25.6 C
Medan
Wednesday, May 29, 2024

Tak Ada Formasi Guru di Pemko Medan, Tenaga Pendidik akan Direkrut Lewat P3K

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kota (Pemko) Medan akan membuka pendaftaran Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) tahun 2019, dalam waktu dekat ini. Kota Medan mendapat kuota sebanyak 193 formasi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB).

Namun dari formasi yang diberikan, tidak ada formasi untuk tenaga pendidik atau guru. Hal ini memicu kekecewaan dari guru-guru honorer di Kota Medan. Pasalnya, hampir dapat dipastikan mereka tidak dapat mengikuti seleksi untuk menjadi CASN.

Padahal sebelumnya, Pemko Medan telah mengusulkan 800-an formasi ke Kemenpan RB. Dari jumlah itu, lebih dari 500 formasi untuk perekrutan tenaga pendidik (guru). Ternyata, usulan Pemko Medan itu tak disetujui Kemen PAN-RB.

Kepala Badan Kepegawaiaan Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKDPSDM) Kota Medan, Muslim Harahap mengatakan, Kemenpan RB hanya menyetujui 193 formasi untuk teknis dan tenaga lainnya. Sedangkan khusus perekrutan untuk tenaga pendidik akan dilakukan melalui perekrutan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).

Forum Honorer Indonesia (FHI) Kota Medan, mengungkapkan kekecewaannya. Sebab, tenaga pendidik justru menjadi salah satu tenaga yang paling banyak dibutuhkan saat ini, termasuk di Kota Medan. Tapi, Kemenpan RB justru malah menunda perekrutan tenaga pendidik dan harus menunggu dibukanya rekrutmen P3K sebagai jalur khusus untuk para guru honor.

“Saya heran sekaligus kecewa, padahal guru itu sangat dibutuhkan, tapi kok malah ditunda perekrutannya dan malah harus lewat P3K. Kenapa harus begitu? Kenapa tidak seperti tahun-tahun yang lalu? Tenaga pendidik dan kesehatan justru menjadi formasi yang mendominasi perekrutan CPNS,” kata Ketua FHI Kota Medan, Fahrul Lubis kepada Sumut Pos, Senin (4/11).

Disebutnya, bilapun nantinya harus melewati jalur P3K, pemerintah seharusnya tidak melakukan ujian perekrutan, tetapi langsung mengangkat secara resmi para guru honorer K2 sebagai PNS. “K2 ini rata-rata bekerja sebagai guru Honorer itu setidaknya sudah selama 14 tahun. Saya sendiri sudah 16 tahun jadi guru honorer.

Kami sudah buktikan pengabdian kami sebegitu lama, kenapa harus melalui ujian lagi sama seperti mereka yang baru satu atau dua tahun jadi guru honorer bahkan yang tidak pernah jadi guru honorer? Kami sudah pernah sampaikan ke Pemko Medan agar para honorer K2 dapat langsung diangkat sebagai PNS melalui jalur P3K,” ujarnya.

Untuk itu, Fahrul mewakili para guru honorer di Kota Medan, khususnya honorer K2, meminta Pemko Medan untuk segera mengajukan kembali formasi tenaga pendidik ke Kemenpan RB agar dapat segera dilakukan perekrutan termasuk lewat jalur P3K. “Kita akan minta supaya jalur P3K itu bisa segera dibuka, jangan lama-lama lagi, maka dari sekarang kita harapkan untuk bisa diajukan.

Khususnya untuk honorer K2, datanya sudah lengkap di Pemko Medan, tinggal diajukan saja. Kami minta supaya Pemko Medan mau turut memperjuangkan nasib para guru honorer yang telah ikut mencerdaskan kehidupan bangsa di Kota Medan ini, namun belum ikut merasakan kesejahteraan,” pungkasnya.

Honorer Pemprovsu Tak Cemas

Sementara, para tenaga honorer di lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara, tidak cemas sedikit pun menyikapi bakal dilakukannya rekrutmen CASN 2019 pada 11 November ini. Sejumlah tenaga honorer malah tampak mendukung kebijakan perekrutmen itu.

Di antara dari mereka juga ada mau mencoba peruntungan menjadi seorang abdi negara kali ini. “Rencananya begitu, mau dicoba lagi kalau ada buka (CASN) 2019 ini. Mana tau ada rezekinya,” kata Dewi, tenaga honorer di Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu menjawab Sumut Pos, Senin (4/11).

Dia berharap semoga saja formasi sesuai latar belakang pendidikannya ada untuk tahun ini. Apalagi dirinya berencana mencoba formasi di lingkup Pemprovsu, bukan kementerian atau lembaga. “Seperti tahun lalu, gak ada. Kebetulan aku kan latar belakangnya umum, jadi gak bisa ambil yang spesifik gitu. Dengar kabar masih untuk tenaga guru dan tenaga kesehatan juga tahun ini,” katanya.

