26 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

AMPI Medan Kota Dukung BBM Naik

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Angkatan Muda Pembangunan Indonesia (AMPI) Kecamatan Medan Kota mendukung kebijakan Pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

Hal itu dikatakan Ketua Rayon AMPI Medan Kota, Ricardo Manik kepada Sumut Pos di Medan, Minggu (4/9).

“Kita dukung program Pemerintah terkait menaikkan harga BBM bersubsidi ini. Sebab, selama ini subsidi juga dinikmati oleh masyarakat kelas menengah ke atas. Jadi apa salahnya, subsidi tersebut dialihkan atau diberikan ke program-program Pemerintah yang sifatnya kerakyatan, seperti infrastruktur, ketahanan pangan, ketahanan ekonomi, dan lainnya,” ujarnya.

Disinggung, bukankah kenaikan BBM ini akan mendapatkan penolakan dari masyarakat kelas menengah ke bawah, karena tentunya akan membebani, karena harga bahan pokok pasti ikut naik?, menurutnya, hal tersebut tergantung cara pandang masyarakat. Jika pun nanti harga bahan pokok naik, memang benar ada masyarakat yang terbebani, tetapi tidak sampai ‘mencekik’ masyarakat.

“Masyarakat kan bisa mencari peluang-peluang lain. Intinya, kita bergotong royonglah membantu Pemerintah agar negara tidak kolaps. Biasakanlah kita jadi kuat. Kecuali dengan dicabutnya subsidi BBM, sebagian besar masyarakat jadi kelaparan, baru kita tentang. Inikan nggak,” tegasnya.

Ricardo berharap, semoga ke depan ada solusi dari Pemerintah untuk rakyat, contohnya menciptakan lapangan kerja dan program-program pro rakyat. “Seperti padat karya yang perguliran dananya ke bawah, dana desa, program unit kerja desa dan subsidi ke pertanian, lumbung pangan,” tandasnya. (dwi/azw)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Angkatan Muda Pembangunan Indonesia (AMPI) Kecamatan Medan Kota mendukung kebijakan Pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

Hal itu dikatakan Ketua Rayon AMPI Medan Kota, Ricardo Manik kepada Sumut Pos di Medan, Minggu (4/9).

“Kita dukung program Pemerintah terkait menaikkan harga BBM bersubsidi ini. Sebab, selama ini subsidi juga dinikmati oleh masyarakat kelas menengah ke atas. Jadi apa salahnya, subsidi tersebut dialihkan atau diberikan ke program-program Pemerintah yang sifatnya kerakyatan, seperti infrastruktur, ketahanan pangan, ketahanan ekonomi, dan lainnya,” ujarnya.

Disinggung, bukankah kenaikan BBM ini akan mendapatkan penolakan dari masyarakat kelas menengah ke bawah, karena tentunya akan membebani, karena harga bahan pokok pasti ikut naik?, menurutnya, hal tersebut tergantung cara pandang masyarakat. Jika pun nanti harga bahan pokok naik, memang benar ada masyarakat yang terbebani, tetapi tidak sampai ‘mencekik’ masyarakat.

“Masyarakat kan bisa mencari peluang-peluang lain. Intinya, kita bergotong royonglah membantu Pemerintah agar negara tidak kolaps. Biasakanlah kita jadi kuat. Kecuali dengan dicabutnya subsidi BBM, sebagian besar masyarakat jadi kelaparan, baru kita tentang. Inikan nggak,” tegasnya.

Ricardo berharap, semoga ke depan ada solusi dari Pemerintah untuk rakyat, contohnya menciptakan lapangan kerja dan program-program pro rakyat. “Seperti padat karya yang perguliran dananya ke bawah, dana desa, program unit kerja desa dan subsidi ke pertanian, lumbung pangan,” tandasnya. (dwi/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/