MARELAN, SUMUTPOS.CO – Kesal jalan rusak tidak kunjung diperbaiki, dan sering menimbulkan kecelakaan, warga bermukim di Lingkungan 23 Pasar 2 Barat, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, menanam pohon pisang di lubang jalan. Aksi warga ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan
mereka terhadap kurangnya kepedulian pemerintah, Kamis (3/11).
Dari amatan Sumut Pos, aksi ‘budidaya’ tanam pohon pisang di ruas jalan rusak tersebut, sempat menjadi perhatian dari pengguna jalan yang melintas. Selain menanam pohon pisang di lubang-lubang jalan, warga juga meletakan poster di sekitar akses jalan yang tertutup genangan air sisa hujan.
Aminah (35), warga setempat mengaku, aksi itu mereka lakukan sebagai ungkapan protes mereka atas lambannya Pemko Medan dalam memperbaiki kerusakan jalan. Apalagi, kondisi buruknya infrastruktur tersebut telah memakan korban, terutama pengendara roda dua. “Sudah banyak warga jadi korban, khususnya sepeda motor. Tapi
sepertinya kerusakan jalan ini sengaja dibiarkan oleh pemerintah,” ungkapnya.
Warga sendiri berharap agar kerusakan jalan yang sudah lebih dari tiga tahun ini dirasakan mereka, segera diperbaiki. Termasuk kondisi drainase di kiri dan kanan jalan mesti dibenahi.”Bukan hanya jalan, namun parit (drainase) juga harus dibenahi,” cetus Aminah.
Lurah Terjun, H Azwar ketika dihubungi Sumut Pos terkait adanya aksi protes kerusakan infrastruktur jalan digelar warganya, tidak mau menjawab.(rul/ila)
MARELAN, SUMUTPOS.CO – Kesal jalan rusak tidak kunjung diperbaiki, dan sering menimbulkan kecelakaan, warga bermukim di Lingkungan 23 Pasar 2 Barat, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, menanam pohon pisang di lubang jalan. Aksi warga ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan
mereka terhadap kurangnya kepedulian pemerintah, Kamis (3/11).
Dari amatan Sumut Pos, aksi ‘budidaya’ tanam pohon pisang di ruas jalan rusak tersebut, sempat menjadi perhatian dari pengguna jalan yang melintas. Selain menanam pohon pisang di lubang-lubang jalan, warga juga meletakan poster di sekitar akses jalan yang tertutup genangan air sisa hujan.
Aminah (35), warga setempat mengaku, aksi itu mereka lakukan sebagai ungkapan protes mereka atas lambannya Pemko Medan dalam memperbaiki kerusakan jalan. Apalagi, kondisi buruknya infrastruktur tersebut telah memakan korban, terutama pengendara roda dua. “Sudah banyak warga jadi korban, khususnya sepeda motor. Tapi
sepertinya kerusakan jalan ini sengaja dibiarkan oleh pemerintah,” ungkapnya.
Warga sendiri berharap agar kerusakan jalan yang sudah lebih dari tiga tahun ini dirasakan mereka, segera diperbaiki. Termasuk kondisi drainase di kiri dan kanan jalan mesti dibenahi.”Bukan hanya jalan, namun parit (drainase) juga harus dibenahi,” cetus Aminah.
Lurah Terjun, H Azwar ketika dihubungi Sumut Pos terkait adanya aksi protes kerusakan infrastruktur jalan digelar warganya, tidak mau menjawab.(rul/ila)