.

Mantan Pangkostrad itu mengungkapkan, bahwa mengatasi Covid-19 adalah doa dan ikhtiar melawan dengan mengikuti arahan pemerintah untuk melakukan vaksinasi. “Jangan kau bilang berdoa aja, memang berdoa ini wajib hukumnya. Namun dari kegiatan ini adalah vaksinasi dan tetap sama-sama kita untuk mengatasinya,” kata Gubernur Edy.

Dengan begitu, Gubernur Edy mengajak seluruh masyarakat bersama-sama untuk menyelesaikan virus ini, salah satunya dengan vaksinasi. Namun capaian vaksin terutama booster masih rendah.

Edy mengatakan, untuk capaian vaksin pertama (dosis satu) di Sumut sudah mencapai 97 persen. Lalu, vaksin kedua (dosis dua) sudah 80 persen, vaksin ketiga (booster) 15 persen dan terus dikejar.

“Jadi saat ini semakin sulit Pemprov Sumut ini, karena disebarkan bahwa Covid sudah selesai. Jadi tak mau rakyat itu vaksin. Kalau tempo hari masih bisa didatangi door to door yang bekerjasama dengan Polda dan Pangdam. Jadi ini semakin sulit, bukan Kapolda dan Pangdam tak bekerja mereka ini sudah melakukan kemana-mana dan ini kita terus berusaha lakukan itu (vaksinasi) karena seluruh pihak telah eksis,” kata Edy.

Mantan Ketua Umum PSSI itu, menjelaskan untuk vaksin ini bila sudah keluar dari gudang penyimpanan maka,  tidak bisa masuk lagi. Sehingga harus ada orang yang divaksin.  “Jadi harus ada orangnya dulu baru keluar vaksin ini dan dia vaksin. Intinya masyarakat ini harus tetap sadar akan protokol kesehatan dan vaksin ya,” pungkas mantan Pangdam I Bukit Barisan itu.

Sementara itu, Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyatakan ada penambahan 304 kasus konfirmasi positif Covid-19 pada Kamis (2/6). Maka, hingga Kamis ini, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia yaitu 6.055.645, terhitung sejak pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020. Berdasarkan data yang sama, ada penambahan 334 kasus sembuh Covid-19, sehingga total kasus sembuh kini 5.895.940. Sementara itu, kasus kematian akibat Covid-19 bertambah 16. Dengan demikian, total orang meninggal dunia menjadi 156.600 jiwa.

Kemudian, kasus aktif Covid-19 di Indonesia pada Kamis ini tercatat ada sebanyak 3.105 kasus. Jumlah ini berkurang 36 kasus dari hari sebelumnya. Selain itu, ada 2.333 suspek Covid-19. Pemerintah juga melaporkan memeriksa 59.523 spesimen dari 43.025 orang dalam 24 jam terakhir.

Kasus Covid-19 di RI Terendah di 6 Negara Tetangga

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, persentase kasus aktif di Indonesia saat ini yaitu 0,05 persen. Angka ini terendah dibandingkan 6 negara tetangga kita yaitu Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Australia. Persentase kasus aktif di Vietnam yaitu 11,44 persen, Singapura 6,01 persen, Australia 4,57 persen, Thailand 0,96 persen, Malaysia 0,54 persen, dan Filipina 0,07 persen. “Ini adalah prestasi yang patut diapresiasi mengingat Indonesia mampu bersaing, kita mampu memanfaatkan dan menggerakkan seluruh komponen bangsa untuk terus berkontribusi dalam menekan Covid-19,” kata Wiku dalam konferensi pers melalui kanal YouTube BNPB, Kamis (2/6).

Wiku mengatakan, kondisi Covid-19 yang semakin membaik ini harus dipertahankan, mengingat pandemi di tingkat global belum berakhir. Ia juga mengatakan, selain mempertahankan kondisi saat ini, masyarakat diminta dapat memanfaatkan program vaksinasi agar mendapatkan proteksi dari penularan virus. Menurut Wiku, cakupan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap Indonesia masih rendah dibanding 6 negara tetangga tersebut. “Cakupan vaksinasi dosis lengkap RI baru mencapai 62 persen, lebih rendah dari negara lainnya, cakupan vaksinasi dosis dua yang tinggi terdapat di Singapura yaitu 91 persen, Australia 84 persen, Malaysia 83 persen Vietnam 80 persen dan Thailand 75 persen, hanya Filipina yang cakupannya di bawah Indonesia yaitu 34 persen,” ujarnya.

