Diduga, Banyak Orang Dalam yang Bermain di Bandara
MEDAN-Unit Bisnis Gudang dan Kargo (UBGK) Bandara Polonia Me dan rupanya tidak bisa dikatakan aman. Setidaknya, Selasa (3/1) lalu, terungkap ada pencurian di tempat tersebut. Hal ini tak pelak bisa merugikan pebisnis yang menggunakan jasa pengiriman barang via udara.
Setelah ditelusuri, kasus barang penumpang atau barang kargo hilang di Bandara Polonia bukan cerita baru. Kasus serupa sebelumnya ke rap terjadi dan terus berulang. Kegiatan ini diduga melibatkan sejumlah oknum yang berkerja di lingkungan bandara. Mereka berkerja secara berkelompok, rapi, dan sistematis.
Sumut Pos kemarin sore, mengontak seorang oknum yang berkerja di lingkungan bandara. Kasus pencurian ratusan ponsel di kargo pada Selasa lalu kemudian disampaikan kepadanya. “Bukan kami,” katanya sembari meminta identitasnya tak disebut.
Pria jangkung ini mengatakan, ada beberapa kelompok yang ‘bermain’ di Bandara Polonia. Kelompoknya biasanya hanya menggasak barang berharga yang ada di bagasi penumpang. “Kalau di kargo saya tidak tahu,” katanya.
Meskipun mengaku tidak tahu, namun dia memastikan pencurian itu melibatkan beberapa oknum hingga gampang dibobol. “Sangat sulit kalau bermain sendiri. Kalau main sendiri sulit bisa aman masuk ke gudang dan membawa keluar barangnya,” katanya.
Mengenai kelompoknya, pria ini mengaku tidak setiap hari beroperasi. Hanya pada hari-hari tertentu mereka menjalankan aksinya. “Tergantung, paling banyak tiga sampai empat kali sebulan,” ceritanya.
Menurutnya, mereka hanya mengincar koper atau tas tertentu yang sebelumnya telah dijadikan target sejak masuk x-ray.
“Kadang laptop, handphone, emas (perhiasan, Red), pernah juga dolar (uang, Red), tak tentu. Tapi kadang di dalam tas atau koper tak ada yang berharga,” ujarnya.
Dia kemudian menceritakan secara detail modus operandi yang biasa dilakukan. Menurutnya, setelah ada informasi dari oknum yang memantau di x-ray, target bagasi yang bakal dibongkar pun ditandai. “Pembongkaran tas atau penyiletan biasanya dilakukan saat bagasi di atas angkutan yang membawanya ke pesawat atau dilakukan di dalam bagasi pesawat,” katanya.
Semuanya dilakukan dengan cepat dan profesional. Bahkan untuk koper yang menggunakan pengaman tambahan dengan kombinasi nomor pun bisa mereka bongkar. “Kadang susah juga, makanya sering juga main silet,” ucapnya.
Barang hasil curian kemudian diamankan di tempat tertentu, masih di lingkungan bandara. Setelah terjadi pertukaran shift, baru dibawa keluar. “Kalau bisa dibagi langsung, ya langsung dibagi. Tapi kalau gak bisa ya diuangkan, baru dibagi. Kalau cuma satu laptop atau handphone atau emas, dijual dulu,” tambahnya.
Namun terkadang ada juga barang curian yang tak bisa dibagi. Dia mengaku, saat ini mereka masih menyimpan belasan lembar uang Sudan (Pound Sudan) berbagai pecahan. Uang tersebut hampir tujuh bulan mereka pegang, namun tak ada satupun money changer di Medan yang mau menerimanya. “Kalau ada money changer yang mau, bilang aku ya bang,” katanya.
Sebelumnya, sebanyak 225 unit handphone yang berada di kargo milik maskapai penerbangan Sriwijaya Air memang hilang digasak kawanan maling. Kejadian di UBGK Bandara Polonia Medan tersebut berlangsung pada Selasa lalu. Akibatnya, Deni (28), kepala gudang kargo maskapai penerbangan Sriwijaya Air mengadukan hal tersebut ke Mapolsekta Medan Baru.
Sayangnya, saat ditemui di gudang kargo, pimpinan Sriwijaya Air enggan berikan komentar saat ditemui di dalam gudang. “No comment. Saya tidak tahu pasti karena saya baru pulang bertahun baru. Ini mau kami rapatkan dulu,” kata Kepala Cabang Sriwijaya Air, Andrian di dalam gudang, Rabu (4/12).
