25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Maling Cengeng

Metrosiana-maling cengengAM (20), alias Heru terbilang pencuri yang cengeng. Pasalnya, saat diinterogasi penyidik di Mapolsekta Percut Sei Tuan, dia menangis meminta ampun kepada petugas, sembari menyesali perbuatannya.

Heru diserahkan warga ke Polsekta Percut Sei Tuan dengan wajah lebam-lebam, karena tertangkap tangan mencuri dompet milik Junaidi (35), pengusaha Rumah Makan Sinar Andalan, Jalan Mandala by Pass, Medan Tembung, Selasa (2/9) lalu.

Di ruang penyidik, Heru mengaku, pagi itu sekira pukul 09.00 WIB, ia berangkat dari rumahnya di Bandar Setia, Kecamatan Percut Sei Tuan. Tiba di lokasi target, yakni rumah makan Sinar Andalas, di Jalan  Mandala By Pass No. 176, Simpang Sejati, Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung, ia langsung masuk ke kamar pemilik rumah makan tanpa ada yang melihatnya. Pasalnya, sang pemilik rumah sedang memasak di dapur.

“Saya datang dari rumah pagi memang mau nyari target. Kulihat warungnya sepi, lalu aku masuk ke dalam. Lalu ke kamar,” bebernya.

Usai mengambil dompet dan menyelipkannya di balik celana, ia berjalan pelan-pelan ke luar. Namun apes, suara sendal jepitnya terdengar Dila (18), adik ipar Junaidi. Melihat orang tak dikenal keluar dari kamar abangnya, Dila pun berteriak memanggil Junaidi dan langsung menangkap Heru.

Warga sekitar yang mengetahui kejadian itu langsung berdatangan. Tanpa dikomandoi, warga pun beramai-ramai memukuli Heru hingga babak belur. Puas memukuli, Heru pun lantas diserahkan ke Polsekta Percut Sei Tuan.

“Belum sempat ku tengok isi dompetnya, bang,” ucap Heru dengan nada pelan kepada wartawan. Suaranya lemah karena bibirnya sulit dibuka akibat bengkak bekas diamuk warga.

Heru mengaku sudah tiga kali mencuri. Setiap uang hasil curian itu, disetorkan ke ibunya, tanpa pernah sekalipun ditanya ibunya dari mana uang itu.

Ia mengaku terpaksa mencuri demi membantu perekonomian keluarganya. “Saya terpaksa bang. Saya ingin bantu keluarga saya. Saya biasanya bantu-bantu jualan di pasar Sukaramai. Karena tak cukup, makanya saya mencuri, “ ujar anak kelima dari tujuh bersaudara itu.(mri/smg/adz)

Metrosiana-maling cengengAM (20), alias Heru terbilang pencuri yang cengeng. Pasalnya, saat diinterogasi penyidik di Mapolsekta Percut Sei Tuan, dia menangis meminta ampun kepada petugas, sembari menyesali perbuatannya.

Heru diserahkan warga ke Polsekta Percut Sei Tuan dengan wajah lebam-lebam, karena tertangkap tangan mencuri dompet milik Junaidi (35), pengusaha Rumah Makan Sinar Andalan, Jalan Mandala by Pass, Medan Tembung, Selasa (2/9) lalu.

Di ruang penyidik, Heru mengaku, pagi itu sekira pukul 09.00 WIB, ia berangkat dari rumahnya di Bandar Setia, Kecamatan Percut Sei Tuan. Tiba di lokasi target, yakni rumah makan Sinar Andalas, di Jalan  Mandala By Pass No. 176, Simpang Sejati, Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung, ia langsung masuk ke kamar pemilik rumah makan tanpa ada yang melihatnya. Pasalnya, sang pemilik rumah sedang memasak di dapur.

“Saya datang dari rumah pagi memang mau nyari target. Kulihat warungnya sepi, lalu aku masuk ke dalam. Lalu ke kamar,” bebernya.

Usai mengambil dompet dan menyelipkannya di balik celana, ia berjalan pelan-pelan ke luar. Namun apes, suara sendal jepitnya terdengar Dila (18), adik ipar Junaidi. Melihat orang tak dikenal keluar dari kamar abangnya, Dila pun berteriak memanggil Junaidi dan langsung menangkap Heru.

Warga sekitar yang mengetahui kejadian itu langsung berdatangan. Tanpa dikomandoi, warga pun beramai-ramai memukuli Heru hingga babak belur. Puas memukuli, Heru pun lantas diserahkan ke Polsekta Percut Sei Tuan.

“Belum sempat ku tengok isi dompetnya, bang,” ucap Heru dengan nada pelan kepada wartawan. Suaranya lemah karena bibirnya sulit dibuka akibat bengkak bekas diamuk warga.

Heru mengaku sudah tiga kali mencuri. Setiap uang hasil curian itu, disetorkan ke ibunya, tanpa pernah sekalipun ditanya ibunya dari mana uang itu.

Ia mengaku terpaksa mencuri demi membantu perekonomian keluarganya. “Saya terpaksa bang. Saya ingin bantu keluarga saya. Saya biasanya bantu-bantu jualan di pasar Sukaramai. Karena tak cukup, makanya saya mencuri, “ ujar anak kelima dari tujuh bersaudara itu.(mri/smg/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/