Lebih lanjut Wiku mengatakan, meski cakupan vaksinasi Covid-19 Indonesia sudah mencapai target WHO, namun cakupannya tetap harus ditingkatkan. “Kita terus memotivasi masyarakat untuk dapat meningkatkan cakupan.

Selain itu, Wiku mengatakan, pemerintah tetap menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sebagai upaya pengendalian kasus Covid-19 di Tanah Air. “Untuk sementara waktu Indonesia masih akan tetap menerapkan PPKM,” kata Wiku.

Wiku mengatakan, PPKM adalah instrumen yang dianjurkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan penyesuaian aktivitas masyarakat selama pandemi Covid-19.

Meski dalam empat pekan terakhir setelah libur Lebaran kasus Covid-19 masih terkendali, pemerintah terus memantau perkembangan kasus. “Pemerintah Indonesia menyatakan tetap melakukan pengendalian sebelum status pandemi benar-benar dinyatakan berakhir oleh badan yang berwenang yaitu WHO,” ujar dia.

Lebih lanjut, Wiku mengatakan, kondisi kasus Covid-19 saat ini harus dipertahankan dalam kurun waktu yang lama. Selain itu, ia mengimbau masyarakat, khususnya lansia untuk segera melengkapi vaksinasi dosis lengkap dan vaksinasi booster. “Ini penting untuk menjadi prioritas utama perlindungan dengan terus meningkatkan cakupan vaksinasi dosis 2 dan 3 untuk lansia,” ucap dia. (gus/kps)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumut Edy Rahyamadi mengingatkan pandemi virus Covid-19 belum usai. Atas hal itu, Gubsu mengimbau masyarakat jangan terlena dan tetap disiplin terhadap Protokol Kesehatan (Prokes) dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi, vaksin ketiga yakni booster masih 15 persen.

“Ada 5 kasus yang bertambah, nah ini berarti Covid-19 ini belum tuntas. Maka, obatnya ini tinggal vaksinasi, tidak ada lain pencegahan,” kata Gubernur Edy kepada wartawan di Kantor Gubernur Sumut, Kota Medan, Kamis (2/6) siang.

Mantan Pangkostrad itu mengungkapkan, bahwa mengatasi Covid-19 adalah doa dan ikhtiar melawan dengan mengikuti arahan pemerintah untuk melakukan vaksinasi. “Jangan kau bilang berdoa aja, memang berdoa ini wajib hukumnya. Namun dari kegiatan ini adalah vaksinasi dan tetap sama-sama kita untuk mengatasinya,” kata Gubernur Edy.

Dengan begitu, Gubernur Edy mengajak seluruh masyarakat bersama-sama untuk menyelesaikan virus ini, salah satunya dengan vaksinasi. Namun capaian vaksin terutama booster masih rendah.

Edy mengatakan, untuk capaian vaksin pertama (dosis satu) di Sumut sudah mencapai 97 persen. Lalu, vaksin kedua (dosis dua) sudah 80 persen, vaksin ketiga (booster) 15 persen dan terus dikejar.

“Jadi saat ini semakin sulit Pemprov Sumut ini, karena disebarkan bahwa Covid sudah selesai. Jadi tak mau rakyat itu vaksin. Kalau tempo hari masih bisa didatangi door to door yang bekerjasama dengan Polda dan Pangdam. Jadi ini semakin sulit, bukan Kapolda dan Pangdam tak bekerja mereka ini sudah melakukan kemana-mana dan ini kita terus berusaha lakukan itu (vaksinasi) karena seluruh pihak telah eksis,” kata Edy.

Mantan Ketua Umum PSSI itu, menjelaskan untuk vaksin ini bila sudah keluar dari gudang penyimpanan maka,  tidak bisa masuk lagi. Sehingga harus ada orang yang divaksin.  “Jadi harus ada orangnya dulu baru keluar vaksin ini dan dia vaksin. Intinya masyarakat ini harus tetap sadar akan protokol kesehatan dan vaksin ya,” pungkas mantan Pangdam I Bukit Barisan itu.

