26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Fotografer Sumut Pos Raih Adiwarta 2012

Begitu Ikut Langsung Menang

MEDAN-Kartu merah dalam pertandingan sepak bola menjadi sebuah “kiamat” bagi sebuah tim. Tetapi, tidak bagi seorang Andri Ginting. Lewat kartu merah, Fotografer Sumut Pos ini mendapat penghargaan dari Adiwarta 2012 untuk Foto Berita Kategori Olahraga.

Andri Ginting //sumutpos
Andri Ginting //sumutpos

Foto yang bertema “Protes Kartu Merah” dipetik pria yang akrab disapa Andri atau Ginting ini dalam pertandingan antara PSMS Medan vs Persib Bandung di Stadion Teladan pada pertengahan Juni yang lalu. Pada saat itu, sang wasit, Yandri memberikan kartu merah kepada salah satu pemain blasteran berasal dari Slovenia yang merupakan gelandang PSMS Nastja Ceh. Tidak terima, sang kapten Sasa Zecevic membuang kartu merah tersebut dari tangan wasit. Saat momen mengambil dan akan membuang kartu itulah Andri mengambil foto yang menjadi juara pertama tersebut.

Dalam foto tersebut terlihat dengan jelas bagaimana ekspresi Sasa mengambil kartu, juga ekspresi kebingungan diliputi kemarahan seorang wasit saat menghadapi pertandingan yang dipimpinnya tidak sesuai dengan harapannya. Dan para pemain lain, dengan wajah terkejut melihat aksi Sasa saat itu.

Bukan hal mudah bagi seorang Andri Ginting untuk mendapatkan award dari ajang bergengsi untuk kaum pewarta di Indonesia ini, mengingat saingannya juga cukup ketat. Mulai dari senior dalam bidang fotografer, hingga pewarta foto yang berasal dari kantor berita internasional seperti AFP dan Reuters ikut dalam persaingan ini. “Semua fotonya bagus. Aku benar-benar tidak menyangka untuk mendapatkan penghargaan ini,” ujar Andri saat dihubungi via telepon.

Niat awal mengikuti perlombaan ini hanya untuk ajang coba-coba. Bahkan, saat mengambil foto tersebut pun dirinya tidak berencana untuk mengikut sertakan dalam sebuah perlombaan. “Kemarin ambil fotonya itu hanya karena melakukan tugas dari kantor. ‘Gak ada niat sama sekali akan dijadikan sebuah momen,” lanjutnya.

Keberaniannya, untuk mengikutkan foto ini dalam sebuah perlombaan karena setiap orang yang melihat pasti memuji. “Apalagi, saat Pak Rida (Rida K Liamsi, Chairman Riau Pos Grup) juga memuji. Jadi, semangat untuk mengikut sertakan. Kalau aku juga menganggap foto aku pas dan bagus,” ungkapnya sambil ketawa.

Anugerah Adiwarta (AA) 2012 ini, merupakan tahun pertama Andri mengikuti ajang ini. Langsung juara pula. Bahkan, untuk di Sumatera Utara dan Medan sendiri, hanya Andri yang mampu meraih juara. Tak pelak, ini menjadi kebanggan Andri, mengingat jumlah peserta mencapai ribuan. “Apalagi, yang mendominasi adalah media nasional. Jadi, benar-benar bangga karena mendapatkan penghargaan ini,” lanjut pria yang selalu tampil dengan rambut lurus dan bola mata besarnya.

Walaupun pria yang telah memiliki wanita idaman ini senang dengan penghargaan ini, ternyata saat malam penganugerahan (4/12) kemarin, ada sesuatu yang masih menganjal hati anak tertua dari 2 bersaudara ini. “Aku harus pakai batik sesuai permintaan panitia. Padanannya, celana yang biasa aku pakai ke kantor, yang kadang tidak dicuci selama seminggu,” ujar pria yang biasanya menggunakan pakaian kaos untuk atasan dan jeans untuk bawahannya.

