26 C
Medan
Tuesday, July 9, 2024

Ketagihan Setelah Memotivasi 100 Mahasiswa

Rahmat Asri Sufa
Rahmat Asri Sufa

SUMUTPOS.CO- Usia muda sepertinya tidak menghalangi Rahmat Asri Sufa untuk terus berprestasi dan memotivasi orang lain untuk menjadi lebih baik. Memotivasi/trainer orang lainlah yang membuatnya menjadi sukses di usia 21 tahun.

Laki-laki kelahiran, Matang Glumpang Dua, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, Aceh, ini sudah memberikan motivasi kepada mahasiswa, dosen, hingga pelajar yang ada di Kota Medan, Aceh, Pekanbaru, Padang, dan beberapa kota lainnya di Indonesia.

Awal menjadi trainer dan motivator, Rahmat mengaku karena sering mengikuti para trainer-trainer yang ada di Kota Medan dan beberapa kota lainnya untuk menggelar acara. Di situ dia mulai tertarik untuk menjadi trainer dan akhirnya pada 2013, dia pertama kali menjadi trainer pada satu acara di kampusnya, IAIN Sumut dan diikuti sekitar 100 peserta.

“Berawal dari itu, saya ketagihan untuk menjadi seorang trainer atau motivator di bidang edukasi,” ucap pria kelahiran 6 Januari 1994 ini.

Ketertarikan Rahmat menjadi seorang motivator karena ingin merubah pemikiran para mahasiswa untuk tidak semata-semata berkuliah saja. Namun dengan berkuliah juga para mahasiswa dapat melakukan kegiatan yang nantinya bisa menghasilkan untuk diri sendiri, dan tidak akan canggung lagi saat memasuki dunia pekerjaan.

“Bagi saya, awal kehidupan itu bukan saat kita berada setelah tamat sekolah dan melanjutkan perkuliahan, namun awal kehidupan terjadi saat kita selesai kuliah, banyak saat ini para mahasiswa tidak siap untuk bekerja, jadi banyak dari mereka setelah tamat dari kuliah banyak yang belum bekerja dan menjadi pengangguran, ini yang harus dirubah,” ujar pria yang berkuliah di 3 universitas dan empat fakultas sekaligus di Medan, yakni IAIN SU Fakultas Tarbiyah Prodi Pendidikan Agama Islam, di UMSU Fakultas Hukum Prodi Ilmu Hukum, UISU Fakultas ISIP Prodi Ilmu Administrasi Negara dan UISU Fakultas Agama Islam Prodi Ahwalus Syaksiyah.

Dia mengatakan, para generasi muda saat ini harus lebih aktif dan bergiat untuk melakukan tindakan yang nantinya bisa memberikan hasil bagi dia dan juga negaranya. Saat ini, menurut Rahmat, para generasi muda masih terlena dengan perbuatan-perbuatan yang tidak manfaatnya. Banyak generasi muda saat ini mudah menyerah dan cepat putus asa setelah mengalami kegagalan.

“Saya pernah mengalami kegagalan dalam awal karir saya. Saya pernah mendapat beasiswa dari Aceh, namun di tengah perjalanan beasiswa saya dicabut dan dihentikan karena kebijakan yang tidak jelas dengan alasan kedua orangtua saya yang bekerja sebagai PNS dan dikategorikan keluarga mampu. Padahal, harusnya beasiswa tersebut tidak tebang pilih, antara si kaya maupun si miskin. Namun dilihat karena prestasi si anak tersebut,” ungkapnya.

Bukan itu saja, dia juga pernah merintis usaha, namun mengalami kebangkrutan hingga ratusan juta rupiah, namun dia tetap bangkit dan berusaha. “Alhamdulillah saya sukses menjadi seorang trainer muda, dan bisa berpenghasilan sendiri dan membiayai kuliah saya,” urai Ketua Umum IMMI UMSU tersebut.

Selain menjadi seorang trainer andal, Rahmat juga aktif sebagai pengurus berbagai organisasi dan jabatan struktural, di antaranya Ketua OSIS SMAN 1 Bireuen (2010/2011),Ketua PK PII SMAN 1 Bireuen (2010/2011), Pemimpin Redaksi Majalah SMANSA Bireuen (2010/2011),Ketua IMAPOL FISIP UISU (sekarang)Ketua HIMAHUM PD Medan (Himpunan Mahasiswa Hukum), Ketua Umum FORMA SU (Forum Mhasiswa Aceh Sum.Utara),Pengurus LDK Al Izzah IAIN SU,Pengurus Lembaga Ad Dakwah SUMUT dan lain-lain. (nit/adz)

Rahmat Asri Sufa
Rahmat Asri Sufa

SUMUTPOS.CO- Usia muda sepertinya tidak menghalangi Rahmat Asri Sufa untuk terus berprestasi dan memotivasi orang lain untuk menjadi lebih baik. Memotivasi/trainer orang lainlah yang membuatnya menjadi sukses di usia 21 tahun.

