23.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Ong Sinshe: 20 Bekas Murid, Bukan Tanggung Jawab Saya

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ong Sinshe, merupakan tempat pengobatan terapi di Medan yang banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah di penjuru Indonesia. Praktik pegobatan tradisional dan modern ini langsung ditangani oleh Ong Sinshe atau lebih akrab dipanggil Guru Ong. Dalam praktiknya, Guru Ong dibantu beberapa anggotanya dalam menangani penyakit seperti stroke,syaraf kejepit, patah tulang, dan lainnya.

“Berkisar 41 tahun lebih mendalami ilmu turun temurun ini, ada 20 murid yang pernah ikut dan belajar tentang ilmu terapi ini, namun sayang mereka bukan murid saya lagi alias bukan tanggung jawab saya lagi,” tegas Guru Ong Kepada wartawan di lokasi praktik Ong Sinshe di Komplek Perumahan Karya Sehati Residence Jalan Karya Sehati No 7 Karang Barombak, Medan Barat, Selasa (5/9).

Guru Ong memberikan alasan mengapa ke 20 bekas muridnya itu bukan tanggung jawabnya lagi. Pertama, sejak ke-20 mantan muridnya tersebut pergi, mereka mencoba membuka praktik pengobatan terapi sendiri tanpa sepengetahuan dirinya, sehingga pasien yang pernah mereka tangani bukannya sembuh malah semakin parah.

”Masyarakat yang berobat itu tahunya mereka pernah bekerja dan belajar dari saya, sampai ada yang komplainnya ke saya,” tutur Guru Ong. Akhirnya, kata Guru Ong, pasien yang bermasalah itu datang kepadanya dan ditangani Guru Ong hingga sembuh.

”Waktu itu pasiennya bermasalah di syaraf, ditangani mereka bukannya sembuh malah lidah sampai menjulur, akhirnya saya tangani, syukur puji tuhan akhirnya pasiennya sembuh,” kata Guru Ong.

Kedua, selama menangani pasien, mantan muridnya tersebut tidak teliti. “Jelas ini sangat berbeda dengan ajaran yang saya ajarkan, ketelitian dalam menangani pasien itu sangat penting, dan di sini Ong Sinshe juga tidak pernah mematokan harga dalam menangani pasien. Bahkan sebaliknya, Ong Sinshe membantu pasien rakyat jelata dengan memberikan sejumlah peralatan kesehatan dan pengobatan gratis kepada pasien hingga sembuh,” terang pria jangkung ini.

Dan yang terakhir ketiga, sejak ke-20 mantan muridnya itu pergi, mereka tidak pernah bersilaturahim dengan dirinya.”Saya bukannya melarang mereka membuka praktik di luar, tapi kalau seperti ini caranya saya tidak setuju, apalagi untuk menangani pasien syaraf itu bukan sembarangan harus benar-benar memiliki insting tinggi,” tandasnya.

Menurut Guru Ong, seharusnya untuk membuka praktik sendiri itu ada restu darinya sampai benar benar bisa menangani pasien. Kemudian untuk mematangkan kemampuan pengobatannya, ada sertifikat yang didapat dari Guru Ong. “Jadi harus ada 3 sertifikat yang harus didapat dari saya, yakni ,statmen didik tempat saya, tanda kelulusan, dan keahlian,” papar Guru Ong.

Perlu diketahui, Guru Ong dalam praktiknya mereka tetap komitmen membantu masyarakat yang berobat tanpa mematok harga seperti yang diajari leluhurnya. Serta tanpa pilih pilih pasien yang ditangani.”Mau pejabat, masyarakat jelata, semuanya saya tampung semua di sini. Artinya, kalau bisa kami obati pasti kami tangani,” ujarnya.

Di usia yang kini menginjak 59 tahun,Guru Ong kerap memegang teguh prinsip sekaligus menjadi motto hidupnya,”Ketika Anda Meringankan Beban Orang Lain, maka Tuhan akan Mempermudah Urusan Anda.”

