25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Berkunjung ke Potensi Utama Robotik Club

Gagal di Kompetisi Pertama, Kedua Langsung Juara

STMIK Potensi Utama di Jalan  KL Yos Sudarso Km 6,5 No 3A Tanjung Mulia Medan merupakan kampus berbasis informatika dan komputer. Saat ini mahasiswa STMIK Potensi Utama mempunyai segudang bakat atau talenta di bidang merakit robot diberi nama Potensi Utama Robotik Club (PURC).

M Sahbainy Nasution, Medan

Sejak berdirinya Juli 2007, PURC sudah banyak meraih prestasi yakni pada tahun 2008 juara III Kejuaraan Robotik Indonesia (KRI) tinggkat regional I Sumatera di Politeknik Caltex Riau, tahun 2009 juara I dengan katagori expert single regional I Sumatera dan pada tahun yang sama juara 1,2 dan 3 dengan  katagori best desain dan top skor di Politeknik Caltex Riau yang diadakan kopertis wilayah I Sumut-Aceh.

JUARA: Anggota Potensi Utama Robotik Club foto bersama  robot hasil rakitannya saat meraih juara.//istimewa
JUARA: Anggota Potensi Utama Robotik Club foto bersama dengan robot hasil rakitannya saat meraih juara.//istimewa

Bukan itu saja tahun 2010 juara I tingkat KRI tingkat regional di Poleteknik Bangka Belitung dan juara I katagori best desain Kumorindo (Kontes Muatan Roket Indonesia ) di UGM. Tahun 2011 juara II KRI regional I di Batam dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI), dan juara harapan I di KRI di Medan serta katagori KRCI juara II regional I Medan. Bukan itu saja, mahasiswa STMIK juga salah satu jawara  robotik universitas yang ada di Sumatera.

Ketua PURC, Hadi Iswanto (26) menceritakan awal terbentuknya PURC langsung dari rektor sekaligus pemilik STMIK Potensi Utama, Bob Subhan Riza. Saat itu, kata Hadi, Pak Bob melihat kejuaraan robotik di Institut Teknologi Surabaya (ITS).

Setelah terbentuk, dilakukan rekruitmen pada Mei 2007. Setelah rekrutmen kemudian baru mencoba merakit robot. Agenda pertama mengikuti Kontes Robot Indonesia di Jakarta tepatnya di Kampus Universitas Indonesia.
“Tapi saat itu kita tidak juara,” ucap Hadi.

Menurutnya, usai mengikuti kontes di UI mereka menjadi juara III di Poleteknik Caltex Riau. Setelah mengikuti kontes nasional mereka langsung melakukan pembenahan dan melakukan riset  atau juga mengeksplor robot tersebut.

Hadi mengatakan, mereka tidak terbatas hanya merakit robot tapi juga membuat jam digital, running test, mengembangkan teknologi elektronik dan programming juga mengembangkan data transmisi jarak jauh dari sensor.

“Untuk biaya tergantung mulai dari Rp500 ribu sampai robot yang mahal dengan katagori human niod soccer harganya Rp20 juta,” katanya.
Hadi mengaku, merakit robot mempunyai rasa kepuasan tersendiri dan sangat berguna bagi kehidupan manusia.

“Robot ini sangat banyak manfaatnya baik  untuk penjinak bom, untuk pabrik, millet dan lainnya. Oleh karena itu sangat baik untuk dikembangkan,” ucapnya.

Meskipun sudah meraih berbagai juara, mereka belum berhenti berkreasi. Mereka ingin mewakili Indonesia.
“Ke depan akan terus kita lakukan pembenahan dan berharap lebih baik lagi,” katanya. (*)

Gagal di Kompetisi Pertama, Kedua Langsung Juara

STMIK Potensi Utama di Jalan  KL Yos Sudarso Km 6,5 No 3A Tanjung Mulia Medan merupakan kampus berbasis informatika dan komputer. Saat ini mahasiswa STMIK Potensi Utama mempunyai segudang bakat atau talenta di bidang merakit robot diberi nama Potensi Utama Robotik Club (PURC).

M Sahbainy Nasution, Medan

Sejak berdirinya Juli 2007, PURC sudah banyak meraih prestasi yakni pada tahun 2008 juara III Kejuaraan Robotik Indonesia (KRI) tinggkat regional I Sumatera di Politeknik Caltex Riau, tahun 2009 juara I dengan katagori expert single regional I Sumatera dan pada tahun yang sama juara 1,2 dan 3 dengan  katagori best desain dan top skor di Politeknik Caltex Riau yang diadakan kopertis wilayah I Sumut-Aceh.

JUARA: Anggota Potensi Utama Robotik Club foto bersama  robot hasil rakitannya saat meraih juara.//istimewa
JUARA: Anggota Potensi Utama Robotik Club foto bersama dengan robot hasil rakitannya saat meraih juara.//istimewa

Bukan itu saja tahun 2010 juara I tingkat KRI tingkat regional di Poleteknik Bangka Belitung dan juara I katagori best desain Kumorindo (Kontes Muatan Roket Indonesia ) di UGM. Tahun 2011 juara II KRI regional I di Batam dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI), dan juara harapan I di KRI di Medan serta katagori KRCI juara II regional I Medan. Bukan itu saja, mahasiswa STMIK juga salah satu jawara  robotik universitas yang ada di Sumatera.

Ketua PURC, Hadi Iswanto (26) menceritakan awal terbentuknya PURC langsung dari rektor sekaligus pemilik STMIK Potensi Utama, Bob Subhan Riza. Saat itu, kata Hadi, Pak Bob melihat kejuaraan robotik di Institut Teknologi Surabaya (ITS).

Setelah terbentuk, dilakukan rekruitmen pada Mei 2007. Setelah rekrutmen kemudian baru mencoba merakit robot. Agenda pertama mengikuti Kontes Robot Indonesia di Jakarta tepatnya di Kampus Universitas Indonesia.
“Tapi saat itu kita tidak juara,” ucap Hadi.

Menurutnya, usai mengikuti kontes di UI mereka menjadi juara III di Poleteknik Caltex Riau. Setelah mengikuti kontes nasional mereka langsung melakukan pembenahan dan melakukan riset  atau juga mengeksplor robot tersebut.

Hadi mengatakan, mereka tidak terbatas hanya merakit robot tapi juga membuat jam digital, running test, mengembangkan teknologi elektronik dan programming juga mengembangkan data transmisi jarak jauh dari sensor.

“Untuk biaya tergantung mulai dari Rp500 ribu sampai robot yang mahal dengan katagori human niod soccer harganya Rp20 juta,” katanya.
Hadi mengaku, merakit robot mempunyai rasa kepuasan tersendiri dan sangat berguna bagi kehidupan manusia.

“Robot ini sangat banyak manfaatnya baik  untuk penjinak bom, untuk pabrik, millet dan lainnya. Oleh karena itu sangat baik untuk dikembangkan,” ucapnya.

Meskipun sudah meraih berbagai juara, mereka belum berhenti berkreasi. Mereka ingin mewakili Indonesia.
“Ke depan akan terus kita lakukan pembenahan dan berharap lebih baik lagi,” katanya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/