28.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Kapolda: Anggota Saya seperti Ikan Bandeng

Operasi Patuh Toba, 1.514 Polisi Disiagakan

MEDAN-“Anggota saya seperti ikan bandeng. Sudah melihat pelanggaran lalu-lintas di depan mata, tapi tidak ditindak.”

Itulah sepenggal kalimat yang diucapkan Kapolda Sumatera Utara (Kapoldasu) Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, dalam sambutannya, saat menjadi Inspektur Upacara (Irup) Gelar Pasukan Toba Patuh 2012, di Lapangan KS Tubun, Markas Polda Sumatera Utara (Mapoldasu) Jalan Sisinga mangaraja KM 10,5 Medan, Selasa (3/7) Perumpamaan itu disebutkan Wisjnu, karena personel polisi yang melihat adanya pelanggaran lalu-lintas di depan mata, tidak mau menindak. “Mata hanya melotot, tidak membuat apa-apa. Padahal di depan mata telah terjadi pelanggaran lalu-lintas yang dilakukan sejumlah pengguna jalan,” sindirnya.

Wisjnu mencontohkan, sering terjadi kendaraan roda empat maupun roda dua yang berhenti di lampu merah melewati garis zebra cross. “Itu jelas sebuah pelanggaran. Anggota yang melihat pelanggaran itu tidak menindaknya, padahal sudah ada di lapangan,” ujarnya.

Untuk itu, jenderal bintang dua itu memerintahkan seluruh Kapolres untuk bertindak betul-betul dalam Operasi Patuh Toba tahun 2012 ini. “Berbuatlah positif. Tindak tegas pengguna jalan yang melanggar lalu-lintas, sehingga situasi lalu-lintas di Sumatera Utara menjadi lebih baik,” tegas Wisjnu.

1.514 Personel Dikerahkan

Sebanyak 1.514 personel polisi, terdiri dari 74 personel Polda Sumut dan 1440 personel Satuan Wilayah atau Polres-Polres, mulai Rabu hari ini (4/7), mulai dikerahkan dalam operasi Patuh Toba 2012. Gelar Pasukan digelar kemarin di Lapangan KS Tubun Mapoldasu.

Operasi akan dilaksanakan hingga 17 Juli mendatang, bertujuan untuk melaksanakan cipta kondisi keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran (Kamseltibcar) dalam berlalu-lintas di wilayah Sumatera Utara, jelang Bulan Suci Ramadhan 1433 H.

“Gelar pasukan dilaksanakan untuk mengecek dan mengetahui tingkat kesiapan seluruh personel serta kelengkapannya dalam melaksanakan tugas operasi dengan sandi ‘Patuh Toba 2012’,” kata Kapoldasu, yang bertindak sebagai Irup.

Wisjnu menyebut, permasalahan di bidang lalu-lintas semakin hari terus meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, populasi jumlah penduduk, kurang disiplinnya masyarakat. “Berbagai upaya terus dilakukan, seperti razia rutin dan Operasi Simpatik Toba baru-baru ini. Namun itu juga belum maksimal,” sebutnya.

Tidak adanya perubahan itu, menurut Wisjnu, karena sampai saat ini masih banyaknya para pengendara sepeda motor yang tidak memakai helm standar SNI, banyaknya pengendara sepeda motor yang masih tidak menyalakan lampu (light one) di siang hari, serta masih banyaknya pengendara roda dua maupun roda empat yang berhenti melewati garis zebra cross tapi tidak ditindak.

Selain itu, truk-truk masih banyak yang terlihat masuk kota. Juga kendaraan plat hitam yang digunakan mengangkut penumpang, pemberhentian kendaraan di tempat terlarang, hingga  penggunaan badan jalan untuk berjualan dan sebagainya. “Ini tantangan kita bersama. Anggota yang di lapangan harus bertindak tegas. Kalau tidak ditindak, masyarakat akan semakin terbiasa dan akhirnya seluruh masyarakat di Sumut akan tidak mematuhi aturan yang berlaku,” tegas Wisjnu.

Selain apara kepolisian, Wisjnu juga berharap seluruh masyarakat Sumatera Utara dan aparat TNI juga ikut menyukseskan Operasi Patuh Toba ini.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Raden Heru Prakoso, usai apel pasukan mengatakan, selain menciptakan kondisi tertib berkendara jelang Ramadhan 1433 H, operasi Patuh Toba juga untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya. “Operasi ini lebih mengedepankan penegakan hukum (penindakan atau tilang, red) ketimbang tindakan preventif dan preemtif. Penegakan hukum 50 persen, preventif (pengaturan, pen jagaan dan pengawalan) 25 persen, dan 25 persen preemtif (penyuluhan dan pendidikan lalu lintas),” tutup Heru. (mag-12)

Operasi Patuh Toba, 1.514 Polisi Disiagakan

MEDAN-“Anggota saya seperti ikan bandeng. Sudah melihat pelanggaran lalu-lintas di depan mata, tapi tidak ditindak.”