Wanita yang sudah lama jadi honorer ini mengaku tak mau berpasrah diri dengan keadaan. Selama masih terbuka peluang, dia akan terus mencoba. “Kebetulan umurku masih bisa, ya dicoba ajalah. Kalau ternyata nanti belum berhasil, artinya belum rezeki. Yang tak boleh itu kan pasrah,” katanya.

Tenaga honor lainnya, Fahmi Aulia mengatakan, sejauh ini memang belum terpikir untuk menjadi seorang ASN melalui bidang yang digeluti sekarang. Meski masih terbuka peluang dari tenaga profesional yakni staf ahli pendukung di Biro Humas dan Keprotokolan, baginya kerja sebagai tenaga profesional punya ketertarikan sendiri. Sebab sesuai dengan hobi dan minat yang sudah lama ia geluti.

“Posisi yang diberikan kepada kami adalah staf tenaga pendukung walau kami disamakan dengan tenaga honorer. Tetapi walaupun kami ini tenaga profesional yang sudah siap pakai, tak terpikir untuk diangkat menjadi ASN, diperpanjang kontrak saja setiap tahunnya sudah syukur,” ungkap Fahmi.

Sebelumnya ia bercerita mekanisme perekrutan sebagai tenaga pendukung di Pemprovsu, sekitar dua tahun lalu. Di mana mereka direkrut melalui pengumuman resmi dari Biro Humas dan Keprotokolan, setelah itu melalui serangkaian ujian. Selanjutnya dari 700-an pelamar dipilihlah sekitar 20 orang yang lolos dalam ujian.

“Kami hanya berharap ke depan, Pemprovsu dalam hal ini gubernur, wagub dan sekda melihat kinerja kami, lihat kami sebagai orang profesional, berdayakan kami, lihat apa yang sudah kami bangun dan kami capai,” katanya.

Senada, Riki yang juga tenaga pendukung di Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu menyampaikan dukungan atas rekrutmen CASN tahun ini, meski belum melibatkan para honorer yang sebelumnya digaungkan pemerintah dapat menjadi ASN melalui PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja).

“Kami tenaga profesional, dan kami sudah komit dari awal tidak menuntut apa-apa soal menjadi ASN. Kami juga baru dua tahun, masih banyak honorer yang sudah jadi honorer berpuluh-puluh tahun. Aku pribadi gak berharap apa-apa,” katanya yang belum mau mencoba rekrutmen CASN tahun ini. “Sekarang ini belum,” pungkasnya. (map/prn)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kota (Pemko) Medan akan membuka pendaftaran Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) tahun 2019, dalam waktu dekat ini. Kota Medan mendapat kuota sebanyak 193 formasi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB).

Namun dari formasi yang diberikan, tidak ada formasi untuk tenaga pendidik atau guru. Hal ini memicu kekecewaan dari guru-guru honorer di Kota Medan. Pasalnya, hampir dapat dipastikan mereka tidak dapat mengikuti seleksi untuk menjadi CASN.

Padahal sebelumnya, Pemko Medan telah mengusulkan 800-an formasi ke Kemenpan RB. Dari jumlah itu, lebih dari 500 formasi untuk perekrutan tenaga pendidik (guru). Ternyata, usulan Pemko Medan itu tak disetujui Kemen PAN-RB.

Kepala Badan Kepegawaiaan Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKDPSDM) Kota Medan, Muslim Harahap mengatakan, Kemenpan RB hanya menyetujui 193 formasi untuk teknis dan tenaga lainnya. Sedangkan khusus perekrutan untuk tenaga pendidik akan dilakukan melalui perekrutan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).

Forum Honorer Indonesia (FHI) Kota Medan, mengungkapkan kekecewaannya. Sebab, tenaga pendidik justru menjadi salah satu tenaga yang paling banyak dibutuhkan saat ini, termasuk di Kota Medan. Tapi, Kemenpan RB justru malah menunda perekrutan tenaga pendidik dan harus menunggu dibukanya rekrutmen P3K sebagai jalur khusus untuk para guru honor.

“Saya heran sekaligus kecewa, padahal guru itu sangat dibutuhkan, tapi kok malah ditunda perekrutannya dan malah harus lewat P3K. Kenapa harus begitu? Kenapa tidak seperti tahun-tahun yang lalu? Tenaga pendidik dan kesehatan justru menjadi formasi yang mendominasi perekrutan CPNS,” kata Ketua FHI Kota Medan, Fahrul Lubis kepada Sumut Pos, Senin (4/11).

Disebutnya, bilapun nantinya harus melewati jalur P3K, pemerintah seharusnya tidak melakukan ujian perekrutan, tetapi langsung mengangkat secara resmi para guru honorer K2 sebagai PNS. “K2 ini rata-rata bekerja sebagai guru Honorer itu setidaknya sudah selama 14 tahun. Saya sendiri sudah 16 tahun jadi guru honorer.

