26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

OJK Gelar Acara Media Gathering, Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu 2022

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar acara Media Gathering Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu Tahun 2022 di Hotel JW Marriot, Jalan Putri Hijau Medan, Senin (3/10).

Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) merupakan kegiatan yang dilakukan secara rutin dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi industri jasa keuangan khususnya Pasar Modal. Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangkaian peringatan 45 Tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia yang mengangkat tema ‘Menuju Ekonomi tangguh, stabil, dan berkelanjutan’.

Turut hadir, Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Sarjito, Direktur Statistik dan Informasi Pasar Modal OJK, Muhammad Touriq, Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia, I Gede Nyoman Yetna, Direktur 1 PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia, Antonius Herman Azwar dan dipandu Moderator, Direktur Pengawasan LJK Kantor OJK Regional 5 Sumatera Bagian Utara, Untung Santoso.

Direktur Statistik dan Informasi Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muhammad Touriq mengatakan, sepanjang tahun 2022, pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang baik.

Hal ini, lanjutnya, terlihat dari total pengumpulan dana tahun 2022 sebesar Rp172,73 triliun dengan jumlah emisi efek 163 emisi, serta jumlah perusahaan baru (emiten) ada 48 perusahaan baru (41 emiten saham dan 7 emiten obligasi/sukuk). Sedangkan, jumlah pemodal tumbuh 30 persen lebih yakni 9,76 juta investor (per 29 September 2022).

“Selain itu indikator pasar modal Syariah Indonesia juga menunjukkan perkembangan yang baik. Tercatat, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tumbuh 7,98 persen (ytd) yakni 204.10, kapitalisasi pasar saham syariah tumbuh 12,3 persen (ytd) yaitu Rp4.474 triliun,” ujarnya.

Sedangkan, sambungnya, jumlah saham syariah 524 saham, nilai sukuk korporasi Rp40,26 triliun, nilai aktiva bersih Reksa Dana Syariah Rp40,99 triliun serta nilai sukuk negara (SBSN) Rp1.268,33 triliun.

“OJK proaktif dalam menjaga stabilitas pasar modal dan mendukung percepatan pemulihan ekonomi dengan mengeluarkan sejumlah kebijakan diantaranya, kebijakan merespon dampak Covid-19, pengembangan UMKM, peningkatan supply, peningkatan demand/jumlah investor serta keuangan berkelanjutan,” katanya.

Dia menjelaskan, di sisi lain, jumlah investor pasar modal di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) per 23 September 2022 sebanyak 447.712 investor (SID CBEST, SINVEST, EBAE, dan SBN) dengan jumlah emiten di Sumut ada sebanyak 11 emiten.

“Di Sumut saat ini, ada 45 perantara pedagang Efek dan penjamin emisi Efek, 6 kantor cabang manajer investasi, 5 UMKM yang menjadi penerbit SCF atau Securities Crowdfunding (yang sudah raising fund) dengan jumlah investor SCF 1.041 serta jumlah dana yang dihimpun SCF mencapai Rp16,23 miliar. Pelaku industri pasar modal sangat beragam dan saling terkait,” jelasnya.

Sementara, per Agustus 2022, total rekening SID di Sumut tercatat mencapai 435.621 rekening, tumbuh sebesar 51,47 persen dibanding tahun lalu. Jumlah rekening ini terdiri dari rekening Reksadana sebanyak 403.967, rekening saham sebanyak 194.403, dan rekening Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 40.475.

“Pertumbuhan rekening tertinggi terdapat pada Reksadana yaitu 57,08 persen yoy diikuti dengan Saham sebesar 40,41 persen yoy,” ungkapnya.

Adapun, nilai transaksi saham selama tahun 2022 (Januari-Agustus) mencapai Rp102,60 triliun dengan rata-rata transaksi per bulan sebesar Rp12,82 triliun. Berdasarkan data per 23 September 2022, terdapat kurang lebih 57.186 pihak yang berizin atau terdaftar dan ada 5.442 instrumen produk.

“Dengan perkembangan kinerja tersebut, diharapkan investor lokal dapat berperan aktif dengan memanfaatkan kesempatan yang ada,” tandasnya.

Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Sarjito menambahkan, salah satu nilai tambah keberadaan OJK adalah menjamin kegiatan di sektor keuangan selalu dilandasi dengan semangat untuk memberikan perhatian kepada Edukasi dan Perlindungan.

“OJK selaku regulator sektor jasa keuangan terintegrasi terus melakukan upaya untuk senantiasa menjadi perlindungan konsumen sebagai isu strategis. Salah satunya dengan pemberdayaan konsumen dan masyarakat (consumer empowerment) serta menjaga keseimbangan antara tumbuh kembangnya sektor jasa keuangan dengan perlindungan konsumen dan masyarakat,” katanya.

Kemudian, tambahnya, program edukasi keuangan yang secara masif terus dilakukan oleh OJK, antara lain Simolek Edutaiment, Desaku Cakap Keuangan, Literasi melalui organisasi perempuan, Sobat Sikapi, Mahasiswa/Pramuka sebagai agen literasi keuangan.

“Selain itu juga secara online dilakukan sosialisasi untuk menggunakan learning management system. Dengan adanya program SEPMT ini, OJK berharap dapat mendorong peningkatan literasi dan inklusi di Pasar Modal Indonesia, khususnya di Sumut, sehingga masyarakat akan merasa aman dan nyaman dalam berinvestasi di Pasar Modal Indonesia,” pungkasnya. (dwi)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar acara Media Gathering Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu Tahun 2022 di Hotel JW Marriot, Jalan Putri Hijau Medan, Senin (3/10).

Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) merupakan kegiatan yang dilakukan secara rutin dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi industri jasa keuangan khususnya Pasar Modal. Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangkaian peringatan 45 Tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia yang mengangkat tema ‘Menuju Ekonomi tangguh, stabil, dan berkelanjutan’.

Turut hadir, Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Sarjito, Direktur Statistik dan Informasi Pasar Modal OJK, Muhammad Touriq, Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia, I Gede Nyoman Yetna, Direktur 1 PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia, Antonius Herman Azwar dan dipandu Moderator, Direktur Pengawasan LJK Kantor OJK Regional 5 Sumatera Bagian Utara, Untung Santoso.

Direktur Statistik dan Informasi Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muhammad Touriq mengatakan, sepanjang tahun 2022, pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang baik.

Hal ini, lanjutnya, terlihat dari total pengumpulan dana tahun 2022 sebesar Rp172,73 triliun dengan jumlah emisi efek 163 emisi, serta jumlah perusahaan baru (emiten) ada 48 perusahaan baru (41 emiten saham dan 7 emiten obligasi/sukuk). Sedangkan, jumlah pemodal tumbuh 30 persen lebih yakni 9,76 juta investor (per 29 September 2022).

“Selain itu indikator pasar modal Syariah Indonesia juga menunjukkan perkembangan yang baik. Tercatat, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tumbuh 7,98 persen (ytd) yakni 204.10, kapitalisasi pasar saham syariah tumbuh 12,3 persen (ytd) yaitu Rp4.474 triliun,” ujarnya.

Sedangkan, sambungnya, jumlah saham syariah 524 saham, nilai sukuk korporasi Rp40,26 triliun, nilai aktiva bersih Reksa Dana Syariah Rp40,99 triliun serta nilai sukuk negara (SBSN) Rp1.268,33 triliun.

“OJK proaktif dalam menjaga stabilitas pasar modal dan mendukung percepatan pemulihan ekonomi dengan mengeluarkan sejumlah kebijakan diantaranya, kebijakan merespon dampak Covid-19, pengembangan UMKM, peningkatan supply, peningkatan demand/jumlah investor serta keuangan berkelanjutan,” katanya.

Dia menjelaskan, di sisi lain, jumlah investor pasar modal di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) per 23 September 2022 sebanyak 447.712 investor (SID CBEST, SINVEST, EBAE, dan SBN) dengan jumlah emiten di Sumut ada sebanyak 11 emiten.

“Di Sumut saat ini, ada 45 perantara pedagang Efek dan penjamin emisi Efek, 6 kantor cabang manajer investasi, 5 UMKM yang menjadi penerbit SCF atau Securities Crowdfunding (yang sudah raising fund) dengan jumlah investor SCF 1.041 serta jumlah dana yang dihimpun SCF mencapai Rp16,23 miliar. Pelaku industri pasar modal sangat beragam dan saling terkait,” jelasnya.

Sementara, per Agustus 2022, total rekening SID di Sumut tercatat mencapai 435.621 rekening, tumbuh sebesar 51,47 persen dibanding tahun lalu. Jumlah rekening ini terdiri dari rekening Reksadana sebanyak 403.967, rekening saham sebanyak 194.403, dan rekening Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 40.475.

“Pertumbuhan rekening tertinggi terdapat pada Reksadana yaitu 57,08 persen yoy diikuti dengan Saham sebesar 40,41 persen yoy,” ungkapnya.

Adapun, nilai transaksi saham selama tahun 2022 (Januari-Agustus) mencapai Rp102,60 triliun dengan rata-rata transaksi per bulan sebesar Rp12,82 triliun. Berdasarkan data per 23 September 2022, terdapat kurang lebih 57.186 pihak yang berizin atau terdaftar dan ada 5.442 instrumen produk.

“Dengan perkembangan kinerja tersebut, diharapkan investor lokal dapat berperan aktif dengan memanfaatkan kesempatan yang ada,” tandasnya.

Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Sarjito menambahkan, salah satu nilai tambah keberadaan OJK adalah menjamin kegiatan di sektor keuangan selalu dilandasi dengan semangat untuk memberikan perhatian kepada Edukasi dan Perlindungan.

“OJK selaku regulator sektor jasa keuangan terintegrasi terus melakukan upaya untuk senantiasa menjadi perlindungan konsumen sebagai isu strategis. Salah satunya dengan pemberdayaan konsumen dan masyarakat (consumer empowerment) serta menjaga keseimbangan antara tumbuh kembangnya sektor jasa keuangan dengan perlindungan konsumen dan masyarakat,” katanya.

Kemudian, tambahnya, program edukasi keuangan yang secara masif terus dilakukan oleh OJK, antara lain Simolek Edutaiment, Desaku Cakap Keuangan, Literasi melalui organisasi perempuan, Sobat Sikapi, Mahasiswa/Pramuka sebagai agen literasi keuangan.

“Selain itu juga secara online dilakukan sosialisasi untuk menggunakan learning management system. Dengan adanya program SEPMT ini, OJK berharap dapat mendorong peningkatan literasi dan inklusi di Pasar Modal Indonesia, khususnya di Sumut, sehingga masyarakat akan merasa aman dan nyaman dalam berinvestasi di Pasar Modal Indonesia,” pungkasnya. (dwi)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/