”Makanya bagi anggota saya yang tidak jujur dan tidak ikhlas dalam bekerja, mereka akan saya usir, dan itu sudah saya lakukan kepada bekas anggota dan murid saya dulu,” pungkasnya.(rel)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ong Sinshe, merupakan tempat pengobatan terapi di Medan yang banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah di penjuru Indonesia. Praktik pegobatan tradisional dan modern ini langsung ditangani oleh Ong Sinshe atau lebih akrab dipanggil Guru Ong. Dalam praktiknya, Guru Ong dibantu beberapa anggotanya dalam menangani penyakit seperti stroke,syaraf kejepit, patah tulang, dan lainnya.

“Berkisar 41 tahun lebih mendalami ilmu turun temurun ini, ada 20 murid yang pernah ikut dan belajar tentang ilmu terapi ini, namun sayang mereka bukan murid saya lagi alias bukan tanggung jawab saya lagi,” tegas Guru Ong Kepada wartawan di lokasi praktik Ong Sinshe di Komplek Perumahan Karya Sehati Residence Jalan Karya Sehati No 7 Karang Barombak, Medan Barat, Selasa (5/9).

Guru Ong memberikan alasan mengapa ke 20 bekas muridnya itu bukan tanggung jawabnya lagi. Pertama, sejak ke-20 mantan muridnya tersebut pergi, mereka mencoba membuka praktik pengobatan terapi sendiri tanpa sepengetahuan dirinya, sehingga pasien yang pernah mereka tangani bukannya sembuh malah semakin parah.

”Masyarakat yang berobat itu tahunya mereka pernah bekerja dan belajar dari saya, sampai ada yang komplainnya ke saya,” tutur Guru Ong. Akhirnya, kata Guru Ong, pasien yang bermasalah itu datang kepadanya dan ditangani Guru Ong hingga sembuh.

”Waktu itu pasiennya bermasalah di syaraf, ditangani mereka bukannya sembuh malah lidah sampai menjulur, akhirnya saya tangani, syukur puji tuhan akhirnya pasiennya sembuh,” kata Guru Ong.

Kedua, selama menangani pasien, mantan muridnya tersebut tidak teliti. “Jelas ini sangat berbeda dengan ajaran yang saya ajarkan, ketelitian dalam menangani pasien itu sangat penting, dan di sini Ong Sinshe juga tidak pernah mematokan harga dalam menangani pasien. Bahkan sebaliknya, Ong Sinshe membantu pasien rakyat jelata dengan memberikan sejumlah peralatan kesehatan dan pengobatan gratis kepada pasien hingga sembuh,” terang pria jangkung ini.

Dan yang terakhir ketiga, sejak ke-20 mantan muridnya itu pergi, mereka tidak pernah bersilaturahim dengan dirinya.”Saya bukannya melarang mereka membuka praktik di luar, tapi kalau seperti ini caranya saya tidak setuju, apalagi untuk menangani pasien syaraf itu bukan sembarangan harus benar-benar memiliki insting tinggi,” tandasnya.

Menurut Guru Ong, seharusnya untuk membuka praktik sendiri itu ada restu darinya sampai benar benar bisa menangani pasien. Kemudian untuk mematangkan kemampuan pengobatannya, ada sertifikat yang didapat dari Guru Ong. “Jadi harus ada 3 sertifikat yang harus didapat dari saya, yakni ,statmen didik tempat saya, tanda kelulusan, dan keahlian,” papar Guru Ong.

Perlu diketahui, Guru Ong dalam praktiknya mereka tetap komitmen membantu masyarakat yang berobat tanpa mematok harga seperti yang diajari leluhurnya. Serta tanpa pilih pilih pasien yang ditangani.”Mau pejabat, masyarakat jelata, semuanya saya tampung semua di sini. Artinya, kalau bisa kami obati pasti kami tangani,” ujarnya.

Di usia yang kini menginjak 59 tahun,Guru Ong kerap memegang teguh prinsip sekaligus menjadi motto hidupnya,”Ketika Anda Meringankan Beban Orang Lain, maka Tuhan akan Mempermudah Urusan Anda.”

”Makanya bagi anggota saya yang tidak jujur dan tidak ikhlas dalam bekerja, mereka akan saya usir, dan itu sudah saya lakukan kepada bekas anggota dan murid saya dulu,” pungkasnya.(rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/