29 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Kualitas Dokter dan RS Harus Diperbaiki

Biar Pasien Sumut tak Lari ke Malaysia

MEDAN- Tidak ada satupun rumah sakit di Sumut yang dapat dijadikan pilot project untuk mengimbangi baiknya pelayanan di rumah-rumah sakit luar negeri seperti Penang, Singapore maupun Malaka. Akibatnya, masyarakat terpaksa berbondong-bondong ke luar negeri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik.

“Kondisi rumah sakit di Sumut sangat jauh berbeda dengan luar negeri, baik di bidang pelayanan maupun profesionalisme dokternya. Rumah sakit kita juga terkesan angker dan tidak terawat,” ujar praktisi hukum senior DR Putra Kaban SH MH yang senantiasa mengamati persoalan-persoalan yang terjadi di tanah air, khususnya Sumut, kemarin.

Bahkan, bila dibandingkan dengan di Jawa, rumah sakit terbaik di Sumut ini pun tidak ada apa-apanya. Tidak ada satupun pelayanan yang bisa diandalkan, apalagi dibanggakan. Dengan kondisi seperti ini, maka pemerintah daerah akan mengalami kerugian besar dibidang kesehatan. Pasalnya, ratusan miliar rupiah biaya berobat masyarakat daerah ini akan mengalir ke luar negeri.
Hanya orang-orang susah dan yang kondisinya kritis atau nyaris mengalami kematian saja yang terpaksa berobat ke rumah sakit daerah setempat. Sedangkan orang-orang kaya sudah pasti memilih berobat ke luar, negeri dengan pelayanan dan kualitas para perawat serta dokternya yang jauh lebih baik.

Bila kondisi ini terus dipertahankan, lanjut Kaban, maka Sumut akan sangat merugi. Bahkan hal ini jelas-jelas telah mencoreng citra dan merupakan tamparan bagi Pemerintah Sumut, khususnya dinas kesehatan.  Untuk itu, Pempropsu harus segera mengambil sikap. Gatot Pujonugroho sebagai Pelaksana Gubsu harus segera melakukan kontrol.

Perbaikan pelayanan rumah sakit di Sumut hendaknya menjadi prioritas utama perbaikan, termasuk meningkatkan kinerja dan kualitas serta mental para dokter dan perawat. Bangun beberapa rumah sakit atau klinik yang benar-benar bonafit yang bisa menjadi contoh bagi rumah sakit lainnya di Sumut, sehingga nantinya akan terjadi persaingan pelayanan hingga menuju rumah sakit yang benar-benar bisa dibanggakan seperti di Malaysia, Singapore , maupun Malaka.(ton/smg)
Disamping itu, DPRD Sumut dan daerah-daerah tingkat II juga harus bekerja melakukan pengawasan. Jangan hanya melakukan study banding menghabiskan anggaran tapi tidak ada hasilnya. “Malu kita kalau masyarakat terus terusan berobat keluar negeri, sekalipun hanya untuk check up. Jelas sekali terlihat tidak ada kualitas yang baik di rumah sakit kita di Sumut ini,” papar putra daerah asli kelahiran Kaban Jahe, yang sekarang menjadi advokad senior di Jakarta ini.
Kaban berharap agar Pelaksana Gubsu bisa memperhatikan persoalan ini dengan baik. Perintahkan Kadis Kesehatan untuk melakukan terobosan dan perubahan bagi pelayanan rumah sakit di Sumut. Tingkatkan mental dan kualitas para dokter serta perawat.

“Bila perlu lakukan perombakan, lakukan mutasi dijajaran Dinas Kesehatan Sumut agar kedepan, Sumatera Utara dapat memperlihatkan mukanya terkait masalah dibidang kesehatan,” cetus Putra Kaban, SH, MH yang juga pengusaha taman wisata alam ini. (ton/rel)

Biar Pasien Sumut tak Lari ke Malaysia

MEDAN- Tidak ada satupun rumah sakit di Sumut yang dapat dijadikan pilot project untuk mengimbangi baiknya pelayanan di rumah-rumah sakit luar negeri seperti Penang, Singapore maupun Malaka. Akibatnya, masyarakat terpaksa berbondong-bondong ke luar negeri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik.

“Kondisi rumah sakit di Sumut sangat jauh berbeda dengan luar negeri, baik di bidang pelayanan maupun profesionalisme dokternya. Rumah sakit kita juga terkesan angker dan tidak terawat,” ujar praktisi hukum senior DR Putra Kaban SH MH yang senantiasa mengamati persoalan-persoalan yang terjadi di tanah air, khususnya Sumut, kemarin.

Bahkan, bila dibandingkan dengan di Jawa, rumah sakit terbaik di Sumut ini pun tidak ada apa-apanya. Tidak ada satupun pelayanan yang bisa diandalkan, apalagi dibanggakan. Dengan kondisi seperti ini, maka pemerintah daerah akan mengalami kerugian besar dibidang kesehatan. Pasalnya, ratusan miliar rupiah biaya berobat masyarakat daerah ini akan mengalir ke luar negeri.
Hanya orang-orang susah dan yang kondisinya kritis atau nyaris mengalami kematian saja yang terpaksa berobat ke rumah sakit daerah setempat. Sedangkan orang-orang kaya sudah pasti memilih berobat ke luar, negeri dengan pelayanan dan kualitas para perawat serta dokternya yang jauh lebih baik.

Bila kondisi ini terus dipertahankan, lanjut Kaban, maka Sumut akan sangat merugi. Bahkan hal ini jelas-jelas telah mencoreng citra dan merupakan tamparan bagi Pemerintah Sumut, khususnya dinas kesehatan.  Untuk itu, Pempropsu harus segera mengambil sikap. Gatot Pujonugroho sebagai Pelaksana Gubsu harus segera melakukan kontrol.

Perbaikan pelayanan rumah sakit di Sumut hendaknya menjadi prioritas utama perbaikan, termasuk meningkatkan kinerja dan kualitas serta mental para dokter dan perawat. Bangun beberapa rumah sakit atau klinik yang benar-benar bonafit yang bisa menjadi contoh bagi rumah sakit lainnya di Sumut, sehingga nantinya akan terjadi persaingan pelayanan hingga menuju rumah sakit yang benar-benar bisa dibanggakan seperti di Malaysia, Singapore , maupun Malaka.(ton/smg)
Disamping itu, DPRD Sumut dan daerah-daerah tingkat II juga harus bekerja melakukan pengawasan. Jangan hanya melakukan study banding menghabiskan anggaran tapi tidak ada hasilnya. “Malu kita kalau masyarakat terus terusan berobat keluar negeri, sekalipun hanya untuk check up. Jelas sekali terlihat tidak ada kualitas yang baik di rumah sakit kita di Sumut ini,” papar putra daerah asli kelahiran Kaban Jahe, yang sekarang menjadi advokad senior di Jakarta ini.
Kaban berharap agar Pelaksana Gubsu bisa memperhatikan persoalan ini dengan baik. Perintahkan Kadis Kesehatan untuk melakukan terobosan dan perubahan bagi pelayanan rumah sakit di Sumut. Tingkatkan mental dan kualitas para dokter serta perawat.

“Bila perlu lakukan perombakan, lakukan mutasi dijajaran Dinas Kesehatan Sumut agar kedepan, Sumatera Utara dapat memperlihatkan mukanya terkait masalah dibidang kesehatan,” cetus Putra Kaban, SH, MH yang juga pengusaha taman wisata alam ini. (ton/rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/