MEDAN-Kemunculan sosok Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab dipanggil A Hok jelang Pilgubsu 2013 sontak menjadi perbincangan. Sayangnya, pihak Partai Damai Sejahtera (PDS) Sumut tidak tahu menahu soal itun
Padahal, kemunculan nama A Hok karena ada pernyataan Sekjen PDS Sahat Sinaga.
“Ini bukan domain saya bos. Coba ke Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PDS saja,” jawab anggota Fraksi PDS DPRD Sumut, Marasal Hutasoit, Jumat (3/2).
Begitu pula ketika ditanya apakah DPW PDS Sumut sudah memilik nama yang akan diajukan menjadi calon Gubsu. “Belum,” katanya.
Sebelumnya, Sekjen PDS Sahat Sinaga di Jakarta mengatakan, PDS mau diajak koalisi oleh Golkar, syaratnya A Hok yang jadi pendamping Chairuman Harahap. “PDS merupakan partai nasionalis-kristiani. Kita mencari calon yang memenuhi kriteria ideologis itu, yakni mengenai komitmen kebangsaannya dan bagaimana komitmennya membesarkan partai,” kata Sahat, yang juga pentolan Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia itu.
Ketum PDS Denny Tewu juga merasa yakin bahwa sikap partainya akan sangat mewarnai peta pergulatan politik menjelang Pilgub Sumut ini. “Kami bukan penentu utama, tapi penentu yang menentukan,” ujarnya.
Sama seperti disampaikan Sahat, Denny juga menegaskan bahwa PDS akan memperjuangkan agar kombinasi pasangan calon ‘berwarna’, yakni mewakili unsur muslim-kristen atau sebaliknya. “Kehadiran PDS akan memberikan warna, warna yang pelangi, indah,” kata Denny.
Sementara itu, analis politik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Ridwan Rangkuti menjabarkan, bila antara Chairuman Harahap nantinya benar disandingkan dengan A Hok, peluang untuk kedua sosok tersebut tetap ada dan setaraf dengan pasangan-pasangan lainnya.
“Berbicara peluang, tetap ada. Namun, untuk menang nanti dulu. Karena semuanya sama-sama berpeluang,” ulasnya.
Bagaimana dengan arah koalisi Golkar dengan PDS dalam rangka mengusung Chairuman Harahap-A Hok? Menurutnya, arah koalisi itu bisa dan mungkin saja terbangun. Apalagi, Golkar sebagai perahu politik relatif banyak diminati oleh sosok-sosok yang akan maju pada Pilgubsu 2013 nantinya.
Namun yang mendasar, sambungnya, koalisi partai-partai tengah dan partai-partai kecil, terlihat arahnya adalah mencari keuntungan, bisa dalam hal uang atau sebagainya. “Mereka tidak mengusung calonnya sendiri, tapi mereka dapat keuntungan, misalnya uang dan sebagainya. Partai-partai tengah atau kecil, atau yang tidak ada kursinya di legislatif memilih tidak mengusung calonnya kalau nantinya akan kalah,” urainya. (ari/sam)