“Selain untuk diri sendiri, anugerah ini aku persembahkan untuk orangtua, adik, teman-teman di Medan, dan semua orang di kantor karena doanya. Tanpa Sumut Pos rasanya sulit untuk mendapatkan ini,” ungkapnya. (ram)

Begitu Ikut Langsung Menang

MEDAN-Kartu merah dalam pertandingan sepak bola menjadi sebuah “kiamat” bagi sebuah tim. Tetapi, tidak bagi seorang Andri Ginting. Lewat kartu merah, Fotografer Sumut Pos ini mendapat penghargaan dari Adiwarta 2012 untuk Foto Berita Kategori Olahraga.

Andri Ginting //sumutpos
Andri Ginting //sumutpos

Foto yang bertema “Protes Kartu Merah” dipetik pria yang akrab disapa Andri atau Ginting ini dalam pertandingan antara PSMS Medan vs Persib Bandung di Stadion Teladan pada pertengahan Juni yang lalu. Pada saat itu, sang wasit, Yandri memberikan kartu merah kepada salah satu pemain blasteran berasal dari Slovenia yang merupakan gelandang PSMS Nastja Ceh. Tidak terima, sang kapten Sasa Zecevic membuang kartu merah tersebut dari tangan wasit. Saat momen mengambil dan akan membuang kartu itulah Andri mengambil foto yang menjadi juara pertama tersebut.

Dalam foto tersebut terlihat dengan jelas bagaimana ekspresi Sasa mengambil kartu, juga ekspresi kebingungan diliputi kemarahan seorang wasit saat menghadapi pertandingan yang dipimpinnya tidak sesuai dengan harapannya. Dan para pemain lain, dengan wajah terkejut melihat aksi Sasa saat itu.

Bukan hal mudah bagi seorang Andri Ginting untuk mendapatkan award dari ajang bergengsi untuk kaum pewarta di Indonesia ini, mengingat saingannya juga cukup ketat. Mulai dari senior dalam bidang fotografer, hingga pewarta foto yang berasal dari kantor berita internasional seperti AFP dan Reuters ikut dalam persaingan ini. “Semua fotonya bagus. Aku benar-benar tidak menyangka untuk mendapatkan penghargaan ini,” ujar Andri saat dihubungi via telepon.

Niat awal mengikuti perlombaan ini hanya untuk ajang coba-coba. Bahkan, saat mengambil foto tersebut pun dirinya tidak berencana untuk mengikut sertakan dalam sebuah perlombaan. “Kemarin ambil fotonya itu hanya karena melakukan tugas dari kantor. ‘Gak ada niat sama sekali akan dijadikan sebuah momen,” lanjutnya.

Keberaniannya, untuk mengikutkan foto ini dalam sebuah perlombaan karena setiap orang yang melihat pasti memuji. “Apalagi, saat Pak Rida (Rida K Liamsi, Chairman Riau Pos Grup) juga memuji. Jadi, semangat untuk mengikut sertakan. Kalau aku juga menganggap foto aku pas dan bagus,” ungkapnya sambil ketawa.

Anugerah Adiwarta (AA) 2012 ini, merupakan tahun pertama Andri mengikuti ajang ini. Langsung juara pula. Bahkan, untuk di Sumatera Utara dan Medan sendiri, hanya Andri yang mampu meraih juara. Tak pelak, ini menjadi kebanggan Andri, mengingat jumlah peserta mencapai ribuan. “Apalagi, yang mendominasi adalah media nasional. Jadi, benar-benar bangga karena mendapatkan penghargaan ini,” lanjut pria yang selalu tampil dengan rambut lurus dan bola mata besarnya.

Walaupun pria yang telah memiliki wanita idaman ini senang dengan penghargaan ini, ternyata saat malam penganugerahan (4/12) kemarin, ada sesuatu yang masih menganjal hati anak tertua dari 2 bersaudara ini. “Aku harus pakai batik sesuai permintaan panitia. Padanannya, celana yang biasa aku pakai ke kantor, yang kadang tidak dicuci selama seminggu,” ujar pria yang biasanya menggunakan pakaian kaos untuk atasan dan jeans untuk bawahannya.

“Selain untuk diri sendiri, anugerah ini aku persembahkan untuk orangtua, adik, teman-teman di Medan, dan semua orang di kantor karena doanya. Tanpa Sumut Pos rasanya sulit untuk mendapatkan ini,” ungkapnya. (ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/