BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Setelah sempat ditahan selama 17 hari di Malaysia, lima nelayan asal Kelantan, Kabupaten Langkat, Sumut tiba akhirnya dipulangkan.
Pemulangan nelayan tersebut dijemput kapal patroli milik PSDKP dari laut perbatasan Indonesia dan Malaysia, mereka tiba di Pelabuhan Perikanan Samudra Belawan, Kamis (4/2) pukul 09.00 WIB.
Nelayan terdiri dari nakhoda, Sahputra Ujung dan anak buah kapal (ABK) KM Inkamina 1, Ridwan, Andi, Asnan serta Syahrial telah dikembalikan ke rumahnya masing – masing. “Kami diserhakan di laut perbatasan dari kapal patroli Malaysia ke kapal patroli kita dan kami sempat ditahan selama 14 dengan sebutan tahanan preman,” kata salah satu nelayan, Syahputra Ujang
Saat acara pemulangan, Kepala PSDK Belawan Andre Fahrulsyah meminta nelayan untuk memahami masalah laut perbatasan agar hal yang sama tidak terulang lagi. “Saat ini tingkat pelanggaran di laut naik, baik yang dilakukan oleh kapal lokal maupun asing. Oleh karena itu kami akan terus meningkatkan pengawasan,” katanya didampingi penyidik Josua Sembiring.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) memberi ucapan terima kasih kepada semua pihak yang membantu proses pemulangan nelayan.”KM Inkamina 1 ini merupakan kapal bantuan PSDKP tahun 2012 dan awalnya proses pemulangan dilakukan melalui jalur Imigrasi yang bisa memakai waktu hingga tiga bulan. Namun setelah berbagai negosiasi mereka bisa pulang dengan cara sederhana,” kata Zulfahri didampingi Sekertaris Ali Sakti Siregar dan Ketua HNSI Medan Abdul Rahman.
Ketua Asosiasi Pengusaha Perikanan Gabion Belawan (AP2GB) Muller Gultom mengajak semua pihak untuk bersinerji membangun kehidupan nelayan. “Bantuan ini kami berikan sebagai bentuk tali asih kami mewakili pengusaha dan mari kita terus bekerjasama membangun nelayan,” katanya didampingi Sekretaris Alfian MY. (fac/ila)
BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Setelah sempat ditahan selama 17 hari di Malaysia, lima nelayan asal Kelantan, Kabupaten Langkat, Sumut tiba akhirnya dipulangkan.
Pemulangan nelayan tersebut dijemput kapal patroli milik PSDKP dari laut perbatasan Indonesia dan Malaysia, mereka tiba di Pelabuhan Perikanan Samudra Belawan, Kamis (4/2) pukul 09.00 WIB.
Nelayan terdiri dari nakhoda, Sahputra Ujung dan anak buah kapal (ABK) KM Inkamina 1, Ridwan, Andi, Asnan serta Syahrial telah dikembalikan ke rumahnya masing – masing. “Kami diserhakan di laut perbatasan dari kapal patroli Malaysia ke kapal patroli kita dan kami sempat ditahan selama 14 dengan sebutan tahanan preman,” kata salah satu nelayan, Syahputra Ujang
Saat acara pemulangan, Kepala PSDK Belawan Andre Fahrulsyah meminta nelayan untuk memahami masalah laut perbatasan agar hal yang sama tidak terulang lagi. “Saat ini tingkat pelanggaran di laut naik, baik yang dilakukan oleh kapal lokal maupun asing. Oleh karena itu kami akan terus meningkatkan pengawasan,” katanya didampingi penyidik Josua Sembiring.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) memberi ucapan terima kasih kepada semua pihak yang membantu proses pemulangan nelayan.”KM Inkamina 1 ini merupakan kapal bantuan PSDKP tahun 2012 dan awalnya proses pemulangan dilakukan melalui jalur Imigrasi yang bisa memakai waktu hingga tiga bulan. Namun setelah berbagai negosiasi mereka bisa pulang dengan cara sederhana,” kata Zulfahri didampingi Sekertaris Ali Sakti Siregar dan Ketua HNSI Medan Abdul Rahman.
Ketua Asosiasi Pengusaha Perikanan Gabion Belawan (AP2GB) Muller Gultom mengajak semua pihak untuk bersinerji membangun kehidupan nelayan. “Bantuan ini kami berikan sebagai bentuk tali asih kami mewakili pengusaha dan mari kita terus bekerjasama membangun nelayan,” katanya didampingi Sekretaris Alfian MY. (fac/ila)