Itulah sepenggal kalimat yang diucapkan Kapolda Sumatera Utara (Kapoldasu) Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, dalam sambutannya, saat menjadi Inspektur Upacara (Irup) Gelar Pasukan Toba Patuh 2012, di Lapangan KS Tubun, Markas Polda Sumatera Utara (Mapoldasu) Jalan Sisinga mangaraja KM 10,5 Medan, Selasa (3/7) Perumpamaan itu disebutkan Wisjnu, karena personel polisi yang melihat adanya pelanggaran lalu-lintas di depan mata, tidak mau menindak. “Mata hanya melotot, tidak membuat apa-apa. Padahal di depan mata telah terjadi pelanggaran lalu-lintas yang dilakukan sejumlah pengguna jalan,” sindirnya.

Wisjnu mencontohkan, sering terjadi kendaraan roda empat maupun roda dua yang berhenti di lampu merah melewati garis zebra cross. “Itu jelas sebuah pelanggaran. Anggota yang melihat pelanggaran itu tidak menindaknya, padahal sudah ada di lapangan,” ujarnya.

Untuk itu, jenderal bintang dua itu memerintahkan seluruh Kapolres untuk bertindak betul-betul dalam Operasi Patuh Toba tahun 2012 ini. “Berbuatlah positif. Tindak tegas pengguna jalan yang melanggar lalu-lintas, sehingga situasi lalu-lintas di Sumatera Utara menjadi lebih baik,” tegas Wisjnu.

1.514 Personel Dikerahkan

Sebanyak 1.514 personel polisi, terdiri dari 74 personel Polda Sumut dan 1440 personel Satuan Wilayah atau Polres-Polres, mulai Rabu hari ini (4/7), mulai dikerahkan dalam operasi Patuh Toba 2012. Gelar Pasukan digelar kemarin di Lapangan KS Tubun Mapoldasu.

Operasi akan dilaksanakan hingga 17 Juli mendatang, bertujuan untuk melaksanakan cipta kondisi keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran (Kamseltibcar) dalam berlalu-lintas di wilayah Sumatera Utara, jelang Bulan Suci Ramadhan 1433 H.

“Gelar pasukan dilaksanakan untuk mengecek dan mengetahui tingkat kesiapan seluruh personel serta kelengkapannya dalam melaksanakan tugas operasi dengan sandi ‘Patuh Toba 2012’,” kata Kapoldasu, yang bertindak sebagai Irup.

Wisjnu menyebut, permasalahan di bidang lalu-lintas semakin hari terus meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, populasi jumlah penduduk, kurang disiplinnya masyarakat. “Berbagai upaya terus dilakukan, seperti razia rutin dan Operasi Simpatik Toba baru-baru ini. Namun itu juga belum maksimal,” sebutnya.

Tidak adanya perubahan itu, menurut Wisjnu, karena sampai saat ini masih banyaknya para pengendara sepeda motor yang tidak memakai helm standar SNI, banyaknya pengendara sepeda motor yang masih tidak menyalakan lampu (light one) di siang hari, serta masih banyaknya pengendara roda dua maupun roda empat yang berhenti melewati garis zebra cross tapi tidak ditindak.

Selain itu, truk-truk masih banyak yang terlihat masuk kota. Juga kendaraan plat hitam yang digunakan mengangkut penumpang, pemberhentian kendaraan di tempat terlarang, hingga  penggunaan badan jalan untuk berjualan dan sebagainya. “Ini tantangan kita bersama. Anggota yang di lapangan harus bertindak tegas. Kalau tidak ditindak, masyarakat akan semakin terbiasa dan akhirnya seluruh masyarakat di Sumut akan tidak mematuhi aturan yang berlaku,” tegas Wisjnu.

Selain apara kepolisian, Wisjnu juga berharap seluruh masyarakat Sumatera Utara dan aparat TNI juga ikut menyukseskan Operasi Patuh Toba ini.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Raden Heru Prakoso, usai apel pasukan mengatakan, selain menciptakan kondisi tertib berkendara jelang Ramadhan 1433 H, operasi Patuh Toba juga untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya. “Operasi ini lebih mengedepankan penegakan hukum (penindakan atau tilang, red) ketimbang tindakan preventif dan preemtif. Penegakan hukum 50 persen, preventif (pengaturan, pen jagaan dan pengawalan) 25 persen, dan 25 persen preemtif (penyuluhan dan pendidikan lalu lintas),” tutup Heru. (mag-12)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/