28 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Guru SMAN 16 Medan Mendadak Tewas

MEDAN-DM (54), guru di SMAN 16 Medan mendadak tewas di belakang rumah toko (ruko) yang berada di Jalan Marelan Raya Pasar II Barat Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan. Warga Pasar 4 Kecamatan Medan Marelan ini meregang nyawa diduga akibat sakit jantung saat berkencan dengan seorang waria, Kamis (4/4) kemarin.

Tewas: Jenazah, Dumoli Manurung saat dievakuasi dari lokasi kejadian.//fachrul rozi/sumut pos
Tewas: Jenazah, Dumoli Manurung saat dievakuasi dari lokasi kejadian.//fachrul rozi/sumut pos

Dari informasi yang didapat, guru bidang studi sejarah di SMAN 16 Jalan Kapten Rahmad Buddin Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan itu bertemu dengan sang waria yang bernama M alias S di kawasan Pasar II, Marelan. Saat itu D mengendarai sepeda motor Honda Supra Fit bernopol BK 4915 HL. Keduanya bertemu sekira pukul 05.30 WIB.

Dalam pertemuan itu, D mengajak S melakukan hubungan sejenis dengan tawaran pembayaran Rp20 ribu. Permintaan itu pun disetujui. Kedua insan sejenis ini lalu menuju ke belakang ruko spare part elektronik yang jaraknya sekitar 50 meter dari Simpang Pasar II Kecamatan Medan Marelan.

Di lokasi gelap gulita dan dipenuhi semak-semak, D dan S pun langsung terlibat perbuatan terlarang. Namun, belum lama kegiatan itu berlangsung, D yang dalam posisi berdiri langsung tumbang dan menimpa S. “Tiba-tiba dia terjatuh. Terus aku coba banguni, tapi Bapak itu tak sadar juga,” ujar S tertunduk malu.

Bingung melihat D tewas dengan konsisi setengah bugil, S memilih pulang ke rumah kontrakannya yang berjarak sekitar 300 meter dari lokasi kejadian. Setibanya di rumah, S menceritakan kejadian dialaminya kepada teman-teman waria lainnya. “Lalu aku disarankan melaporkan kepada kepala lingkungan, lalu selanjutnya melapor ke polisi,” katanya.

Petugas Polsekta Medan Labuhan yang turun ke lokasi kejadian setelah menerima laporan warga, kemudian menutupi jasad D dengan spanduk. Ketika akan dibawa ke RSU dr Pirngadi Medan, seorang wanita berinisial br S mengaku sebagai istri D. Dia datang sambil menangis histeris. Kepada polisi, ia meminta jasad suaminya untuk tidak divisum.

“Tidak usah dibawa ke rumah sakit, suami saya memang ada sakit jantung. Biar kami bawa pulang ke rumah saja dia,” ungkapnya. (rul)

MEDAN-DM (54), guru di SMAN 16 Medan mendadak tewas di belakang rumah toko (ruko) yang berada di Jalan Marelan Raya Pasar II Barat Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan. Warga Pasar 4 Kecamatan Medan Marelan ini meregang nyawa diduga akibat sakit jantung saat berkencan dengan seorang waria, Kamis (4/4) kemarin.

Tewas: Jenazah, Dumoli Manurung saat dievakuasi dari lokasi kejadian.//fachrul rozi/sumut pos
Tewas: Jenazah, Dumoli Manurung saat dievakuasi dari lokasi kejadian.//fachrul rozi/sumut pos

Dari informasi yang didapat, guru bidang studi sejarah di SMAN 16 Jalan Kapten Rahmad Buddin Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan itu bertemu dengan sang waria yang bernama M alias S di kawasan Pasar II, Marelan. Saat itu D mengendarai sepeda motor Honda Supra Fit bernopol BK 4915 HL. Keduanya bertemu sekira pukul 05.30 WIB.

Dalam pertemuan itu, D mengajak S melakukan hubungan sejenis dengan tawaran pembayaran Rp20 ribu. Permintaan itu pun disetujui. Kedua insan sejenis ini lalu menuju ke belakang ruko spare part elektronik yang jaraknya sekitar 50 meter dari Simpang Pasar II Kecamatan Medan Marelan.

Di lokasi gelap gulita dan dipenuhi semak-semak, D dan S pun langsung terlibat perbuatan terlarang. Namun, belum lama kegiatan itu berlangsung, D yang dalam posisi berdiri langsung tumbang dan menimpa S. “Tiba-tiba dia terjatuh. Terus aku coba banguni, tapi Bapak itu tak sadar juga,” ujar S tertunduk malu.

Bingung melihat D tewas dengan konsisi setengah bugil, S memilih pulang ke rumah kontrakannya yang berjarak sekitar 300 meter dari lokasi kejadian. Setibanya di rumah, S menceritakan kejadian dialaminya kepada teman-teman waria lainnya. “Lalu aku disarankan melaporkan kepada kepala lingkungan, lalu selanjutnya melapor ke polisi,” katanya.

Petugas Polsekta Medan Labuhan yang turun ke lokasi kejadian setelah menerima laporan warga, kemudian menutupi jasad D dengan spanduk. Ketika akan dibawa ke RSU dr Pirngadi Medan, seorang wanita berinisial br S mengaku sebagai istri D. Dia datang sambil menangis histeris. Kepada polisi, ia meminta jasad suaminya untuk tidak divisum.

“Tidak usah dibawa ke rumah sakit, suami saya memang ada sakit jantung. Biar kami bawa pulang ke rumah saja dia,” ungkapnya. (rul)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/