MEDAN- Lagu Anak Medan yang mengalun di sela acara seolah menggambarkan serunya suasana debat kandidat Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur (Cagub dan Cawagub) Sumut 2013 di Hotel Grand Angkasa Medan, tadi malam. Meski diwarnai aksi saling serang dan saling jebak, keakraban dan persahabatan tetap terjaga.
Debat para calon yang disiarkan langsung salah satu stasiun televisi nasional ini memang deprogram agar tiap pasangan bertanya dan ditanya kepada pasangan lain. Aksi saling ‘bantai’ pun tak terhindarkan. Seperti saat pasangan Gatot Pujo Nugroho-T Erry Nuradi memberikan pertanyaan kepada pasangan calon nomor 3 yang akrab disapa Charly. Sebelumnya, dalam paparannya, pasangan Charly mengatakan akan memberikan Rp1 miliar untuk tiap desa. Dengan tegas, T Erry merespon dan bertanya.
“Bagaimana Anda bisa memberikan Rp1 miliar dengan dana APBD kita yang terbatas. Mengingat desa di Sumut ada 5 ribuan. Jadi, bagaimana kita menutup gaji pegawai?” ujar Erry.
Pasangan nomor 3 juga tidak mau kalah. Saat kesempatannya memberikan pertanyaan pada Ganteng, diwakili Fadly Nurzal, pasangan ini bertanya terkait data jalan rusak di Sumut. “Apakah 9 persen atau 30 persen jalan yang rusak di Sumut? Karena tadi dinyatakan 30 persen. Sementara dalam pidato Anda terus mengatakan 9 persen,” ucapnya.
Saat Gatot memberikan jawaban, Fadly terus menanyakan ketegasan Gatot untuk menjawab pertanyaannya. Walaupun sudah diperingatkan oleh pembawa cara, Fadly tetap tidak mau berhenti. Dan terus bicara. “Nomor 3 tolong beri kesempatan memberi kesempatan pada nomor 5 untuk menjawab,” ujar pembawa acara wanita, Aviana Manik.
Karena terus tidak ditanggapi, Gatot langsung mendatangi Fadly, menyalaminya, memeluk, dan mencium pipi kirinya. Setelah itu, Gatot menghadap ke depan dan memberikan salam dengan membungkukkan kepalanya sedikit dan meletakkan tangannya di dada sebelah kanan.
Sementara itu, pasangan Charly juga memberikan jebakan kepada Gusman. Pertanyaan yang mereka ajukan mendukung slogan ‘Membangun dari Desa’. “Saya mau bertanya, apakah Bapak setuju bahwa untuk menggerakkan ekonomi masyarakat, harus dimulai dari desa? Dengan kata lain, membangun dari desa?” ujar cawagub, Fadly.
Cagub nomor 1, Gus Irawan, dengan tegas menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat desa itu yang terpenting. “Jadi, bapak setuju atau tidak?” potong Fadly.
“Ya, saya setuju,” ucap Gus. Ucapan Gus yang tegas dan berirama membuat pendukung nomor 3 bersorak. Sehingga, paparan yang diberikan oleh pasangan no 1 tertelan oleh sorakan tersebut.
Saling serang juga terjadi pada pasangan Ganteng dan Esja. Dimana, Gatot bertanya tentang sengketa tanah, yang pada sesi I acara disinggung oleh pasangan nomor 2.
“Saya bigung, permasalahan di Sumut ini adalah kejelasan status tanah. Dimana, pejabat yang menjual tanah. Saya iba dalam hal ini. Kenapa pejabat yang seharusnya melindungi, tapi tidak mendukung rakyat,” ujarnya.
Dan hingga waktu menjawab selesai, Effendi tidak memberikan jawaban jelas, apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah kejelasan tanah ini.
Dari acara ini, semua calon mendapat serangan dari calon lain. Tercatat, pasangan Ganteng yang paling sering diserang, dan pasangan ini pula yang sering tidak dapat menyelesaikan jawabannya karena kena sela oleh pasangan lain. Sementara itu, Cawagub Jumiran Abdi yang paling sering ditegur sama pembawa acara, karena memberikan pertanyaan lebih dari jangka waktu.
Selain para pasangan yang saling mendebat. Tim kampanye yang hadirpun juga sering sekali di tegur. Karena mendukung jagoannya akhirnya paparan Cagub tidak dapat didengar. “Sumut paling seru, tapi paling bandal. Sulit diberi tahu,” lanjut Aviana Manik.
Sebagai catatan, acara debat ini sempat molor sekitar 30 menit karena ke 5 pasangan calon belum ada yang hadir pada pukul 19.00 wib. Semulanya, acara ini harus digelar pada pukul 19.00 wib menjadi pukul 19.30 wib. (ram)