26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

4 Kali Menyilang Jamin Ginting, KAI Diusul Buka Jalur Lain

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Sejumlah pekerja mencuci sisi luar gerbong kereta api di stasiun besar PT. KAI jalan Stasiun Medan. Pekerjaan ini merupakan bagian dari perawatan kereta api.
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Sejumlah pekerja mencuci sisi luar gerbong kereta api di stasiun besar PT. KAI jalan Stasiun Medan. Pekerjaan ini merupakan bagian dari perawatan kereta api.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PT KAI Medan berencana mengaktifkan (reaktivasi) jalur rel kereta api jurusan Medan-Pancurbatu dan Medan-Delitua. Tujuannya untuk mengatasi kemacetan lalu-lintas di Medan.

Terkait rencana itu, anggota DPRD Medan Daniel Pinem, mengatakan rencana itu perlu kajian mendalam. Efektifitas dan efesiensi pengaktifan harus melalui kajian dan komunikasi dengan masyarakat setempat. Apalagi, jalur itu empat kali menyilang Jalan Jamin Ginting.

“Angkutan massal itu untuk menciptakan angkutan murah, juga mengantisipasi kemacetan. Apakah jika jalur ini diaktifkan kembali akan mengatasi kemacetan? Saya pikir perlu pendalaman,” kata dia, Kamis (3/3).

Anggota Komisi D DPRD Medan ini mengatakan, jalur KA Medan-Pancurbatu empat kali silang dengan Jalan Jamin Ginting. Pertama di kawasan Simpang Pos, Padangbulan, kemudian kembali silang di kawasan simpang Perumahan Simalingkar, selanjutnya di kawasan Keluarahan Lau Cih, Medan Tuntungan dan kembali menyilang sebelum sampai Kota Pancur Batu Deliserdang.

Jalur ini juga bakal menyilang Jalan Ngumban Surbakti tepatnya di pangkal jalan layang. “Angkutan massal ini seharusnya mengatasi kemacetan, bukan menambah kemacetan. Di Jalan Jamin Ginting saja sudah empat kali,” sebutnya.

Wakil rakyat dari daerah pemilihan Medan 2 (Medan Tuntungan, Selayang, Polonia, Johor, Maimum dan Sunggal) ini mengatakan, perlu kiranya PT KAI dan Pemko Medan memikirkan jalan keluar lain. Misalkan menjual aset PT KAI kepada masyarakat yang kini mendiami jalur KA. Dananya dialihkan untuk membuka jalur lain yang lebih efesien dalam pembangunan sarana transportasi perkotaan.

“Saya rasa ini perlu dibahas. Diyakini masyarakat mau mengangsur seperti model KPR (kredit perumahan rakyat),” katanya.

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Sejumlah pekerja mencuci sisi luar gerbong kereta api di stasiun besar PT. KAI jalan Stasiun Medan. Pekerjaan ini merupakan bagian dari perawatan kereta api.
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Sejumlah pekerja mencuci sisi luar gerbong kereta api di stasiun besar PT. KAI jalan Stasiun Medan. Pekerjaan ini merupakan bagian dari perawatan kereta api.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PT KAI Medan berencana mengaktifkan (reaktivasi) jalur rel kereta api jurusan Medan-Pancurbatu dan Medan-Delitua. Tujuannya untuk mengatasi kemacetan lalu-lintas di Medan.

Terkait rencana itu, anggota DPRD Medan Daniel Pinem, mengatakan rencana itu perlu kajian mendalam. Efektifitas dan efesiensi pengaktifan harus melalui kajian dan komunikasi dengan masyarakat setempat. Apalagi, jalur itu empat kali menyilang Jalan Jamin Ginting.

“Angkutan massal itu untuk menciptakan angkutan murah, juga mengantisipasi kemacetan. Apakah jika jalur ini diaktifkan kembali akan mengatasi kemacetan? Saya pikir perlu pendalaman,” kata dia, Kamis (3/3).

Anggota Komisi D DPRD Medan ini mengatakan, jalur KA Medan-Pancurbatu empat kali silang dengan Jalan Jamin Ginting. Pertama di kawasan Simpang Pos, Padangbulan, kemudian kembali silang di kawasan simpang Perumahan Simalingkar, selanjutnya di kawasan Keluarahan Lau Cih, Medan Tuntungan dan kembali menyilang sebelum sampai Kota Pancur Batu Deliserdang.

Jalur ini juga bakal menyilang Jalan Ngumban Surbakti tepatnya di pangkal jalan layang. “Angkutan massal ini seharusnya mengatasi kemacetan, bukan menambah kemacetan. Di Jalan Jamin Ginting saja sudah empat kali,” sebutnya.

Wakil rakyat dari daerah pemilihan Medan 2 (Medan Tuntungan, Selayang, Polonia, Johor, Maimum dan Sunggal) ini mengatakan, perlu kiranya PT KAI dan Pemko Medan memikirkan jalan keluar lain. Misalkan menjual aset PT KAI kepada masyarakat yang kini mendiami jalur KA. Dananya dialihkan untuk membuka jalur lain yang lebih efesien dalam pembangunan sarana transportasi perkotaan.

“Saya rasa ini perlu dibahas. Diyakini masyarakat mau mengangsur seperti model KPR (kredit perumahan rakyat),” katanya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/