28 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Tukang Botot Panen Rezeki di Bekas Pasar Tradisional

Foto: Irwansyah/PM Petugas merobohkan ratusan kios di Pasar Delitua. Pedagang direlokasi ke tempat baru, Rabu (1/4/2015).
Foto: Irwansyah/PM
Petugas merobohkan ratusan kios di Pasar Delitua. Pedagang direlokasi ke tempat baru, Rabu (1/4/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pasar Tradisional Delitua yang beralamat di Jl. Jalan Besar Delitua Kel. Delitua Timur, Kec. Delitua yang sudah berdiri sejak 60 tahun lalu kini sudah tidak ada.

Areal yang selama ini berdiri kios-kios dan lapak jualan pedagang tampak tertimbun tumpukan pecahan tembok dan kayu. Arus lalu lintas yang padat dan semraut, juga tidak lagi terlihat di lokasi itu.

“Kabarnya mau ditembok keliling lokasi itu bang. Kabarnya, mau dibuat taman kota dan gudang pemadam kebakaran,” ungkap seorang pemuda yang tingga tepat di seberang Polsek Delitua, saat diwawancarai Sumut Pos, Jumat (3/4) siang.

Lanjut pria berusia sekitar 21 tahun ini, pasca penggusuran Pemerintah Kabupaten Deliserdang, lokasi bekas pasar tradisional Delitua itu ramai didatangi pencari barang bekas atau dikenal dengan sebutan parbotot. Disebutnya, parbotot yang datang rata-rata mengambil besi yang ada dalam lapisan bekas tembok, kayu dan juga seng. Disebutnya, hal itu tampak bebas dan tidak ada larangan.

“Mungkin perhitungan mereka kalau parbotot itu ikut membersihkan lokasi, ” sambungnya.

Tampak becak barang miliki sejumlah parbotot parkir di pinggiran lokasi itu. Sementara para parbotot tampak sibuk di tengah areal bekas pasar. “Kita hanya pekerja, kita dibayar membersihkan lokasi ini dan selanjutnya memagar lokasi ini dengan tembok, ” ungkap seorang pria berusia sekitar 51 tahun.

Sementara itu, aktifitas di Delitua Old Town yang menjadi tempat para pedagang direlokasi, terlihat sudah ramai. Sebagian pedagang yang biasa berjualan di pasar tradisional Delitua, sudah mengisi lapak.

Bahkan, pedagang jajanan keliling yang menggunakan becak dan gerobak juga tampak sudah berjualan di dalam.

Aktifitas pedagang di pasar baru Delitua
Foto: Irwansyah Aktivitas pedagang di Pasar Baru Delitua Old Town masih tampak sepi.

 

LEBIH SEDIKIT

Namun sejumlah pedagang mengaku omset penjualan jauh lebih banyak di Pasar lama ketimbang di PDOT.

Seperti dikatakan Boru Ginting, memang kalau dilihat dari kondisi lapak di PDOT ini, memang sangat bagus dan cukup layak. Namun belum tahu bagaimana kedepannya, apakah akan memberikan prospek yang baik atau tidak bagi pedagang.

” Belum bisa dipastikan, apakah kedepannya kami (pedagang) bisa berjualan dengan baik atau tidak, karena posisi letak pasar yang baru ini terlalu di dalam. Jika nantinya pedagang lain membuka lapak di atas atau luar PDOT ini, maka warga mungkin lebih memilih berbelanja di luar,” kata Br Ginting.

Soal penjualan jauh berkurang hingga 35 persen. “Turun sebanyak 35 persen,” jelasnya. (smg/cr6/sor)

Foto: Irwansyah/PM Petugas merobohkan ratusan kios di Pasar Delitua. Pedagang direlokasi ke tempat baru, Rabu (1/4/2015).
Foto: Irwansyah/PM
Petugas merobohkan ratusan kios di Pasar Delitua. Pedagang direlokasi ke tempat baru, Rabu (1/4/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pasar Tradisional Delitua yang beralamat di Jl. Jalan Besar Delitua Kel. Delitua Timur, Kec. Delitua yang sudah berdiri sejak 60 tahun lalu kini sudah tidak ada.

Areal yang selama ini berdiri kios-kios dan lapak jualan pedagang tampak tertimbun tumpukan pecahan tembok dan kayu. Arus lalu lintas yang padat dan semraut, juga tidak lagi terlihat di lokasi itu.

“Kabarnya mau ditembok keliling lokasi itu bang. Kabarnya, mau dibuat taman kota dan gudang pemadam kebakaran,” ungkap seorang pemuda yang tingga tepat di seberang Polsek Delitua, saat diwawancarai Sumut Pos, Jumat (3/4) siang.

Lanjut pria berusia sekitar 21 tahun ini, pasca penggusuran Pemerintah Kabupaten Deliserdang, lokasi bekas pasar tradisional Delitua itu ramai didatangi pencari barang bekas atau dikenal dengan sebutan parbotot. Disebutnya, parbotot yang datang rata-rata mengambil besi yang ada dalam lapisan bekas tembok, kayu dan juga seng. Disebutnya, hal itu tampak bebas dan tidak ada larangan.

“Mungkin perhitungan mereka kalau parbotot itu ikut membersihkan lokasi, ” sambungnya.

Tampak becak barang miliki sejumlah parbotot parkir di pinggiran lokasi itu. Sementara para parbotot tampak sibuk di tengah areal bekas pasar. “Kita hanya pekerja, kita dibayar membersihkan lokasi ini dan selanjutnya memagar lokasi ini dengan tembok, ” ungkap seorang pria berusia sekitar 51 tahun.

Sementara itu, aktifitas di Delitua Old Town yang menjadi tempat para pedagang direlokasi, terlihat sudah ramai. Sebagian pedagang yang biasa berjualan di pasar tradisional Delitua, sudah mengisi lapak.

Bahkan, pedagang jajanan keliling yang menggunakan becak dan gerobak juga tampak sudah berjualan di dalam.

Aktifitas pedagang di pasar baru Delitua
Foto: Irwansyah Aktivitas pedagang di Pasar Baru Delitua Old Town masih tampak sepi.

 

LEBIH SEDIKIT

Namun sejumlah pedagang mengaku omset penjualan jauh lebih banyak di Pasar lama ketimbang di PDOT.

Seperti dikatakan Boru Ginting, memang kalau dilihat dari kondisi lapak di PDOT ini, memang sangat bagus dan cukup layak. Namun belum tahu bagaimana kedepannya, apakah akan memberikan prospek yang baik atau tidak bagi pedagang.

” Belum bisa dipastikan, apakah kedepannya kami (pedagang) bisa berjualan dengan baik atau tidak, karena posisi letak pasar yang baru ini terlalu di dalam. Jika nantinya pedagang lain membuka lapak di atas atau luar PDOT ini, maka warga mungkin lebih memilih berbelanja di luar,” kata Br Ginting.

Soal penjualan jauh berkurang hingga 35 persen. “Turun sebanyak 35 persen,” jelasnya. (smg/cr6/sor)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/