Terlihat sekitar lima orang petugas Mapolsekta Medan Baru melakukan pemeriksaan di dalam gudang. Seorang pegawai yang enggan namanya disebutkan mengaku, dia tidak mengetahui pasti kejadian. Namun, ratusan handpone hilang dari gudang dan diketahui Selasa pagi dan itu pun sudah dilaporkan. “Tanya langsung sama Pak Andrian itu saja karena beliau pimpinan Sriwijaya Air,” ujarnya sambil mengangkati barang-barang.
Kepala Suvervisor Security (keamanan) UBGK Bandara Polonia, Tiram Barus, mengaku, tidak mengetahui hal itu. “Kami tidak tahu menahu dan tahu baru saja karena itu diminta polisi untuk mengantarkan. Lagi pula pihak Sriwijaya Air tidak ada koordinasi mengenai hal itu dan langsung membuat laporannya ke polisi,” ujarnya.
Kanit Reskrim Polsekta Medan Baru, AKP Andi Eko saat ditemui di ruang kerjanya menuturkan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan dan penyelidikan. Menurutnya, modus yang dilakukan yaitu mengambil barang dengan cara masuk ke dalam gudang dan mengambil 225 unit handpone dari berbagai merek tersebut yang dikemas dalam satu kotak besar. “Saksi yang kita mintai keterangan sejauh ini sudah 3 orang dan masih mengumpulkan bukti-bukti yang ada. Untuk keterlibatan orang dalam, belum bisa dipastikan karena masih pemeriksaan,” ungkapnya.
Mengenai pelaku, Andi menuturkan, pihaknya belum bisa memastikkan berapa pelaku. “Belum bisa dipastikan ada berapa orang pelakunya karena masih pengumpulan bukti-bukti dan memintai keterangan saksi-saksi,” jelasnya.
Sedangkan GM Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, Bram Bharoto Tjiptadi saat di VIP room mengatakan, sangat menyesal atas kejadian tersebut. Bram Bharoto menerangkan, pihaknya bersama dengan Sriwijaya Air masih berkoordinasi dan mengumpulkan bukti-bukti yang ada. “Saya heran kenapa bisa sampai terjadi hal seperti itu. Bisa saja ada keterlibatan orang dalam. Saya juga sangat menyesalkan sikap Sriwijaya Air kenapa tidak melaporkan hal tersebut langsung ke pihak Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan tapi pihak justru terlebih dahulu melaporkannya ke pihak kepolisian,” ujarnya. (her/jon)
Proses Pengiriman dan Penerimaan Barang Melalui Udara di Bandara Polonia
- Pengguna jasa mengirimkan barangnya ke maskapai penerbangan yang ingin ditujunya sendiri.
- Pihak gudang kargo maskapai penerbangan selanjutnya menyerahkan barang tersebut ke Unit Bisnis Gudang & Kargo (UBGK) bandara.
- Barang yang tiba di Unit Bisnis Gudang & Kargo (UBGK) bandara selanjutnya ditimbang untuk mengetahui beratnya karena pembayaran sesuai dengan berat barang.
- Barang tersebut pun diperiksa menggunakan X-Ray di UBGK bandara untuk mengetahui isi dari barang yang hendak dikirim.
- Barang harus dikemas terlebih dahulu sebelum barang dimasukkan ke dalam pesawat dan barang yang akan dikirim harus dibuat SMU (Surat Muatan Udara) nya agar diketahui berat barang, jenis barang, daerah asal barang dan daerah tujuan barang dan lain-lainnya.
- Barang dimasukkan ke dalam pesawat dan disertai dengan surat SMU yang dikeluarkan pihak bandara dan UBGK bandara.
- Pesawat tiba di daerah tujuan dan barang pun kembali masuk ke dalam UBGK bandara.
- Pihak penerima bisa mengambil barangnya dengan menunjukkan surat SMU tersebut karena didalam surat SMU sudah dicantumkan semuanya.
- Jika barang hilang di dalam gudang kargo, maka tanggung jawab dari maskapai yang melakukan pengiriman barang tersebut.
Sumber: Angkasa Pura II Bandara Polonia Unit Bisnis Gudang & Kargo (UBGK)