Kami sudah buktikan pengabdian kami sebegitu lama, kenapa harus melalui ujian lagi sama seperti mereka yang baru satu atau dua tahun jadi guru honorer bahkan yang tidak pernah jadi guru honorer? Kami sudah pernah sampaikan ke Pemko Medan agar para honorer K2 dapat langsung diangkat sebagai PNS melalui jalur P3K,” ujarnya.

Untuk itu, Fahrul mewakili para guru honorer di Kota Medan, khususnya honorer K2, meminta Pemko Medan untuk segera mengajukan kembali formasi tenaga pendidik ke Kemenpan RB agar dapat segera dilakukan perekrutan termasuk lewat jalur P3K. “Kita akan minta supaya jalur P3K itu bisa segera dibuka, jangan lama-lama lagi, maka dari sekarang kita harapkan untuk bisa diajukan.

Khususnya untuk honorer K2, datanya sudah lengkap di Pemko Medan, tinggal diajukan saja. Kami minta supaya Pemko Medan mau turut memperjuangkan nasib para guru honorer yang telah ikut mencerdaskan kehidupan bangsa di Kota Medan ini, namun belum ikut merasakan kesejahteraan,” pungkasnya.

Honorer Pemprovsu Tak Cemas

Sementara, para tenaga honorer di lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara, tidak cemas sedikit pun menyikapi bakal dilakukannya rekrutmen CASN 2019 pada 11 November ini. Sejumlah tenaga honorer malah tampak mendukung kebijakan perekrutmen itu.

Di antara dari mereka juga ada mau mencoba peruntungan menjadi seorang abdi negara kali ini. “Rencananya begitu, mau dicoba lagi kalau ada buka (CASN) 2019 ini. Mana tau ada rezekinya,” kata Dewi, tenaga honorer di Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu menjawab Sumut Pos, Senin (4/11).

Dia berharap semoga saja formasi sesuai latar belakang pendidikannya ada untuk tahun ini. Apalagi dirinya berencana mencoba formasi di lingkup Pemprovsu, bukan kementerian atau lembaga. “Seperti tahun lalu, gak ada. Kebetulan aku kan latar belakangnya umum, jadi gak bisa ambil yang spesifik gitu. Dengar kabar masih untuk tenaga guru dan tenaga kesehatan juga tahun ini,” katanya.

Wanita yang sudah lama jadi honorer ini mengaku tak mau berpasrah diri dengan keadaan. Selama masih terbuka peluang, dia akan terus mencoba. “Kebetulan umurku masih bisa, ya dicoba ajalah. Kalau ternyata nanti belum berhasil, artinya belum rezeki. Yang tak boleh itu kan pasrah,” katanya.

Tenaga honor lainnya, Fahmi Aulia mengatakan, sejauh ini memang belum terpikir untuk menjadi seorang ASN melalui bidang yang digeluti sekarang. Meski masih terbuka peluang dari tenaga profesional yakni staf ahli pendukung di Biro Humas dan Keprotokolan, baginya kerja sebagai tenaga profesional punya ketertarikan sendiri. Sebab sesuai dengan hobi dan minat yang sudah lama ia geluti.

“Posisi yang diberikan kepada kami adalah staf tenaga pendukung walau kami disamakan dengan tenaga honorer. Tetapi walaupun kami ini tenaga profesional yang sudah siap pakai, tak terpikir untuk diangkat menjadi ASN, diperpanjang kontrak saja setiap tahunnya sudah syukur,” ungkap Fahmi.

Sebelumnya ia bercerita mekanisme perekrutan sebagai tenaga pendukung di Pemprovsu, sekitar dua tahun lalu. Di mana mereka direkrut melalui pengumuman resmi dari Biro Humas dan Keprotokolan, setelah itu melalui serangkaian ujian. Selanjutnya dari 700-an pelamar dipilihlah sekitar 20 orang yang lolos dalam ujian.

“Kami hanya berharap ke depan, Pemprovsu dalam hal ini gubernur, wagub dan sekda melihat kinerja kami, lihat kami sebagai orang profesional, berdayakan kami, lihat apa yang sudah kami bangun dan kami capai,” katanya.

Senada, Riki yang juga tenaga pendukung di Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu menyampaikan dukungan atas rekrutmen CASN tahun ini, meski belum melibatkan para honorer yang sebelumnya digaungkan pemerintah dapat menjadi ASN melalui PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja).

“Kami tenaga profesional, dan kami sudah komit dari awal tidak menuntut apa-apa soal menjadi ASN. Kami juga baru dua tahun, masih banyak honorer yang sudah jadi honorer berpuluh-puluh tahun. Aku pribadi gak berharap apa-apa,” katanya yang belum mau mencoba rekrutmen CASN tahun ini. “Sekarang ini belum,” pungkasnya. (map/prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/