MEDAN- Guna mengefisiensikan energi, lima perusahaan di Sumut berpeluang mendapatkan bantuan secara gratis dari Jerman melalui Grup Banking KFW (Kredit fuer Wiederaufbau) dan Development Bank Germany (DEG). Bersamaan itu, ada 10 perusahaan lainnya yang berasal dari Jakarta dan Surabaya.
Demikian disampaikan Ketua Umum Forum Komunikasi Indonesia-Jerman (FKIJ) Dipl.-Inform. Binaman Kasan, akhir pekan kemarin. Menurut dia, untuk program di Indonesia proyek ini dilaksanakan oleh TUV Nord Indonesia selaku anak perusahaan TUV Nord AG German, yang dipercaya memberikan training dan mengadakan proses penye-leksian terhadap perusahaan yang diikut sertakan ke dalam program bantuan hibah ini.
Dia menyebutkan, bantuan tersebut khusus untuk perusahaan di Sumut yang bergerak di lima bidang yakni industri besi dan baja, perkebunan/industri kelapa sawit, pembangkit tenaga listrik (Power Plant), tekstil dan semen. Alasan ke lima bidang itu dipilih karena bidang tersebut terbanyak beraktifitas mencemari dan mengeluarkan emisi gas karbon.
Untuk memperjuangkan agar lima perusahaan di Sumut bisa mendapatkannya, Binaman menyampaikan baru-baru ini pihaknya mengadakan komunikasi kembali dengan Presdir TUV Nord Indonesia Robert Napitupulu dan Marketing Advisor Mrs Eva Pitterling di Jakarta.
Lembaga itu merupakan satu badan Sertifikasi Internasional (a Member of TUV Nord Group German), yang telah memiliki klien seperti Unilever, Carrefour, Danone, Diamond Cold Storage, dan sejumlah perusahan national/multinasional lainnya. “Ternyata pendaftaran untuk pelatihan gratis itu awalnya berakhir pada November, kini sudah diperpanjang hingga 10 Desember 2011. Sehingga masih memberikan peluang besar bagi perusahaan yang ada di Sumut,” ucapnya.
Bagi perusahaan yang berminat, dia menyebutkan ada 5 perusahaan dari Sumut yang berpeluang diterima. Tapi, sistemnya perusahaan harus mendaftarkan dan mengirimkan berkas persyaratan ke TUV-Nord Indonesia email ellys@tuv-nord.com , binaman.kasan@yahoo.com atau kunjungi website tuv-nord.co.id.
Binaman menerangkan melalui bantuan hibah yang dikemas dalam bentuk pelatihan gratis dari Jerman, ada manfaat yang dapat perusahaan di Sumut yakni dalam hal efisiensi penggunaan energi , penghematan biaya pelatihan sumber daya manusia (SDM) dan biaya memperoleh ISO 50001(Energy Management System). Selain itu, dapat memberi image positif kepada perusahaan terhadap perubahan iklim dan lingkungan hidup. “Dari sisi Business Development Strategy, pelaku usaha akan mudah bersaing di pasar internasional karena sudah memiliki Sertifikasi Standar Internasional, Dia menyebutkan, pada 2011 ini Jerman lebih banyak menyediakan dana bantuan untuk Indonesiayang terkait dengan proyek isu pencemaran lingkungan, perubahan iklim, renewable energy (sektor energi terbarukan) dan infrastruktur serta kesehatan di STIKES Deli Husada, Deli Tua dan Medistra di Lubuk Pakam.
Lebih lanjut, dia merinci tentang bentuk infiesiensi yang paling nyata di negara ini adalah tingginya penggunaan bahan bakar minyak untuk pembangkit listrik. Padahal, dengan menggunakan bahan bakar gas, tenaga air -seperti PLTA Asahan/Inalum dari air terjun Sigura-gura- maupun dengan batubara bisa terjadi efisiensi yang sangat signifikan. Hal penting yang perlu diingat kembali, saat terjadinya pemadaman listrik bergilir di Sumut.
“Syukurlah, dengan hadirnya pak Dahlan Iskan sebagai Dirut PLN saat itu dan sekarang menjabat Menteri BUMN, barulah terjadi perubahan yang sangat signifikan. Beliaulah yang perlu diberi apresiasi atas komitmen dan terobosan baru yang ditempuhnya untuk daerah ini. Sehingga, genset dan solar tidak menjadi rebutan di mana-mana lagi,” sebutnya. (ril)