Laki-laki kelahiran, Matang Glumpang Dua, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, Aceh, ini sudah memberikan motivasi kepada mahasiswa, dosen, hingga pelajar yang ada di Kota Medan, Aceh, Pekanbaru, Padang, dan beberapa kota lainnya di Indonesia.

Awal menjadi trainer dan motivator, Rahmat mengaku karena sering mengikuti para trainer-trainer yang ada di Kota Medan dan beberapa kota lainnya untuk menggelar acara. Di situ dia mulai tertarik untuk menjadi trainer dan akhirnya pada 2013, dia pertama kali menjadi trainer pada satu acara di kampusnya, IAIN Sumut dan diikuti sekitar 100 peserta.

“Berawal dari itu, saya ketagihan untuk menjadi seorang trainer atau motivator di bidang edukasi,” ucap pria kelahiran 6 Januari 1994 ini.

Ketertarikan Rahmat menjadi seorang motivator karena ingin merubah pemikiran para mahasiswa untuk tidak semata-semata berkuliah saja. Namun dengan berkuliah juga para mahasiswa dapat melakukan kegiatan yang nantinya bisa menghasilkan untuk diri sendiri, dan tidak akan canggung lagi saat memasuki dunia pekerjaan.

“Bagi saya, awal kehidupan itu bukan saat kita berada setelah tamat sekolah dan melanjutkan perkuliahan, namun awal kehidupan terjadi saat kita selesai kuliah, banyak saat ini para mahasiswa tidak siap untuk bekerja, jadi banyak dari mereka setelah tamat dari kuliah banyak yang belum bekerja dan menjadi pengangguran, ini yang harus dirubah,” ujar pria yang berkuliah di 3 universitas dan empat fakultas sekaligus di Medan, yakni IAIN SU Fakultas Tarbiyah Prodi Pendidikan Agama Islam, di UMSU Fakultas Hukum Prodi Ilmu Hukum, UISU Fakultas ISIP Prodi Ilmu Administrasi Negara dan UISU Fakultas Agama Islam Prodi Ahwalus Syaksiyah.

Dia mengatakan, para generasi muda saat ini harus lebih aktif dan bergiat untuk melakukan tindakan yang nantinya bisa memberikan hasil bagi dia dan juga negaranya. Saat ini, menurut Rahmat, para generasi muda masih terlena dengan perbuatan-perbuatan yang tidak manfaatnya. Banyak generasi muda saat ini mudah menyerah dan cepat putus asa setelah mengalami kegagalan.

“Saya pernah mengalami kegagalan dalam awal karir saya. Saya pernah mendapat beasiswa dari Aceh, namun di tengah perjalanan beasiswa saya dicabut dan dihentikan karena kebijakan yang tidak jelas dengan alasan kedua orangtua saya yang bekerja sebagai PNS dan dikategorikan keluarga mampu. Padahal, harusnya beasiswa tersebut tidak tebang pilih, antara si kaya maupun si miskin. Namun dilihat karena prestasi si anak tersebut,” ungkapnya.

Bukan itu saja, dia juga pernah merintis usaha, namun mengalami kebangkrutan hingga ratusan juta rupiah, namun dia tetap bangkit dan berusaha. “Alhamdulillah saya sukses menjadi seorang trainer muda, dan bisa berpenghasilan sendiri dan membiayai kuliah saya,” urai Ketua Umum IMMI UMSU tersebut.

Selain menjadi seorang trainer andal, Rahmat juga aktif sebagai pengurus berbagai organisasi dan jabatan struktural, di antaranya Ketua OSIS SMAN 1 Bireuen (2010/2011),Ketua PK PII SMAN 1 Bireuen (2010/2011), Pemimpin Redaksi Majalah SMANSA Bireuen (2010/2011),Ketua IMAPOL FISIP UISU (sekarang)Ketua HIMAHUM PD Medan (Himpunan Mahasiswa Hukum), Ketua Umum FORMA SU (Forum Mhasiswa Aceh Sum.Utara),Pengurus LDK Al Izzah IAIN SU,Pengurus Lembaga Ad Dakwah SUMUT dan lain-lain. (nit/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/