25.6 C
Medan
Monday, June 3, 2024

Saya Butuh BPJS Kesehatan…

BUTA: Legiman, warga Jalan Pancing Lingkungan VII, Mabar Hilir, Medan Deli, kedua matanya buta.
fachril/sumut pos
BUTA: Legiman, warga Jalan Pancing Lingkungan VII, Mabar Hilir, Medan Deli, kedua matanya buta.
fachril/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Legiman (62), warga Jalan Pancing Lingkungan VII, Kelurahan Mabar Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Me-dan ini, berharap bantuan pemerintah seperti BPJS Kesehatan. Sebab, kondisi kedua matanya yang buta serta kesehatan yang menurun, membuatnya sangat membutuhkan pelayanan kesehatan melalui BPJS Kesehatan.

Meski kedua matanya buta, namun ia tak berpangku tangan. Ia bertahan hidup dengan bercocok tanam.

Kakek yang tinggal bersama anaknya ini, hanya mampu mengandalkan lahan seluas 1.500 meter untuk menanami padi dan palawija.

Ketika ditemui saat mengawasi padi miliknya yang hendak panen, Selasa (3/11), Legiman tampak mengusir burung yang berusaha memakan padinya. Kehadiran burung diketahuinya dari suara kicauan unggas yang datang sahut menyahut.

Legiman mengerjakan areal perladangannya, mulai dari menyemai bibit, membersihkan rumput, menanam anak padi, memupuk hingga memanen. Pekerjaan itu dilakukan seorang diri.

Legiman yang mengalami kebutaan sejak tahun 1993 akibat terkena serbukan gergaji kayu saat bekerja di sebuah panglong, membuat ayah dua orang anak ini kehilangan pekerjaan. Namun semangat untuk hidup mandiri membuatnya tak pantang menyerah dengan turun ke sawah.

“Sebelumnya, saat pengerjaan lahan sawah dan perladangan seluas lebih kurang 1.500 m2, saya dibantu oleh istri, Wagiyah serta anak sulung saya, Iyus. Namun dua tahun lalu istri dan anak saya terlebih dahulu meninggal dunia,” ujar Legiman sedih.

Walau turun ke sawah beberapa tahun ini dirasakan pria renta itu melelahkan karena dilakukannya seorang diri, namuan pekerjaan itu harus dilakukannya guna menyambung hidupannya.

“Dari lahan sawah ini sekali panen dapat menghasilkan 12 kaleng dengan masa panen empat bulan,” kata Legiman sambil meraba-raba rumput yang hendak dicabut di antara padi yang tumbuh.

Di usia semakin senja, Legiman kembali berharap agar pemerintah Kota Medan dapat memperhatikan kondisi kesehatannya. “Saya berharap ada orang yang bisa menguruskan kartu BPJS Kesehatan untuk saya,” harapnya sambil menangis. (fac/ila)

BUTA: Legiman, warga Jalan Pancing Lingkungan VII, Mabar Hilir, Medan Deli, kedua matanya buta.
fachril/sumut pos
BUTA: Legiman, warga Jalan Pancing Lingkungan VII, Mabar Hilir, Medan Deli, kedua matanya buta.
fachril/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Legiman (62), warga Jalan Pancing Lingkungan VII, Kelurahan Mabar Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Me-dan ini, berharap bantuan pemerintah seperti BPJS Kesehatan. Sebab, kondisi kedua matanya yang buta serta kesehatan yang menurun, membuatnya sangat membutuhkan pelayanan kesehatan melalui BPJS Kesehatan.

Meski kedua matanya buta, namun ia tak berpangku tangan. Ia bertahan hidup dengan bercocok tanam.

Kakek yang tinggal bersama anaknya ini, hanya mampu mengandalkan lahan seluas 1.500 meter untuk menanami padi dan palawija.

Ketika ditemui saat mengawasi padi miliknya yang hendak panen, Selasa (3/11), Legiman tampak mengusir burung yang berusaha memakan padinya. Kehadiran burung diketahuinya dari suara kicauan unggas yang datang sahut menyahut.

Legiman mengerjakan areal perladangannya, mulai dari menyemai bibit, membersihkan rumput, menanam anak padi, memupuk hingga memanen. Pekerjaan itu dilakukan seorang diri.

Legiman yang mengalami kebutaan sejak tahun 1993 akibat terkena serbukan gergaji kayu saat bekerja di sebuah panglong, membuat ayah dua orang anak ini kehilangan pekerjaan. Namun semangat untuk hidup mandiri membuatnya tak pantang menyerah dengan turun ke sawah.

“Sebelumnya, saat pengerjaan lahan sawah dan perladangan seluas lebih kurang 1.500 m2, saya dibantu oleh istri, Wagiyah serta anak sulung saya, Iyus. Namun dua tahun lalu istri dan anak saya terlebih dahulu meninggal dunia,” ujar Legiman sedih.

Walau turun ke sawah beberapa tahun ini dirasakan pria renta itu melelahkan karena dilakukannya seorang diri, namuan pekerjaan itu harus dilakukannya guna menyambung hidupannya.

“Dari lahan sawah ini sekali panen dapat menghasilkan 12 kaleng dengan masa panen empat bulan,” kata Legiman sambil meraba-raba rumput yang hendak dicabut di antara padi yang tumbuh.

Di usia semakin senja, Legiman kembali berharap agar pemerintah Kota Medan dapat memperhatikan kondisi kesehatannya. “Saya berharap ada orang yang bisa menguruskan kartu BPJS Kesehatan untuk saya,” harapnya sambil menangis. (fac/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/