Sementara itu, Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyatakan ada penambahan 304 kasus konfirmasi positif Covid-19 pada Kamis (2/6). Maka, hingga Kamis ini, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia yaitu 6.055.645, terhitung sejak pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020. Berdasarkan data yang sama, ada penambahan 334 kasus sembuh Covid-19, sehingga total kasus sembuh kini 5.895.940. Sementara itu, kasus kematian akibat Covid-19 bertambah 16. Dengan demikian, total orang meninggal dunia menjadi 156.600 jiwa.

Kemudian, kasus aktif Covid-19 di Indonesia pada Kamis ini tercatat ada sebanyak 3.105 kasus. Jumlah ini berkurang 36 kasus dari hari sebelumnya. Selain itu, ada 2.333 suspek Covid-19. Pemerintah juga melaporkan memeriksa 59.523 spesimen dari 43.025 orang dalam 24 jam terakhir.

Kasus Covid-19 di RI Terendah di 6 Negara Tetangga

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, persentase kasus aktif di Indonesia saat ini yaitu 0,05 persen. Angka ini terendah dibandingkan 6 negara tetangga kita yaitu Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Australia. Persentase kasus aktif di Vietnam yaitu 11,44 persen, Singapura 6,01 persen, Australia 4,57 persen, Thailand 0,96 persen, Malaysia 0,54 persen, dan Filipina 0,07 persen. “Ini adalah prestasi yang patut diapresiasi mengingat Indonesia mampu bersaing, kita mampu memanfaatkan dan menggerakkan seluruh komponen bangsa untuk terus berkontribusi dalam menekan Covid-19,” kata Wiku dalam konferensi pers melalui kanal YouTube BNPB, Kamis (2/6).

Wiku mengatakan, kondisi Covid-19 yang semakin membaik ini harus dipertahankan, mengingat pandemi di tingkat global belum berakhir. Ia juga mengatakan, selain mempertahankan kondisi saat ini, masyarakat diminta dapat memanfaatkan program vaksinasi agar mendapatkan proteksi dari penularan virus. Menurut Wiku, cakupan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap Indonesia masih rendah dibanding 6 negara tetangga tersebut. “Cakupan vaksinasi dosis lengkap RI baru mencapai 62 persen, lebih rendah dari negara lainnya, cakupan vaksinasi dosis dua yang tinggi terdapat di Singapura yaitu 91 persen, Australia 84 persen, Malaysia 83 persen Vietnam 80 persen dan Thailand 75 persen, hanya Filipina yang cakupannya di bawah Indonesia yaitu 34 persen,” ujarnya.

Lebih lanjut Wiku mengatakan, meski cakupan vaksinasi Covid-19 Indonesia sudah mencapai target WHO, namun cakupannya tetap harus ditingkatkan. “Kita terus memotivasi masyarakat untuk dapat meningkatkan cakupan.

Selain itu, Wiku mengatakan, pemerintah tetap menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sebagai upaya pengendalian kasus Covid-19 di Tanah Air. “Untuk sementara waktu Indonesia masih akan tetap menerapkan PPKM,” kata Wiku.

Wiku mengatakan, PPKM adalah instrumen yang dianjurkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan penyesuaian aktivitas masyarakat selama pandemi Covid-19.

Meski dalam empat pekan terakhir setelah libur Lebaran kasus Covid-19 masih terkendali, pemerintah terus memantau perkembangan kasus. “Pemerintah Indonesia menyatakan tetap melakukan pengendalian sebelum status pandemi benar-benar dinyatakan berakhir oleh badan yang berwenang yaitu WHO,” ujar dia.

Lebih lanjut, Wiku mengatakan, kondisi kasus Covid-19 saat ini harus dipertahankan dalam kurun waktu yang lama. Selain itu, ia mengimbau masyarakat, khususnya lansia untuk segera melengkapi vaksinasi dosis lengkap dan vaksinasi booster. “Ini penting untuk menjadi prioritas utama perlindungan dengan terus meningkatkan cakupan vaksinasi dosis 2 dan 3 untuk lansia,” ucap dia. (gus/kps)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/